Di zaman era 5.0 sudah banyak terlahir guru muda yang sudah mewujudkan pengabdiannya di dunia pendidikan. Dengan terlahirnya banyak generasi muda yang menjadi guru tersebut diharapkan bisa membuat pendidikan di Indonesia menjadi lebih maju dan banyak pembaharuan.
Sesuai dengan pengertian zaman 5.0 sendiri yaitu manusia dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan dengan memanfaatkan inovasi yang lahir di era revolusi 4.0 dan berpusat di teknologi.
Dengan berkembangnya teknologi di zaman sekarang, diharapkan para guru bisa memanfaatkan teknologi dengan baik di bidang pendidikan dan tetap mempertimbangkan baik buruk dari dampak teknologi yang digunakan.
Baca Juga: Perbedaan Pendidikan di Indonesia dan Jerman
Sebagai guru muda sudah pasti diharapkan mempunyai ide-ide yang menarik, inovatif, dan tentunya sangat berguna bagi pendidikan sekarang. Seperti halnya dengan membuat media pembelajaran online yang dapat membantu siswa mengakses pembelajaran tersebut kapan saja sehingga siswa dapat terus mempelajarinya tidak hanya saat berada di sekolah saja.
Bukan hanya inovasi media pembelajaran saja yang dibutuhkan dari ide-ide para guru muda, tetapi juga inovasi-inovasi mengenai metode pembelajaran dan membuat materi yang lebih menarik agar siswa lebih semangat dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Para guru muda bisa menambah dan mematangkan wawasan yang dimiliki dengan mengikuti bimbingan teknis atau sering disebut dengan BimTek yang mempelajari mengenai dasar-dasar pengembangan sumber belajar, pengembangan model atau metode pembelajaran, dan pembuatan media pembelajaran.
Sekarang sudah banyak metode pembelajaran yang bisa digunakan guru untuk membuat siswa lebih semangat, dan membuat kelas lebih hidup dengan partisipasi siswanya, seperti: metode inquiry based learning, metode diskusi, metode demonstrasi, peer theaching method, problem solving method, dan lain sebagainya.
Pada saat ini guru tidak lagi hanya duduk di kursi guru dan berceramah, karena metode seperti itu dianggap kurang efektif karena banyak siswa yang mengantuk dan tidak memperhatikan pelajaran. Akan tetapi metode ceramah masih bisa dipakai dengan cara guru lebih aktif berinteraksi dengan siswa seperti memberi pertanyaan kepada siswa dan tidak hanya diam di tempat.
Karena seorang guru bukan hanya semata-mata menyelesaikan tugas dengan seenaknya, namun guru adalah role model bagi siswanya, jika guru semangat dalam melaksanakan pembelajaran, maka siswa juga akan merasa semangat.
Guru bisa dikatakan role model, jika guru tersebut bisa melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar, sehingga bisa menjadi panutan bagi siswanya, karena salah satu tokoh acuan seorang anak atau siswa dalam berperilaku adalah guru.
Baca Juga: Perubahan Sosial dan Pengaruhnya terhadap Dunia Politik dan Pendidikan
Proses pembelajaran saat ini juga tidak hanya berpusat pada guru, namun peran siswa dalam proses belajar mengajar juga dibutuhkan sehingga guru diharapkan bisa berperan sebagai motivator, instruktur, dan fasilitator yang dapat membimbing siswa untuk bisa lebih aktif dan bisa lebih percaya diri mengungkapkan argumennya.
Guru diharapkan juga dapat meningkatkan pengetahuan tentang kemampuan non teknis (soft skill) pendukung penggunaan teknologi yaitu 4C (Critical thinking, Communication, Creative Thingking, and Collaboration) agar dapat mengimbangi pembelajaran pendidikan di era 5.0.
Tentunya dengan semangat muda yang ada pada diri para guru muda diharapkan dapat membantu memajukan pendidikan di Indonesia dengan rasa pengabdian penuh sebagai guru kepada negara.
Penulis: Erlina Rizqiyana
Mahasiswa Pendidikan Matematika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi