Abstract
Society is a social entity that serves as a platform for human interaction in building communal life. This article discusses the definition, concepts, and the process of the formation of society from a social science perspective. Society is not only composed of individuals but also shaped by values, norms, and institutions that create order.
The process of its formation involves social interaction, internalization of values, and cultural dynamics. Understanding society provides deep insights into human relationships and the social structure that influences daily life.
Keywords : Society, social interaction, norms, values, social process.
Abstrak
Masyarakat adalah entitas sosial yang menjadi wadah interaksi manusia dalam membangun kehidupan bersama. Artikel ini membahas pengertian, konsep, serta proses terbentuknya masyarakat berdasarkan perspektif ilmu sosial.
Masyarakat tidak hanya terdiri dari individu-individu, tetapi juga dibentuk oleh nilai, norma, dan institusi yang menciptakan keteraturan. Proses pembentukannya melibatkan interaksi sosial, internalisasi nilai, dan dinamika budaya. Pemahaman mengenai masyarakat memberikan wawasan mendalam tentang hubungan manusia dan struktur sosial yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci : Masyarakat, interaksi sosial, norma, nilai, proses sosial.
Pendahuluan
Dalam kajian ilmu sosial, konsep masyarakat menjadi elemen yang sangat penting dalam memahami berbagai dinamika kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup dalam keterasingan atau terisolasi; mereka selalu membutuhkan keberadaan kelompok sebagai sarana untuk memenuhi berbagai kebutuhan, baik fisik maupun psikologis.
Keterhubungan antar individu dalam masyarakat menjadi dasar bagi terjadinya interaksi yang memungkinkan terciptanya struktur sosial yang terorganisir. Masyarakat berfungsi tidak hanya sebagai tempat berinteraksi, tetapi juga sebagai wadah di mana individu-individu berkomunikasi, membangun norma, nilai, serta aturan bersama yang diterima oleh semua pihak.
Masyarakat juga berperan dalam menjaga keteraturan sosial. Keberlanjutan dan kestabilan dalam suatu kelompok sosial hanya bisa tercapai apabila ada konsensus mengenai norma-norma yang mengatur perilaku anggota masyarakat tersebut.
Selain itu, proses sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak pernah lepas dari perubahan, di mana hubungan antara individu dan kelompok senantiasa mengalami transformasi sesuai dengan perkembangan zaman. Masyarakat yang dinamis ini terus beradaptasi dengan berbagai pengaruh eksternal dan internal yang terjadi, baik dalam ranah budaya, ekonomi, maupun politik.
Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengertian masyarakat, serta menguraikan konsep-konsep dasar yang membentuknya.
Pembahasan lebih lanjut akan mengulas tentang bagaimana masyarakat terbentuk melalui proses sosial yang kompleks, di mana interaksi antar individu dan kelompok saling berperan dalam menentukan struktur dan aturan sosial yang ada. Dengan demikian, pemahaman terhadap konsep masyarakat akan membantu kita memahami bagaimana kehidupan sosial berjalan dan bagaimana peran individu di dalamnya (Bungin, 2014).
Baca Juga:Â Pranata Sosial sebagai Panduan Generasi Muda di Era Globalisasi
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam studi literatur adalah penelitian kepustakaan (library research), yaitu serangkaian penelitian yang berkaitan dengan metode pengumpulan data dari berbagai sumber pustaka, seperti buku, dokumen, dan jurnal ilmiah.
Penelitian kepustakaan atau kajian literatur (literature review, literature research) adalah penelitian yang secara kritis meninjau pengetahuan, gagasan, atau temuan yang terdapat dalam literatur berorientasi akademik (academic-oriented literature), serta merumuskan kontribusi teoritis dan metodologisnya untuk topik tertentu.
Pembahasan
Konsep Masyarakat
Secara etimologis, istilah “masyarakat” berasal dari bahasa Arab musyarakah, yang mengandung makna hubungan atau interaksi. Dalam perspektif sosiologi, masyarakat merujuk pada sekelompok individu yang hidup bersama dalam suatu area atau wilayah tertentu, berinteraksi satu sama lain, dan terikat oleh nilai-nilai, norma, serta tujuan bersama yang disepakati.
Konsep masyarakat ini mencerminkan kompleksitas hubungan sosial yang terjadi dalam suatu kelompok manusia yang saling bergantung dan mempengaruhi.
Berbagai pandangan mengenai konsep masyarakat telah dikemukakan oleh beberapa tokoh sosiologi terkemuka. Emile Durkheim, salah satu sosiolog terpenting, menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu kesatuan yang dibangun atas dasar solidaritas, baik yang bersifat mekanik maupun organik.
Solidaritas mekanik terjadi pada masyarakat yang homogen, dimana anggotanya memiliki kesamaan dalam nilai dan keyakinan. Sementara solidaritas organik muncul dalam masyarakat yang lebih kompleks, di mana individu-individu saling bergantung satu sama lain meskipun memiliki perbedaan yang jelas dalam fungsi sosial mereka (Durkheim, 2009).
Max Weber, dalam pandangannya, menekankan bahwa masyarakat terbentuk melalui tindakan sosial yang bermakna. Tindakan sosial ini dipahami sebagai perilaku yang dilakukan oleh individu dengan maksud tertentu dan berorientasi pada orang lain dalam suatu konteks sosial.
Menurut Weber, untuk memahami masyarakat, kita perlu melihat makna yang diberikan oleh individu dalam tindakannya, yang berinteraksi dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat tersebut (Weber, 2001).
Sementara itu, Koentjaraningrat, seorang tokoh sosiologi Indonesia, mendefinisikan masyarakat sebagai kesatuan hidup manusia yang terikat oleh adat istiadat dan rasa identitas bersama.
Menurut Koentjaraningrat, masyarakat tidak hanya dibentuk oleh interaksi sosial, tetapi juga oleh nilai-nilai budaya dan tradisi yang diterima secara kolektif oleh anggota masyarakat tersebut (Koentjaraningrat, 2010).
Baca Juga:Â Strategi Pemerintah untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Karakteristik Masyarakat
Masyarakat memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari kelompok atau individu lainnya. Karakteristik-karakteristik ini mencerminkan dinamika hubungan sosial yang terjadi di dalamnya serta cara masyarakat mempertahankan eksistensinya. Berikut adalah beberapa karakteristik utama yang dapat ditemukan dalam suatu masyarakat:
Adanya Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah salah satu elemen fundamental dalam masyarakat. Proses komunikasi dan hubungan yang terjalin antar individu merupakan dasar terbentuknya hubungan sosial dalam masyarakat.
Melalui interaksi ini, individu saling mempengaruhi, berbagi informasi, serta membangun koneksi yang memperkuat ikatan sosial. Interaksi sosial ini juga memungkinkan terciptanya norma-norma dan nilai-nilai yang menjadi pedoman hidup bersama (Giddens, 2013).
Keberlanjutan (Continuity)
Keberlanjutan masyarakat terjadi karena adanya penerusan nilai-nilai dan norma-norma yang dijaga dan diteruskan dari generasi ke generasi.
Masyarakat tidak hanya hidup dalam ruang waktu tertentu, tetapi berlanjut dengan mempertahankan tradisi, kebiasaan, serta sistem yang ada, sekaligus menyesuaikan dengan perubahan zaman. Keberlanjutan ini juga mencakup aspek adaptasi yang memungkinkan masyarakat untuk bertahan dalam menghadapi tantangan baru (Bungin, 2014).
Institusi Sosial
Dalam masyarakat, terdapat berbagai institusi sosial yang berfungsi untuk mengatur perilaku dan menjaga keteraturan sosial. Institusi ini mencakup struktur organisasi seperti keluarga, agama, pendidikan, dan ekonomi yang berperan penting dalam membentuk norma dan perilaku individu.
Setiap institusi sosial memiliki peran tertentu yang saling mendukung untuk memastikan kesejahteraan dan kestabilan masyarakat secara keseluruhan (Giddens, 2013).
Kesadaran Kolektif
Kesadaran kolektif merujuk pada perasaan saling memiliki dan rasa identitas bersama yang dimiliki oleh anggota masyarakat. Hal ini tercermin dalam rasa solidaritas dan kebersamaan yang memperkuat ikatan sosial.
Kesadaran kolektif ini memungkinkan anggota masyarakat untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama dan menghadapi tantangan sosial yang ada. Dalam konteks ini, masyarakat tidak hanya sekedar kumpulan individu, tetapi sebuah kesatuan yang memiliki tujuan dan kepentingan bersama (Durkheim, 2009).
Baca Juga:Â Dampak Polarisasi Politik terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat
Proses Terbentuknya Masyarakat
Masyarakat tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan melalui proses sosial yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor. Salah satu elemen kunci dalam pembentukan masyarakat adalah interaksi sosial. Melalui komunikasi dan tindakan timbal balik antar individu, hubungan sosial yang lebih luas dapat terbangun.
Interaksi sosial ini merupakan dasar bagi terciptanya ikatan yang menghubungkan individu dengan kelompok atau masyarakat yang lebih besar. Setiap individu yang terlibat dalam interaksi ini berperan dalam memperkuat struktur sosial dan memperkaya nilai-nilai yang ada dalam masyarakat (Bungin, 2014).
Proses berikutnya adalah internalisasi nilai dan norma. Nilai dan norma sosial diajarkan dan diinternalisasi melalui proses sosialisasi, yang dimulai sejak individu masih anak-anak. Keluarga berperan sebagai agen sosialisasi pertama, yang kemudian dilanjutkan oleh pendidikan, agama, dan berbagai institusi sosial lainnya.
Melalui sosialisasi, individu tidak hanya belajar tentang peraturan sosial yang berlaku, tetapi juga tentang bagaimana berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat, yang pada gilirannya memperkuat keteraturan dalam masyarakat tersebut (Koentjaraningrat, 2010).
Selanjutnya, institusionalisasi terjadi ketika aturan-aturan sosial yang awalnya bersifat informal dan spontan mulai diorganisasi dan dijadikan sebagai bagian dari struktur sosial yang lebih teratur. Institusi-institusi sosial seperti sistem hukum, tradisi, dan adat istiadat terbentuk untuk mengatur perilaku individu dalam masyarakat.
Institusionalisasi ini memungkinkan masyarakat untuk menjalankan kehidupan bersama dengan lebih sistematis, di mana setiap individu dan kelompok memiliki pedoman yang jelas mengenai hak, kewajiban, dan peran mereka dalam kehidupan sosial (Bungin, 2014).
Terakhir, dinamika sosial menggambarkan bagaimana masyarakat terus berkembang dan berubah seiring waktu. Perubahan yang terjadi bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perkembangan teknologi, perubahan dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya.
Dinamika ini menghasilkan struktur sosial yang semakin kompleks, di mana hubungan antara individu, kelompok, dan institusi menjadi lebih beragam dan saling terkait. Proses perubahan ini juga menciptakan tantangan dan peluang baru bagi masyarakat untuk beradaptasi dan terus berkembang (Giddens, 2013).
Baca Juga:Â Sosiologi Organisasi: Membongkar Realitas Kehidupan Berorganisasi
Peran Nilai dan Norma dalam Kehidupan Bermasyarakat
Nilai dan norma sosial memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga keteraturan dan stabilitas kehidupan masyarakat. Keduanya berfungsi sebagai pedoman yang mengatur interaksi antarindividu, memastikan bahwa perilaku anggota masyarakat tetap berada dalam batas yang diterima bersama. Tanpa adanya nilai dan norma, masyarakat akan kesulitan untuk mempertahankan kerukunan dan keharmonisan sosial.
Nilai Sosial merupakan keyakinan kolektif yang dipegang teguh oleh anggota masyarakat mengenai apa yang dianggap baik, benar, dan penting. Nilai-nilai ini menjadi dasar dalam pembentukan identitas kelompok dan merupakan pedoman dalam bertindak. Misalnya, nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, dan gotong-royong sangat dihargai dalam masyarakat Indonesia.
Nilai-nilai tersebut mengarahkan individu untuk berperilaku dengan cara yang mencerminkan kebaikan dan manfaat bagi diri sendiri serta orang lain. Tanpa adanya nilai-nilai ini, masyarakat akan kehilangan arah dan tujuan bersama yang mempersatukan anggota-anggotanya (Koentjaraningrat, 2010).
Sementara itu, Norma Sosial adalah aturan atau pedoman yang mengarahkan perilaku individu agar sesuai dengan harapan masyarakat. Norma ini dapat bersifat formal, seperti hukum, atau informal, seperti tata krama dan kebiasaan sehari-hari. Contohnya termasuk aturan berpakaian yang sesuai dengan tempat dan waktu, atau tata krama dalam berbicara dan bertindak di depan orang lain.
Hukum sebagai salah satu norma sosial memiliki peran penting dalam mengatur kehidupan masyarakat agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan atau tindakan yang merugikan pihak lain. Norma sosial memberikan struktur dan kestabilan dalam hubungan antar individu, menjaga agar interaksi sosial berlangsung dengan cara yang harmonis dan tertib (Bungin, 2014).
Tantangan dalam Kehidupan Bermasyarakat
Seiring berjalannya waktu, masyarakat dihadapkan pada sejumlah tantangan yang dapat mempengaruhi kestabilan dan keharmonisan sosial. Tantangan-tantangan ini datang dari berbagai faktor, baik eksternal maupun internal, yang memerlukan perhatian serius agar masyarakat dapat terus berkembang dengan seimbang. Beberapa tantangan utama yang dihadapi masyarakat saat ini meliputi globalisasi, perubahan sosial, dan konflik sosial.
Globalisasi menjadi salah satu tantangan besar yang mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat. Proses globalisasi membawa pengaruh budaya asing yang masuk dengan sangat cepat, yang seringkali memengaruhi nilai-nilai dan tradisi lokal.
Sebagai dampaknya, terdapat potensi terjadinya homogenisasi budaya, di mana identitas budaya asli masyarakat dapat tergerus oleh nilai-nilai budaya global yang lebih dominan. Pengaruh budaya asing ini dapat mengubah cara berpikir, berperilaku, dan bahkan pola konsumsi dalam masyarakat.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menjaga kelestarian budaya lokal agar tetap relevan dan dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan jati diri (Bungin, 2014).
Selain itu, perubahan sosial menjadi tantangan lain yang tak bisa diabaikan. Masyarakat harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan teknologi, urbanisasi yang pesat, serta pola hidup modern yang semakin berkembang. Perubahan teknologi, misalnya, membawa dampak besar dalam cara individu berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga menuntut masyarakat untuk mengikuti perkembangan teknologi agar tidak tertinggal.
Urbanisasi, yang ditandai dengan peralihan penduduk dari desa ke kota, juga menyebabkan perubahan dalam struktur sosial dan cara hidup. Hal ini sering kali menyebabkan ketidaksesuaian antara nilai tradisional dengan gaya hidup modern yang lebih praktis dan serba cepat (Koentjaraningrat, 2010).
Terakhir, konflik sosial muncul sebagai tantangan yang seringkali disebabkan oleh perbedaan kepentingan, baik itu antara individu maupun kelompok dalam masyarakat. Perbedaan dalam pandangan, status sosial, atau bahkan kepentingan politik dapat memicu ketegangan yang berujung pada konflik.
Konflik ini, apabila tidak dikelola dengan baik, dapat merusak keharmonisan sosial dan memperburuk hubungan antarindividu atau antar kelompok dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk membangun mekanisme penyelesaian konflik yang konstruktif agar perdamaian dan keseimbangan sosial tetap terjaga (Giddens, 2013).
Kesimpulan
Masyarakat merupakan entitas yang terbentuk dari interaksi sosial antarindividu yang diatur oleh sistem nilai, norma, dan institusi yang ada. Proses terbentuknya masyarakat tidak bersifat instan, melainkan merupakan hasil dari rangkaian interaksi yang berlangsung secara berkelanjutan.
Interaksi sosial yang terjadi antarindividu menciptakan hubungan yang mendalam, menguatkan ikatan sosial, dan membentuk norma yang mengatur perilaku dalam masyarakat. Selain itu, internalisasi nilai dan norma yang terjadi melalui sosialisasi memungkinkan individu untuk memahami dan menerima aturan-aturan sosial yang berlaku, sehingga tercipta keteraturan dalam kehidupan bersama.
Selain itu, dinamika sosial yang terus berkembang juga memainkan peran penting dalam membentuk masyarakat. Perubahan yang terjadi, baik karena faktor teknologi, ekonomi, atau politik, mendorong terbentuknya struktur sosial yang semakin kompleks.
Masyarakat yang mampu beradaptasi dengan dinamika ini akan tetap bertahan dan berkembang, sementara masyarakat yang tidak mampu menyesuaikan diri akan menghadapi tantangan dalam menjaga keharmonisan sosial. Oleh karena itu, proses sosial yang terus-menerus bertransformasi sangat menentukan bagaimana masyarakat itu sendiri berkembang dan menjaga keteraturan.
Memahami konsep dan karakteristik masyarakat sangat penting untuk melihat bagaimana hubungan antara individu dan struktur sosial saling mempengaruhi. Masyarakat berfungsi sebagai ruang di mana individu dapat menemukan tempatnya, berperan dalam kelompok, dan menjalankan kehidupan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dalam konteks ini, individu memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi aktif dalam menjaga nilai-nilai dan norma yang ada, serta berperan dalam menjaga keseimbangan sosial yang ada. Keseimbangan tersebut penting agar masyarakat tetap teratur, harmonis, dan mampu menghadapi berbagai tantangan yang datang.
Tanggung jawab ini menunjukkan bahwa setiap individu dalam masyarakat bukan hanya sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai pihak yang berperan dalam memelihara keteraturan dan keadilan sosial.
Penulis: Vinny Aulia Asmarinda
Mahasiswa Jurusan Administrasi Publik, Universitas Andalas
Daftar Pustaka
Bungin, B. (2014). Metodologi Penelitian Sosial: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Kencana.
Durkheim, E. (2009). The Division of Labour in Society. New York: Free Press.
Giddens, A. (2013). Sociology. London: Polity Press.
Koentjaraningrat, (2010). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Weber, M. (2001). The Theory of Social and Economic Organization. New York: Free Press.
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News