Kripto Anjlok: Niat Jadi Kaya, Ehh Malah Jadi Melarat

kripto anjlok

Beberapa hari terakhir, dunia sedang banyak memperbincangkan mengenai anjloknya salah satu aset kripto yang masuk dalam jajaran 10 terbesar yaitu LUNA. Hal tersebut dikarenakan LUNA mengalami penurunan harga yang sangat drastis hingga mencapai 98%. Dilansir dari iNews.id, nilainya merosot drastis dari yang sebelumnya hampir mencapai 120 dolar menjadi kurang dari 1 dolar pada hari Rabu (11/5/2022).

Keruntuhan LUNA tersebut tentunya sangat mengejutkan dan menjadi pukulan besar bagi para pemegangnya. Melalui Reddit, seorang investor LUNA bercerita mengenai kerugian yang dialaminya yang mencapai sekitar 45.000 dolar US. Ia bahkan bercerita bahwa akan terancam kehilangan rumah dan menjadi gelandangan karena tak lagi mampu membayar cicilan rumahnya.

Salah satu hal yang mempengaruhi terjadinya cryptocrash ini adalah sentimen negatif pada pasar keuangan global yang diakibatkan terjadinya inflasi Amerika Serikat yang berujung pada keputusan The FED untuk menaikkan suku bunga acuan.

Bacaan Lainnya
DONASI

Akibat dari sentimen-sentimen negatif tersebut banyak dari investor yang menjual aset keuangan beresiko tinggi yang salah satunya adalah aset kripto dan berujung pada penurunan harga aset kripto tersebut.

Apabila dilihat dari postingan yang kerap beredar di media seperti TikTok, Twitter, Instagram, dan lain sebagainya, masih cukup banyak ditemui cerita-cerita orang yang jatuh miskin setelah aset investasinya turun drastis. Bahkan masih banyak ditemui cerita mengenai orang yang berinvestasi dengan uang hasil berhutang maupun uang panas lainnya. Hal ini sering terjadi karena keinginan untuk menjadi kaya secara instan dan kurangnya pengetahuan dalam mengelola keuangan.

Pada masyarakat Indonesia sendiri, juga banyak ditemui cerita-cerita mengenai orang yang jatuh miskin dikarenakan aset investasi yang dibelinya menggunakan uang panas anjlok nilainya. Dalam berinvestasi terutama yang memiliki risiko tinggi seperti saham dan juga kripto, sangat tidak dianjurkan menggunakan uang yang akan diperlukan dalam waktu dekat.

Hal tersebut dikarenakan apabila terjadi penurunan harga yang drastis maka akan berdampak besar pada keuangan sang investor yang berantakan. Uang untuk investasi sebaiknya merupakan uang yang tidak diperlukan dalam waktu dekat.

Selain itu, sebelum mulai berinvestasi seseorang perlu terlebih dulu memiliki dana darurat yang dapat digunakan dalam situasi yang mendesak.

Apabila semua uang yang ada digunakan dalam berinvestasi terutama aset beresiko tinggi, hal ini dapat menyebabkan kehancuran ekonomi sang investor saat harga asetnya menurun.

Setiap orang yang ingin memulai berinvestasi juga perlu mengetahui profil resikonya masing-masing agar tidak kaget yang dapat berujung pada depresi apabila aset investasinya menurun.

Menurut data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), investor individu yang berada pada pasar modal mengalami kenaikan 92,7% secara tahunan menjadi 7,47 juta orang hingga akhir 2021 yang pada periode tahun sebelumnya hanya sebanyak 3,88 juta orang dan jumlah dari investor saham naik menjadi 3,44 juta orang.

Selain itu, berdasarkan data dari Bappebti, jumlah dari investor aset kripto Indonesia per Februari 2022 berada pada angka 12,4 juta investor.

Angka dari kenaikan jumlah investor tersebut tentunya cukup fantastis dan hal ini perlu peran dari pemerintah dalam pemberian pengetahuan mengenai pengaturan keuangan sehingga tidak banyak masyarakat yang jatuh pada kemiskinan karena kurangnya pengetahuan.

Pengetahuan yang kurang juga menjadi salah satu penyebab banyaknya orang yang jatuh miskin karena berinvestasi.

Terlebih lagi pengetahuan soal keuangan sendiri masih kurang diajarkan dalam bangku sekolah di Indonesia. Pada masa sekarang ini pengetahuan mengelola keuangan sangatlah perlu diajarkan kepada masyarakat sejak sedini mungkin.

Pemerintah dapat menanamkan pengetahuan mengelola keuangan mulai dari bangku sekolah dengan cara menambahkannya dalam mata pelajaran sehingga kelak kedepannya tidak banyak yang terjerat ke dalam hutang dikarenakan keinginan untuk cepat kaya dari investasi.

Selain itu, dengan lebih banyak generasi muda yang melek akan investasi tentunya hal ini juga akan berdampak positif dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa depan.

Penulis: Muhamad Riyan Bagus Widiyanto
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Malang

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI