Kepribadian Manusia (Perilaku Asertif)

opini
Kepribadian Manusia (Perilaku Asertif)

Perilaku asertif adalah perilaku individu untuk mengungkapkan keinginan, kebutuhan, pikiran, perasaan, harapan, pendapat diri sendiri secara tegas dengan jujur, apa adanya, serta sesuai dengan hal dan kewenangan individu tanpa melanggar hak orang lain.

Gaya berkomunikasi juga berpengaruh terhadap perilaku individu sehari-hari. Adapun perilaku yang perlu ditumbuhkan dalam diri agar lebih asertif seperti tetap berpandang positif dan baik dalam menghadapi suatu permasalahan, mengatakan kebenaran dalam mempertahankan tujuan walaupun muncul konflik tetapi selalu menjaga perasaan orang lain, memberi dan menerima umpan balik hal-hal positif dan negatif, serta tegas dalam menentukan pilihan tanpa memaksakan kehendak kepada orang lain.

Mungkin kita sering mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaan serta pendapat kepada orang lain. Kadang kita merasa tidak enak saat akan mengucapkan suatu pendapat kepada rekan kerja atau tim saat dalam suatu pertemuan/ meeting.

Baca Juga: Dampak Positif dari Perilaku Asertif bagi Mahasiswa

Bacaan Lainnya

Rasa tidak enak tersebut muncul karena takut menyakiti perasaan orang lain atau bahkan menghakimi secara tidak langsung. Permasalahan tersebut sejatinya berkaitan dengan keterampilan komunikasi asertif. Lalu apa yang dimaksud dengan asertif?

Secara umum asertif adalah kemampuan untuk menyampaikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain tanpa bermaksud menyerang orang lain.

Orang yang asertif mampu untuk berkata “tidak”, mampu meminta pertolongan, mampu mengekspresikan perasaan positif dan negatif secara wajar.

Chaplin, C.P. (1993:46), “Perilaku adalah semua respon baik itu tanggapan, jawaban, maupun batasan yang dilakukan oleh organisme dan hal ini dapat berupa pendapat, aktivitas, atau gerak-gerik”.

Lazarus dalam Fensterheim & Baer (1995:24), “Perilaku asertif adalah perilaku yang penuh ketegasan yang timbul karena adanya kebebasan emosi dari setiap usaha untuk membela hak-haknya serta adanya keadaan efektif yang mendukung meliputi: a. Mengetahui hak pribadi; b. Berbuat sesuatu untuk mendapatkan hak-hak tersebut dan melakukan hal itu sebagai usaha untuk mencapai kebebasan emosi; Dalam berperilaku untuk mendapatkan hak-haknya itu sesuai dengan adat sosial yang berlaku, tanpa menunjukkan kekerasan terhadap orang yang dihadapi”.

Baca Juga: Self Awareness: Membangun Kesadaran Diri

Perkembangan Perilaku Asertif

Fauziah, Fitriyana (2009:33), “Perilaku asertif, sebagaimana bentuk perilaku lainnya, merupakan perilaku sebagai hasil belajar. Perilaku asertif berkembang sejak kecil dan bergantung pada lingkungan sosial di mana individu belajar tingkah laku.

Di dalam kehidupan, seseorang akan dihadapkan dengan berbagai situasi kehidupan dan tidak semua orang dapat menerapkan perilaku asertif secara konsisten dalam menghadapi situasi tersebut. Hal itu dapat terlihat jelas ketika individu berinteraksi dengan orang lain.

Masih ada individu yang mengalami hambatan dalam interaksi dan komunikasinya. Oleh sebab itu dalam hubungan interpersonalnya setiap individu setidaknya memiliki keterampilan sosial”.

Lloyd (1991:24), “Salah satu hal yang wajar dalam berinteraksi dengan orang lain adalah sikap langsung, jujur, dan penuh respek atau disebut dengan perilaku asertif. Perilaku asertif merupakan salah satu keterampilan sosial yang dapat menunjang dalam mengatasi hambatan saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain”.

Fauziah, Fitriyana (2009:34), “Pengalaman awal pada masa kanak-kanak yang diterima dari orang yang penting dalam kehidupan individu (significant others), baik berupa pesan verbal maupun non verbal yang dapat mempengaruhi penghargaan diri (self recognition).

Bila individu lebih banyak menerima pesan-pesan positif mengenai diri sendiri, maka individu akan mengembangkan posisi hidup I’m Ok– You’re Ok, sebaliknya bila pesan-pesan yang diterima banyak pesan negatif maka akan tanpa sadar individu akan mengembangkan posisi hidup: I’m Ok – You’re not Ok, atau I’m Ok – You’re Ok, atau I’m not Ok – You’re not Ok”.

Ciri-ciri Perilaku Asertif

Fauziah, Fitriyana (2009:34), “Menurut Fensterheim & Baer orang yang berperilaku asertif memiliki empat ciri yaitu:

  1. Merasa bebas untuk mengemukakan emosi yang dirasakan melalui kata dan tindakan;
  2. Dapat berkomunikasi dengan orang lain, baik dengan orang yang tidak dikenal, sahabat, dan keluarga. Dalam berkomunikasi relatif terbuka, jujur, dan sebagaimana mestinya;
  3. Mempunyai pandangan yang aktif tentang hidup, karena orang asertif cenderung mengejar apa yang diinginkan dan berusaha agar sesuatu itu terjadi serta sadar akan dirinya bahwa ia tidak dapat selalu menang, maka ia menerima keterbatasannya, akan tetapi ia selalu berusaha untuk mencapai sesuatu dengan usaha yang sebaik-baiknya dan sebaliknya orang yang tidak asertif selalu menunggu terjadinya sesuatu;
  4. Bertindak dengan cara yang dihormatinya sendiri. Maksudnya karena sadar bahwa ia tidak dapat selalu menang, ia menerima keterbatas berusaha untuk menutupi dengan mencoba mengembangkan dan selalu berusaha untuk menutupi dengan mencoba mengembangkan dan selalu belajar dari lingkungannya”.

Baca Juga: Pentingnya Resiliensi Moral terhadap Fenomena Toxic Relationship Hubungan Pacaran pada Generasi Millenial

Santosa, J.S. (1999:85), “Orang yang asertif akan mempunyai kemampuan untuk: a. Berkata tidak; b. Kemampuan untuk meminta pertolongan; c. Mengekspresikan perasaan-perasaan yang positif maupun yang negatif secara wajar; d. Berkomunikasi tentang hal-hal yang bersifat umum.”

Lloyd (1991:29), “Ciri-ciri individu yang asertif menurut, yaitu: a. Mempunyai kemampuan untuk jujur dan langsung, yaitu mengatakan sesuatu perasaan, kebutuhan, ide, dan mengembangkan apa yang ada dalam dirinya tanpa mengesampingkan orang lain; b. Bersifat terbuka, apa adanya, dan mampu bertindak demi kepentingannya; c. Mampu mengambil inisiatif demi kebutuhannya; d. Bersedia meminta informasi dan bantuan dari orang lain bilamana membutuhkan dan membantu ketika orang lain memerlukan pertolongan; e. Dalam menghadapi konflik dapat menyesuaikan dan mencari penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak; f. Mempunyai kepuasan diri, harga diri, dan kepercayaan diri.”

Komponen Perilaku Asertif

Eisler dalam Martin & Poland (1980), mengungkapkan komponen perilaku asertif:

1. Complain

Berkaitan dengan usaha seseorang untuk menolak atau tidak sependapat dengan orang lain. Yang perlu ditekankan disini adalah keberanian seseorang untuk mengatakan “tidak” pada orang lain jika memang itu tidak sesuai dengan keinginannya.

2. Duration of Raply

Merupakan lamanya waktu bagi seseorang untuk mengatakan apa yang dikehendakinya, dengan menerangkannya pada orang lain. Orang yang asertifitasnya tinggi memberikan respon yang lebih lama (dalam arti lamanya waktu untuk berbicara) daripada orang yang tingkat asertifitasnya rendah.

3. Loudness

Berbicara lebih keras biasanya lebih asertif selama seorang itu tidak berteriak. Berbicara dengan suara yang jelas merupakan cara yang terbaik dalam berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.

4. Request for new behavior

Meminta munculnya perilaku yang baru pada orang lain, mengungkapkan tentang fakta ataupun perasaan dalam memberikan saran pada orang lain, dengan tujuan agar situasi berubah sesuai yang kita inginkan.

5. Affect Afek

Berarti emosi, ketika seseorang berada dalam keadaan emosi, maka intonasi suaranya akan meninggi. Pesan yang disampaikan akan lebih asertif jika seseorang berbicara dengan fluktuasi yang sedang dan tidak berupa respon yang monoton ataupun respon yang emosional.

6. Latency of respon

Adalah jarak waktu antara akhir ucapan seseorang sampai giliran kita untuk mulai berbicara. Kenyataannya bahwa adanya sedikit jeda sesaat sebelum menjawab secara umum lebih asertif daripada yang tidak terdapat jeda.

Penulis: Asep Tsauriman Tazaka dan Anton Adi Wijaya
Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses