Selama beberapa puluh tahun terakhir, hubungan kebudayaan antara Indonesia dan Jepang telah tumbuh dengan sangat dinamis.
Kedua negara secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan yang memperkuat ikatan budaya, seperti pertukaran pelajar dan seniman, penyelenggaraan festival yang menampilkan seni dan tradisi masing-masing, serta masuknya unsur budaya populer seperti anime, musik, makanan khas, hingga gaya hidup ke dalam keseharian masyarakat.
Melalui berbagai bentuk interaksi ini, Jepang dan Indonesia tidak hanya membina kedekatan secara budaya, tetapi juga mempererat hubungan diplomatik dan menumbuhkan rasa saling pengertian yang mendalam.
Namun, di balik semua kemajuan tersebut, tidak dapat diabaikan bahwa kerja sama budaya juga menghadirkan sejumlah persoalan yang patut diperhatikan.
Baca juga: Pentingnya Belajar dan Menguasai Ilmu Pengantar Statistik bagi Mahasiswa Hubungan Internasional
Misalnya, perbedaan nilai dan norma sosial antarbudaya bisa menimbulkan salah tafsir atau ketegangan dalam interaksi.
Selain itu, pengaruh budaya asing yang terlalu dominan berpotensi memudar atau bahkan mengikis identitas budaya lokal yang telah lama berkembang. Berikut adalah dampak positif dan dampak negatifnya.
Dampak Positif
1. Pertukaran Pendidikan dan Budaya
Program pertukaran pelajar antara Indonesia dan Jepang terus meningkat. Sejak 2004, program “Pesantren Leaders’ Visit to Japan” telah mengundang lebih dari 130 pemimpin pendidikan Islam Indonesia untuk mengunjungi Jepang, memperkuat dialog antarbudaya dan antar agama .
2. Festival Budaya yang Mempererat Hubungan
Festival seperti Jak-Japan Matsuri yang diadakan sejak 2009 di Jakarta menjadi wadah pertukaran budaya yang efektif. Pada edisi 2024, festival ini menarik sekitar 20.000 pengunjung, menampilkan budaya Jepang dan Indonesia, serta memperkuat hubungan masyarakat kedua negara.
3. Pengaruh Budaya Populer Jepang
Budaya populer Jepang, seperti anime dan manga, telah merambah kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Acara seperti Comic Frontier (Comifuro) yang diadakan dua kali setahun di Tangerang, menarik lebih dari 20.000 pengunjung, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap budaya Jepang.
4. Perkembangan Kuliner dan Fesyen Jepang
Kuliner Jepang seperti sushi, ramen, dan takoyaki semakin populer di Indonesia, dengan restoran Jepang hadir di berbagai kota besar. Dalam dunia fesyen, gaya Harajuku dan cosplay menjadi tren di kalangan anak muda, menunjukkan adaptasi budaya yang kreatif.
Baca juga: Peran Mahasiswa dalam Mempertahankan Kebudayaan Indonesia
 Dampak Negatif
1. Risiko Dominasi Budaya Asing
Ketertarikan yang tinggi terhadap budaya Jepang dapat menyebabkan pengabaian terhadap budaya lokal. Generasi muda yang lebih mengenal anime daripada wayang atau tari tradisional menunjukkan adanya tantangan dalam pelestarian budaya Indonesia.
2. Ketimpangan Akses Budaya
Kerjasama budaya cenderung terpusat di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung, sementara daerah lain kurang mendapatkan akses yang sama. Hal ini menciptakan kesenjangan dalam pemahaman dan partisipasi budaya antarwilayah.
3. Adaptasi Budaya yang Dangkal
Adopsi budaya Jepang tanpa pemahaman mendalam dapat menimbulkan kesalahpahaman. Misalnya, penggunaan pakaian tradisional Jepang dalam konteks yang tidak tepat dapat dianggap sebagai bentuk apropriasi budaya.
Kerjasama budaya Indonesia-Jepang membawa banyak manfaat, mulai dari peningkatan pemahaman antarbudaya hingga pengembangan industri kreatif.
Namun, penting bagi kedua negara untuk memastikan bahwa pertukaran budaya dilakukan secara seimbang dan menghormati identitas masing-masing.
Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam mempromosikan budaya lokal, sambil tetap membuka diri terhadap pengaruh positif dari budaya asing.
Baca juga: Statistik sebagai Navigasi untuk Mahasiswa Hubungan Internasional dalam Samudra Informasi
Penulis:Â William Aryo Sudibyo
Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Cenderawasih
Referensi
Rohayati, T. (2017). Cross Cultural Educational Exchanges between Indonesia and Japan. Studia Islamika, 24(1), 205–212.
Danurtia, S., & Setiawan, A. (2023). Pengaruh Diplomasi Budaya Jepang di Indonesia melalui Japan Cultural Weeks 2021. Jurnal Social Logica, 3(3), 27–40.
Hakim, T. (2024). Peran The Japan Foundation terhadap Hubungan Kerjasama Jepang–Indonesia pada Tahun 2020–2022. Global Insights Journal, 1(1).
Yuliani, M., Mulyadi, D., & Adji, R. (2022). The Impact of Japanese Popular Cultures to Indonesian Local Culture. Humaniora, 13(1), 45–56.
Editor: Anita Said
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News