Korelasi Media Sosial dengan “Alter-Ego” pada Suatu Individu

Media Sosial dan “Alter-Ego”
Gambar dibuat dengan Teknologi AI

Sebagai manusia yang notabenenya merupakan makhluk sosial dan membutuhkan interaksi dengan individu lain, maka sudah sewajarnya kita menjalin interaksi dengan orang lain. Sebuah interaksi dapat terjalin secara langsung maupun tidak langsung.

Salah satu contoh interaksi adalah melalui media sosial. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, semakin banyak yang menggunakan media sosial khususnya pada generasi muda. Platform media sosial yang saat ini marak digunakan adalah Instagram, X, Tiktok, dan lainnya.

Seluruh media sosial yang digunakan tentunya dilandaskan oleh tujuan yang berbeda-beda dari setiap individunya. Terdapat beberapa tujuan yang dapat mereka jadikan alasan dalam menggunakan media sosial, salah satunya adalah agar dapat membuat akun privat pada platform tersebut. Eksistensi dari akun privat ini semakin marak seiring berjalannya waktu.

Di sisi lainnya, tujuan dari akun privat ini cenderung agar sang pemilik akun tidak diketahui identitas yang ia miliki di dunia nyata. Secara spesifik, saat ini seringkali kita menemukan akun privat dengan mencantumkan keterangan sebagai akun ‘Alter-Ego’.

Bacaan Lainnya

Menurut ahli, ‘Alter-ego’ ini adalah kondisi saat seseorang menciptakan karakter baru dan mengenal karakter tersebut karena dibentuk dalam keadaan sadar. Sehingga, hal ini seringkali membuat masyarakat luas salah paham mengenai pemahaman ini dari kepribadian ganda dengan ‘Alter-Ego’ ini.

Dua hal ini tentunya merupakan hal yang berbeda, karena kepribadian ganda adalah suatu kondisi dimana seorang individu tidak sadar akan kepribadian yang berbeda pada dirinya. Sedangkan, ‘Alter-Ego’ adalah suatu kondisi dimana suatu individu menciptakan karakter baru dan menyadari sepenuhnya mengenai karakter baru tersebut.

Baca Juga: Dampak Media Sosial terhadap Kehidupan Psikologis Generasi Z

Fenomena ini mulai marak sejak beberapa tahun terakhir dikarenakan semakin berkembangnya informasi serta teknologi. Sehingga, banyak dari masyarakat yang mengetahui eksistensi dari ‘Alter-Ego’ ini dan merasa bahwa mereka memiliki “urgensi” untuk membuat akun privat sebagai wadah untuk menampilkan sisi alter-ego yang mereka miliki.

Dalam menampilkan sisi alter-ego, masyarakat cenderung menampilkannya di akun privat yang notabenenya hanya dapat diakses ataupun diketahui oleh beberapa orang tertentu yang mereka rasa dapat dipercayai.

Hal ini dikarenakan, seringkali sifat ataupun sisi alter-ego yang mereka miliki dapat berisiko untuk tidak diterima pada khalayak umum.

Oleh karena itu, mereka hanya menampilkannya pada akun privat agar citra yang sudah mereka bangun dan miliki di depan publik serta sikap yang mereka perlihatkan pula selama sehari – hari tidak hilang dan sia – sia begitu saja.

Dalam suatu pandangan, tentunya terdapat sisi positif maupun negatif terhadap semua hal, termasuk fenomena akun privat alter-ego ini. Dapat dimulai dari sisi positif pada konteks ini yaitu, individu yang memiliki akun privat ini akan memiliki kebebasan dalam mengekspresikan diri serta perasaannya.

Hal ini dikarenakan seperti sebagaimana yang kita ketahui, setiap orang memiliki kebebasan dalam mengekspresikan perasaan serta opininya. Kemudian, yang kedua adalah mereka dapat menjadi diri mereka sendiri apa adanya tanpa harus mengkhawatirkan citra yang mereka miliki di kehidupan sehari – hari.

Dapat ditarik contoh, seorang bos yang seringkali memiliki citra yang bijak, tenang, dan berwibawa agar dapat disegani dan dihormati oleh para karyawannya, namun pada kenyataannya ia juga merupakan pribadi yang humoris, ceroboh dan konyol hanya saja tidak dapat memperlihatkan sisinya yang seperti itu di kantor. Oleh karena itu mereka dapat menyalurkan sifat konyol ataupun cerobohnya di akun privat alter-ego ini.

Kemudian pada sisi negatifnya karena kebebasan di akun alter-ego ini dapat menyebabkan terjadinya perselisihan di dunia maya.

Hal ini dikarenakan akun tersebut yang notabenenya bersifat privat dan tidak menampilkan identitas yang jelas atau yang sebenarnya, sehingga seringkali disalahgunakan untuk mengejek atau mengumbar kebencian (hate-speech) terhadap seseorang dan merasa bahwa mereka tidak akan diketahui identitas aslinya, contohnya di kolom komentar postingan seseorang.

Hal ini sudah sangat sering terjadi, khususnya pada kolom komentar public-figure ataupun orang yang memiliki popularitas tinggi.

Baca Juga: Media Sosial: Mulut Julid Berwujud Elektronik

Pada sisi lainnya, fenomena akun privat alter-ego ini tidak dapat dikatakan sebagai hal yang sepenuhnya merugikan. Hal ini dikarenakan pada dasarnya hal ini juga turut merupakan bagian kehidupan dari kita sebagai manusia yaitu butuh interaksi, mengekspresikan emosi yang ada pada diri kita yang bisa saja seringkali tidak dapat selalu kita luapkan kepada orang lain.

Kemudian, seperti yang sudah dijelaskan, mereka seringkali menggunakan akun ini untuk meluapkan emosi ataupun opini yang sulit untuk diungkapkan pada kehidupan nyata.

Sehingga melalui akun ini, mereka dapat lebih merasa lega dari perasaan – perasaan yang mengganjal, hal menyebalkan yang terjadi di hari ini, tuntutan yang harus mereka hadapi di kehidupan sehari – hari, ekspektasi yang harus mereka penuhi di lingkungan sekitar, dan masih banyak lagi.

Oleh karena itu, fenomena ini tidak dapat dikatakan selalu negatif walaupun memang memiliki dampak negatif didalamnya, namun hal itu semua akan kembali lagi kepada individu yang memiliki akun ini.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan alasan dari fenomena alter-ego ini cenderung terjadi pada sosial media dikarenakan aksesnya yang mudah, dapat diperlihatkan kepada beberapa orang tertentu yang pengguna percayai dan memudahkan pengguna dalam menampilkan sisi lain dari dirinya.

Fenomena ini memiliki sisi positif serta negatif, dan tujuan kegunaan akun ini bergantung pada pemilik akun itu sendiri. Maka dari itu, jadilah pengguna yang bijak dan senantiasa menjaga kerukunan antar individu.

            

Penulis: Puan Nitara
Mahasiswa Jurusan Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses