Generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, memainkan peran penting dalam lanskap politik Indonesia. Dengan jumlah mencapai sekitar 60% dari total pemilih pada Pemilu 2024, generasi ini memiliki potensi besar untuk menentukan arah kebijakan dan kepemimpinan nasional di masa depan. Namun, survei menunjukkan adanya dinamika dalam tingkat partisipasi politik mereka.
Tingkat Ketertarikan pada Politik
Menurut survei CSIS dan Katadata, meski 68,3% anak muda sering terpapar berita politik, hanya sekitar 14-15% yang berminat mencalonkan diri sebagai anggota legislatif atau kepala daerah disebabkan oleh beberapa faktor , yaitu pandangan negatif terhadapap politk, banyak anak muda memandang politik sesuatau yang “kotor” dan penuh dengan korupsi, nepotisme, serta konflik kepentingan.dan menurut survei katadata menunjukan lebih dari 50% anak muda menilai politk drbsgsi “buruk” atau “sangat buruk” dikarenakan faktor seperti ketidakjujuran dan adu domba, kekurangan akses dan kesempatan juga bisa menjadi faktor karena struktur politik Indonesia masih dianggap kurang inklusif untuk generasi muda, karena partai-partai seringkali lebih mengutamakan calon yang lebih berpengalaman dari segi Pendidikan, dan juga bergabung dengan partai politik seringkali kontribusi finansial atau waktu yang di mana tidak semua anak muda mampu sediakan.
Sehingga lebih lanjut, hanya 1,1% yang aktif dalam partai politik karna mendapat kesempatan dan segala spek yang mumpuni . Ini mengindikasikan rendahnya ketertarikan pada politik formal meskipun ada kesadaran terhadap isu-isu politik.
Baca Juga: Bagaimana Suara Politik Muda di Era Digital?
Faktor Pengaruh
1. Media Sosial dan Teknologi
Media sosial menjadi saluran utama bagi generasi muda untuk memahami dan berpartisipasi dalam politik. Kampanye digital dan diskusi di platform online memengaruhi pandangan politik mereka.
2. Isu yang Relevan
Anak muda lebih tertarik pada isu-isu seperti kejujuran, antikorupsi, keadilan sosial, dan kesejahteraan ekonomi. Mereka cenderung mendukung pemimpin yang memiliki karakter jujur dan dapat dipercaya.
3. Pandangan terhadap Politik
Sebagian besar anak muda menilai politik sebagai sesuatu yang “buruk” karena faktor seperti korupsi dan konflik kepentingan. Namun, generasi ini tetap peduli terhadap perubahan sosial yang dapat mereka dorong melalui pemilu.
Peluang dan Tantangan
Potensi generasi muda sebagai pengubah permainan dalam politik sangat besar. Namun, tantangan seperti rendahnya keterlibatan formal dan skeptisisme terhadap partai politik harus diatasi.
Salah satu cara adalah dengan menciptakan mekanisme yang lebih inklusif di dalam partai politik, seperti memberikan kuota khusus untuk anak muda, serta mendorong pendidikan politik yang lebih intensif.
Baca Juga: Kekuatan Bangsa dari Kepemimpinan yang Muda
Kesimpulan
Ketertarikan dan kepedulian generasi muda terhadap politik Indonesia menunjukkan peluang besar untuk memperbaiki demokrasi. Namun, ini perlu didukung oleh upaya sistematis untuk meningkatkan partisipasi aktif mereka, baik melalui pendidikan politik maupun reformasi struktural di partai politik.
Penulis: Dendy Aditya Nugraha
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Kristen Satya Wacana
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News
Referensi
Arya Fernandes, Head, dapartement of politics and social change centre for trategic and international studies , Edbert Gani Suryahudata, Researcher. Noory Okthariza, researcher CSIS Indonesia: Pemilih Muda dalam Pemilu 2024 https://www.csis.or.id/publication/pemilih-muda-dalam-pemilihan-umum-2024-dinamis-adaptif-dan-responsif/
Beni Jo-Tirto.id: Peran Generasi muda di pemilu 2024 https://tirto.id/mengenal-gen-z-dan-milenial-peran-generasi-muda-di-pemilu-2024-gEKZ?utm_medium=Share&via=TirtoID&utm_source=Whatsapp
Katadata: Presepsi dan kecenderungan Gen-Z dan milenial terhadap Caores,Prpol & Kampanye Pemilu 2024 https://cdn1.katadata.co.id/media/files/2023/11/14/2023_11_14-09_29_57_b79a6291bfdc96ed7cbd51505b9ca4d8.pdf