Kisah Inspiratif: Mawar Berduri di Tepi Jurang

mawar berduri
Foto: Pixabay.com

Kisah yang tak pernah menjenuhkan meski dibaca berulang kali dan tak menggetirkan meski didengar beribu kali. Baik, saya akan meceritakan kisah inspiratif apa yang pernah saya baca serta pernah saya dengar. Tentang seorang motivator, yang sedang mengisi sebuah training motivasi pada salah satu SMA di Bogor. Cerita ini terjadi pada tahun 1998,  dimana para siwa SMA yang hadir adalah siswa kelas 1 dan 2 saja.

Yang berawal dari dia sang motivator memberikan sebuah kertas putih kepada setiap murid yang hadir saat itu. Dimana para siswa diminta untuk menggambarkan sesuatu di atas kertas putih itu tanpa terikat dengan tema tertentu. Bebas mereka bisa menggambarkan tentang kehidupan mereka, cita-cita, keluarga, ataupun lain sebagainya. Di sana para siswa yang hadir banyak yang bersendau-gurau dengan sesama dan hal itu sangat dimaklumi dilihat dari usia mereka, namun dari sekian banyak siswa tersebut ada seorang sisiwi yang menarik perhatian sang motivatior.

 Seorang siswi tersebut menggambar dengan sangat serius dan tak menghiraukan teman-temannya, lalu pemotivator menghampirinya dan melihat gambaran hasil karyanya. Sangat mencengangkan, bukan karena keindahan namun lebih kemisteriusan yang dihadirkan dalam gambaran hasil karya siswi tersebut.

Bacaan Lainnya

“Mengapa kamu menggambar sebuah mawar yang banyak durinya nak?”, tanya sang motivator terhadap siswi yang ternyata masih duduk di kelas 1 SMA tersebut. Tanpa ragu siswi tersebut menjawab “Mawar, mawar sempurna karena durinya. Mawar itu sempurna karena duri yang ada padanya. Meskipun, banyak orang yang tidak suka dan mengatakan bahwa duri pada mawar mengurangi keelokannya juga sangat mengganggu. Padahal justru adanya duri itulah yang bisa membuat mawar dikatakan sempurna”.

Lalu sang motivator berlanjut dengan pertanyaan berikutnya “Lalu, apa tujuanmu menggambar mawar ini? Apakah ada hubungannya denganmu?”, lalu siswi itu pun menjawab “Tentu gambar mawar ini sangat berhubungan dengan saya, saya sebagai seorang wanita. Dan duri pada mawar itu adalah aturan Tuhan bagi setiap wanita”.  Dan siswi itu lanjut menjelaskan “Seperti halnya duri pada mawar, banyak orang bilang bahwa aturan Tuhan terhadap wanita mengurangi keindahan wanita, menutup semua aurat yang indah, menjadikannya susah bergaul, susah mendapat jodoh, susah mendapat pekerjaan, dan lain sebagainya. Padahal seperti mawar, aturan-aturan itulah yang membuat wanita dikatakan sebagai wanita. Aku adalah mawar berduri. Aku adalah wanita dengan apa yang Tuhan mau untuk kulakukan, akan aku lakukan, dengan apa yang Tuhan mau kukenakan, akan aku kenakan, apa yang Tuhan mau untuk kurasakan, akan aku rasakan, apa yang Tuhan mau untuk aku katakan akan aku katakan. Maka saya mawar berduri. Saya wanita dengan apa yang Tuhan mau, Tuhan mau ada pada diri saya”.

Lalu satu pertanyaan lagi terlontar dari sang motivator “Kemudian, mengapa latar belakang dari mawar berduri ini hitam pekat? Apa karena kamu tak tertarik dengan warna lainnya atau memang ada maksud tertentu?”. Pada saat itu siswi itu adalah seseorang yang memiliki pemikiran luar biasa untuk seumurannya, lalu ia menjawab “Benar saya adalah mawar berduri, namun saya tak mau menjadi mawar di tengah taman yang mana banyak orang bisa memetik dan mendapatkannya dengan mudah. Meskipun ada larangan atau denda itu tak akan membuat saya lebih berharga. Di sini saya ingin menjadi mawar berduri di tepi jurang, warna hitam yang ada pada latar belakang gambar ini menggambarkan tepi jurang. Karena suatu saat saya yakin bahwa akan ada seorang pria berani yang mampu dan mau memetik mawar berduri itu meskipun harus berhadang dengan maut, bukan sembarang laki-laki. Dan laki-laki itu tak akan mudah melepas saya karena tak mudah untuk mendapatkan saya”.

Sangat menakjubkan, seketika ruangan menjadi ramai dengan tepuk tangan para siswa yang ada karena kagum dengan apa yang siswi itu sampaikan. MasyaAllah, memang benar bahwa dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah. (HR.Muslim).

Sumber lain : https://wahdashaqila.wordpress.com/2015/04/24/mawar-berduri-di-tepi-jurang/amp/

Milda Novita Vianti
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Ditulis ulang dari sebuah audio.

Editor: Ningga Yudha Prajna

Baca juga:
Kejutan Terindah dari Kehendak Allah
Mengendalikan Musuh Terbesar dan Berbahaya
Pesan untuk Mahasiswa: Ketahui 6 hal ini, Maka Ilmu Apapun akan Menjadi Milikmu

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI