Apa itu Media Massa?

Media Massa
Apa itu Media Massa?

Yang dimaksud dengan “komunikasi massa” adalah komunikasi yang berlangsung melalui media massa antara satu individu dengan satu atau lebih individu lainnya. Baik itu media digital maupun cetak. Ciri proses tersebut menunjukkan bahwa komunikasi massa akan menemui berbagai kendala dari berbagai sudut pandang karena lebih rumit dan satu arah. 

Komunikasi massa memainkan peran penting dalam perkembangan kehidupan; pada kenyataannya, banyak aktivitas bergantung padanya. Tanggapan pengirim atau penerima pesan terhadap pesan tersebut melalui media massa, tergantung situasi dan kondisi komunikan. 

Setelah menjabarkan sejumlah faktor yang berpotensi mempengaruhi komunikasi, sejumlah efek akan menyusul. Media komunikasi yang hanya digunakan pada zaman dahulu dengan surat dan asap jauh dari hari ini. Sarana komunikasi yang kita gunakan saat ini sangat berbeda dengan yang kita gunakan di masa lalu. 

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Pentingnya Media Massa terhadap Surat Kehilangan BPKB

Karena pada zaman dahulu sulit untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang tinggal di kota yang berbeda, manusia mengembangkan banyak alat komunikasi untuk mempermudah prosesnya sehingga kegiatan komunikasi tidak menghadirkan tantangan yang berarti saat ini.

Dunia menjadi semakin modern berkat media komunikasi massa yang begitu canggih sehingga manusia mampu menggunakannya untuk segala hal mulai dari hal yang penting hingga hal yang kurang penting.  Manusia memiliki sikap ketergantungan akibat media komunikasi massa yang canggih tersebut, seolah-olah tidak lepas dari media komunikasi yang dimilikinya.

Demikian juga pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Dari masyarakat perkotaan hingga pedesaan, banyak masyarakat yang menggunakan handphone sebagai sumber informasi. Dahulu, handphone merupakan alat komunikasi canggih yang hanya digunakan untuk menelepon atau mengirim pesan. 

Sekarang, banyak orang menggunakan ponsel sebagai sumber informasi. Itu sudah cukup untuk waktunya. Namun, dengan berkembangnya teknologi, ponsel kini bisa digunakan lebih dari sekadar menelepon atau mengirim pesan; mereka juga dapat digunakan untuk mempelajari hal-hal yang tidak kita sadari. 

Kita bisa menjadi apa yang kita tidak bisa. Semua itu dapat diakses melalui internet smartphone. Ada dua cara media ini mempengaruhi orang. Pertama, efek positif. Akibat dari efek positif tersebut, masyarakat akan menjadi lebih baik dalam berkomunikasi, sehingga kegiatan komunikasi tersebut menjadi lebih mudah. 

Kedua, efek samping. Akibat dampak negatif tersebut, manusia menjadi tergantung pada aktivitas komunikasi, sehingga diperlukan penggunaan media komunikasi massa sebelum melakukan aktivitas komunikasi.

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dalam penelitiannya. Selain itu, peneliti menggunakan proses, prinsip, dan prosedur untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi.

Baca Juga: Publisitas, Public Relations, dan Media Massa: Kunci Kebangkitan Bisnis di Masa Pandemi

Dua kata yang membentuk komunikasi massa (komass), yaitu: komunikasi massa. Pengertian komunikasi dan definisinya dibahas oleh banyak ahli. Salah satu yang lain menantang Wilbur Schramm, yang berpendapat bahwa kata Latin “communis“, yang juga berarti “umum”, adalah asal muasal komunikasi. 

Dengan nada yang sama, jika kita ingin berkomunikasi, kita harus mengakui kemanusiaan kita bersama. Menurut P.J. Bouman, istilah “massa” digunakan untuk menggambarkan populasi yang besar dan terkadang juga sejumlah besar pendengar. 

Namun, tidak ada organisasi, tetapi ada ikatan dan kesamaan jiwa. Ada dua kategori luas dan sempit yang dapat digunakan untuk memahami komunikasi massa. Dalam arti yang lebih luas, “komunikasi massa” mengacu pada praktik pertukaran pesan dengan harapan akan adanya pembalasan melalui media massa cetak, elektronik, atau digital antara satu orang atau lebih. 

Sementara komunikasi massa sempit dimaksudkan untuk sejumlah besar orang, fitur utama yang membedakan komunikasi massa dari bentuk komunikasi lainnya adalah media massa ini. Dalam komunikasi massa, pihak yang menerima pesan tidak selalu harus berada di tempat atau wilayah yang sama. 

Komunikasi massa ini ditujukan untuk masyarakat umum dan disebarluaskan secara terbuka dan luas melalui media massa yang digunakan sehingga dapat diterima dengan cepat oleh masyarakat secara keseluruhan.

Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Jika dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya, proses komunikasi massa lebih rumit. Akan lebih menantang untuk menentukan siapa yang bertugas menangani pesan atau siapa yang membuatnya di media massa. 

Kesulitan dalam menentukan siapa yang bertanggung jawab atas komunikasi massa bukanlah satu-satunya ciri medium. Komunikasi awam juga merupakan fitur komunikasi massa. Istilah “komunikasi massa” mengacu pada semua jenis komunikasi yang dikirim ke sejumlah besar orang, juga dikenal sebagai masyarakat umum.

Baca Juga: Media Massa dalam Mengawal Keutuhan NKRI

Karena sangat mudah ditemukan dan digunakan, maka informasi yang disampaikan melalui komunikasi massa akan cepat tersebar ke masyarakat luas sehingga masyarakat awam dapat dengan cepat mendapatkan informasi yang disajikan oleh media massa ini. 

Fakta bahwa berbagai bentuk komunikasi massa disinkronkan adalah ciri lain lagi. Informasi yang disebarluaskan akan diperoleh secara bersamaan oleh masyarakat umum dan masyarakat secara keseluruhan karena komunikator hanya mengirimkannya satu kali dengan tujuan utama masyarakat umum. 

Akibatnya, komunikator tidak diharuskan mengirimkannya berulang kali, memungkinkan pesan disampaikan secara bersamaan dengan mudah dan cepat.

Komunikasi massa hanya berjalan satu arah. Tidak akan terjadi dialog antara komunikator dan komunikan karena tidak akan bertemu secara langsung. Seorang komunikator akan sibuk melakukan tugas penyampaian pesan. Komunikasi ini hanya bersifat satu arah karena komunikator akan disibukkan dengan aktivitas yang sedang dihadapinya ketika menerima pesan. 

Ciri lain dari komunikasi media massa adalah umpan balik yang tertunda atau tidak langsung. Karena proses yang dilakukan antara komunikator dan komunikator tidak bertemu secara langsung, maka kemungkinan terjadi keterlambatan pengiriman pesan dalam situasi ini. Akibatnya, penyebab komunikasi mungkin tertunda atau tidak langsung.

Baca Juga: Efek Media Digital dalam Jurnalistik

Hambatan Komunikasi Massa

Akan selalu ada banyak tantangan dalam setiap proses komunikasi baik itu dengan orang lain, kelompok, organisasi, atau bentuk komunikasi lainnya. Kami sekarang lebih mampu mengidentifikasi dan menyelidiki hambatan tertentu karena hambatan tersebut telah dihilangkan. 

Ada tiga aspek komunikasi massa yang menghalangi, yaitu:

1. Hambatan Psikologis Pembatasan

Hambatan Psikologis Pembatasan, ini merupakan komponen dari aktivitas psikososial manusia, oleh karena itu disebut sebagai hambatan psikologis.  Minat, kemunduran, tip stereo, dan motivasi semuanya disertakan.

Manusia hanya akan memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan minatnya, dan setelah itu akan mengabaikannya begitu saja, yang merupakan penjelasan asal mula minat. Persepsi orang tentang satu atau lebih kelompok, serta sikap dan tindakan mereka terhadap mereka, terkait dengan prasangka. 

Pengalaman akan hal-hal, peristiwa, atau korelasi yang dihasilkan dari menyimpulkan informasi dan menyembunyikan pesan disebut persepsi. Stereotip adalah gambaran atau tanggapan yang negatif tentang karakteristik diri sendiri dan karakteristik orang atau kelompok lain. 

Motivasi komunikator juga berdampak pada seberapa baik komunikasi massa berjalan. Motivasi dianggap sebagai penghalang komunikasi massa karena pengaruhnya yang kuat. Secara alami, hambatan tersebut melibatkan lingkungan sosial dan budaya komunikan. 

2. Hambatan Sosiokultural

Hambatan Sosiokultural menurut Ardito, hambatan tersebut dapat dirinci menjadi beberapa komponen, antara lain perbedaan norma sosial, disabilitas bahasa, faktor semantik, kesenjangan pendidikan, dan berbagai hambatan mekanis.

3. Hambatan Interaksi Lisan Polarisasi, orientasi internasional, penilaian statis, dan diskriminasi

Hambatan Interaksi Lisan Polarisasi, orientasi internasional, penilaian statis, dan diskriminasi adalah contoh hambatan interaksi verbal. Istilah “polaritas” adalah cara mudah untuk menggambarkan dunia dalam istilah ekstrim, seperti “baik” atau “buruk”, “positif” atau “negatif”, “sehat” atau “sakit”, “pintar” atau “bodoh”, dan seterusnya.

Baca Juga: Penerapan Kecerdasan Buatan dalam Strategi Bisnis Sosial Media

Orientasi kebangsaan adalah cara kita semua memandang orang, benda, dan peristiwa berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Ketika kita bertindak seolah-olah label itu lebih penting daripada orangnya, kita mengalami orientasi internal. Komunikator komunikasi massa harus menyadari risiko evaluasi statis. 

Hal ini karena awal mula proses komunikasi massa berdampak pada penilaian tersebut. Respon komunikator akan berlanjut jika komunikan pada awalnya percaya bahwa komunikator kekurangan sesuatu yang positif.

Ini menjadi masalah ketika kita mengkhawatirkan sekelompok orang, benda, atau peristiwa, tetapi gagal mengenali bahwa masing-masing berbeda dan membutuhkan perhatian individu. Ada dua kategori luas dan sempit yang dapat digunakan untuk memahami komunikasi massa. 

Dalam arti yang lebih luas, “komunikasi massa” mengacu pada praktik pertukaran pesan dengan harapan akan adanya pembalasan melalui media massa cetak, elektronik, atau digital antara satu orang atau lebih. 

Sementara komunikasi massa sempit dimaksudkan untuk sejumlah besar orang, segala sesuatu yang berpotensi mempengaruhi reaksi komunikan atau khalayak yang menjadi sasaran komunikasi dipelajari dalam sistem komunikasi massa. 

Gender (jenis kelamin), khususnya laki-laki dan perempuan, merupakan salah satu dari beberapa faktor umum yang mempengaruhi reaksi khalayak terhadap komunikasi massa. Usia, khususnya usia anak muda atau orang tua yang membaca pesan tersebut.

Keyakinan individu, atau apa yang diyakini individu, kelompok sosial seseorang, atau kelompok tempat mereka berada. Persyaratan pribadi atau hal-hal yang diinginkan orang. Kecenderungan untuk berkonflik, khususnya bagaimana individu menyelesaikan ketidaksepakatan mengenai keyakinannya.

Penulis: Maria Cafiani Welerubun
Mahasiswa Mass Communication Universitas Bina Nusantara

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Daftar Pustaka

Manap Solihat, Komunikasi Massa dan Sosialisasi ( Mediator, Vol. 9 No. 1 Juni 2008) Dilansir

pada laman https:// ejournal. unisba.ac.id/ index.php/ mediator/ articel/ download/1143/706.

Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd, M.pd.dkk.Komunikasi Massa. ( Singaraja, Novemper 2016. Hal.

1-3). Dilansir pada laman https://www.researchgate.net.ac,id.

AB. Wardani, Karakteristik Komunikasi Massa, Dikutip pada laman http://e-journal.uajy.ac.id.

A.Halik, Komunikasi Massa, (Repostori UIN Alauddin Makassar) Dikutip pada laman

https://repostori,uin-alauddin.ac.id.

Dr. Drs. Ido Prijana Hadi, M.Si, dkk, Komunikasi Massa (Jakarta, Cv. Penerbit Qiara Media

tahun 2021).

Komunikasi Di Era Konvergensi Media. (Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, ISSN : 2502-

0935. Vo. 6. No. 1. Tahun 2020). Dikutip pada laman http://journal.ubm.ac.id/.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI