Memahami Siklus Sistem Manajemen Pengetahuan: Implementasi Manajemen Pengetahuan dalam Perusahaan Teknologi “Google”

Memahami Siklus Sistem Manajemen Pengetahuan: Implementasi Manajemen Pengetahuan dalam Perusahaan Teknologi “Google”
Sumber: unsplash.com/Mitchell Luo

Google, sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, telah lama menjadi contoh unggul dalam penerapan sistem manajemen pengetahuan.

Dengan beragam proyek dan produk yang terus berkembang, pengelolaan pengetahuan yang efisien menjadi kunci sukses bagi perusahaan ini.

Google menerapkan sistem Tacit Knowledge dalam beberapa layanan nya seperti contoh: Google Workspace, Google Docs, dan berbagai alat berbasis cloud untuk memudahkan penyimpanan dan kolaborasi.

Misalnya, Google Drive memungkinkan karyawan untuk menyimpan dan berbagi file secara real-time, sementara Explicit Knowledge seperti Google Meet mendukung kolaborasi secara langsung dalam tim yang tersebar di berbagai lokasi.

Bacaan Lainnya

Platform-platform ini memberikan akses mudah terhadap pengetahuan yang sudah ada, sekaligus memungkinkan penciptaan pengetahuan baru secara dinamis dan menjadikan sebuah manajemen pengetahuan yang baru dalam bentuk dokumen digital.

Namun, keberhasilan ini tidak lepas dari budaya terbuka yang diterapkan oleh Google.

Perusahaan ini mendorong sharing knowledge secara terbuka antara karyawannya sehingga sering kali menghasilkan inovasi-inovasi baru.

Baca Juga: 17 Tips + Cara Membuat Artikel SEO, Auto Halaman 1 Google!

Budaya ini juga mendukung kolaborasi lintas disiplin, yang mempercepat pertukaran ide dan pengetahuan antar individu dan tim.

Selain itu, Google juga memanfaatkan teknologi buatan berbasis AI dan mesin pencari internal untuk membantu karyawan menemukan pengetahuan yang relevan dengan cepat.

Sistem ini tidak hanya mendukung pencarian informasi yang sudah terdokumentasi, tetapi juga memungkinkan pemanfaatan atau (Knowledge Utilization) pengetahuan tersembunyi yang dimiliki oleh karyawan melalui pembelajaran otomatis dan analisis data.

Memahami dan menerapkan siklus manajemen pengetahuan sangat penting bagi keberlangsungan dan keberhasilan suatu organisasi, khususnya di era digital yang serba cepat dan kompleks.

Hal ini dapat membantu organisasi tidak hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan informasi, tetapi juga untuk mengelola pengetahuan secara efektif, mengoptimalkan kolaborasi, dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.

Peran teknologi dan budaya organisasi menjadi faktor pendukung utama dalam keberhasilan sistem manajemen pengetahuan.

Baca Juga: China 5.0: Bagaimana Negeri Tirai Bambu Menjadi Raksasa Teknologi Global

Teknologi informasi memungkinkan penyimpanan, distribusi, dan akses pengetahuan dengan cara yang lebih efisien dan terorganisir.

Sementara itu, budaya organisasi yang mendukung berbagi pengetahuan dan kolaborasi akan mempercepat transfer pengetahuan antara individu dan kelompok dalam organisasi.

Oleh karena itu, organisasi perlu didorong untuk mengadopsi sistem manajemen pengetahuan secara strategis, mengingat potensi besar yang dapat diberikan oleh sistem ini dalam meningkatkan kinerja, inovasi, dan daya saing.

Transformasi budaya dan penggunaan teknologi yang tepat akan menjadi kunci keberhasilan dalam implementasi sistem manajemen pengetahuan yang efektif dan berkelanjutan.

 

Penulis:
1. Aditya Fahreza Taulani
2. Edelweis Riyani
3. Hennry Septio Alfarobbi
Mahasiswa Prodi Manajemen, UPN “Veteran” Yogyakarta

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses