Luka yang Tak Pernah Sembuh: Jeritan Kekerasan yang Tak Pernah Terbungkam

Jeritan Kekerasan
Ilustrasi Kekerasan (Sumber: Penulis)

Di balik gemerlap kehidupan, tersembunyi luka mendalam yang tak tergoreskan oleh kamera atau tinta jurnalis. Luka itu menganga pada jiwa para korban kekerasan, menjerat mereka pada lingkaran trauma dan ketakutan yang tak berujung. Jeritan mereka terbungkam, tak terdengar di antara hiruk pikuk dunia yang tak pernah peduli.

Kekerasan, bagaikan monster yang tak kasap mata, menjelma dalam berbagai bentuk, menerjang tanpa pandang bulu. Dari rumah yang seharusnya menjadi tempat aman, hingga jalanan penuh dengan bahaya, bayangan kekerasan terus mengintai, siap menerkam jiwa-jiwa rapuh.

Korban kekerasan, tak hanya menanggung luka fisik, tapi juga luka batin yang menggerogoti. Trauma dan ketakutan melumpuhkan mereka, merenggut rasa percaya diri dan harapan. Stigma dan diskriminasi menambah derita, membuat mereka terisolasi dan terjebak dalam lingkaran kesendirian.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca juga: Tanggap Tangani Kasus Kekerasan Anak, Kapolsek Panakkukang dapat Penghargaan

Dimanakah suara mereka? Mengapa jeritan mereka tak terdengar? Media massa, yang seharusnya menjadi platform untuk menyuarakan keadilan, seringkali enggan mengangkat isu ini. Rasa takut akan sensasi dan kontroversi mengikut lidah parah jurnalis, membungkam jeritan para korban.

Namun di tengah kesunyian, masih ada secerah harapan. Suara-suara lantang mulai bergema, menuntut keadilan dan perubahan.

Gerakan-gerakan sosial tumbuh subur, memperjuangkan hak-hak korban dan melawan budaya kekerasan. Masyarakat pun mulai membuka mata, dan menyadari luka yang tersembunyi di balik senyum dan tawa. Empati dan kepedulian mulai tumbuh, mengantarkan harapan baru bagi para korban.

Inilah saatnya untuk bersatu padu membersihkan kekerasan yang sudah lama tertanam, melawan monster kekerasan yang merenggut hak dan kebahagiaan manusia. Mari kita dengarkan jeritan para korban, dukung perjuangan mereka, dan ciptakan dunia yang harmonis yang bebas dari segala kekerasan dan ancaman yang mengecam, dimana luka dapat sembuh dan harapan kembali bersinar.

Semoga artikel ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu kekerasan dan mendorong aksi nyata untuk melawannya.

 

Penulis: Ardianus Jelaut
Mahasiswa S1 Akuntansi, Universitas Pamulang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI