Di zaman sekarang banyak peserta didik yang kurang dalam etika ketika di dalam kelas. Mereka tidak mendengarkan guru, asyik sendiri, bahkan ada yang jarang masuk kelas.
Banyak sebab sehingga mereka melakukan hal tersebut. Di antaranya adalah kurangnya perhatian dari guru di  mana guru mengajar hanya sekedar menyelesaikan pekerjan.
Sebab lainnya adalah kurangnya komunikasi dengan peserta didik. Komunikasi yang tidak jelas menyebabkan peserta didik tidak mau menurut dan hubungan guru dengan peserta didik tidak baik sehingga pembelajaran kurang berjalan dengan sempurna.
Dalam artikel ini penulis ingin membahas mengenai membangun hubungan yang kuat dengan peserta didik melalui komunikasi efektif.
Sebelum masuk ke cara-cara komunikasi efektif, kita harus mengetahui pengertian dari komunikasi efektif itu sendiri.
Komunikasi adalah proses menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima melalui simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka, atau yang lainnya.
Efektif artinya dapat mencapai sasaran yang diinginkan, berdampak menyenangkan, bersifat aktual dan nyata.
Jadi komunikasi efektif adalah proses menyampaikan pesan dimana informasi tersebut dapat direspon oleh kedua belah pihak dengan harapan yang sama.
Baca Juga: RUU Perampasan Aset untuk Memberantas Koruptor di Indonesia: Mengapa Enggan Disahkan?
Pentingnya komunikasi efektif bagi guru adalah membantu proses belajar mengajar. Tanpa adanya komunikasi efektif peserta didik tidak akan paham dengan apa yang dikatakan guru sehingga kesan peserta didik guru tersebut memaksa dan akhirnya peserta didik tidak mau mendengarkan guru.
Sedangkan pentingnya komunikasi efektif bagi peserta didik adalah peserta didik paham dengan apa yang dikatakan guru dan nyaman untuk belajar sehingga peserta didik mau menurut dan mendengarkan.
Upaya Agar Dapat Melakukan Komunikasi Efektif :
1. Mengenali Peserta Didik
Mengenali peserta didik penting dilakukan sebelum berkomunikasi dengan peserta didik tersebut. Mulai dari mengenal nama, latar belakang keluarganya, hingga sifatnya.
Mungkin ada anak yang tidak suka dinasehati, tetapi keinginannya langsung diajak melakukan bukan dinasehati, atau ada anak yang harus dijelasin dahulu baru diajak, dan lain sebagainya. Sehingga jika sudah sangat mengenali peserta didik tersebut dapat membantu arah komunikasinya.
2. Mudah didekati
Setelah mengenali peserta didik, langkah selanjutnya adalah menjadi guru yang mudah didekati. Jangan menjadi guru yang galak sehingga peserta didik enggan mengutarakan perasaannya.
3. Memperhatikan Pesan Nonverbal
Pesan nonverbal adalah pesan yang tidak melalui kata-kata. Peserta didik sangat memperhatikan gerak-gerik guru.
Jika guru tidak memperhatikan pesan nonverbalnya seperti mimik wajah, maka peserta didik dapat menyimpulkan bahwa guru tersebut tidak suka dengan peserta didik.
4. Mendengarkan dengan Baik
Mendengarkan dengan baik penting dilakukan oleh guru agar peserta didik mau mengutarakan pendapatnya, sehingga tahu apa yang ingin disampaikannya.
5. Berkomunikasi dengan Tegas dan Lembut
Berkomunikasi dengan peserta didik dapat dilakukan dengan tegas dan lembut sesuai keadaan peserta didik dan harus tarik ulur.
Guru harus paham kapan peserta didik ditegasi dan kapan peserta didik dilembuti. Guru harus bersikap tegas ketika ada peserta didik yang melanggar peraturan/berbuat jelek, tegas di sini bukan berarti marah-marah, tapi menegakkan konsekuensi yang telah dibuat agar peserta didik tidak mengulangi lagi.
Baca Juga: Memperkuat Fondasi Komunikasi Apoteker melalui Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis IT
6. Umpan Balik yang Tepat
Salah satu cara guru berkomunikasi efektif adalah dengan memberikan umpan balik baik positif maupun negatif sesuai kelakuan peserta didik.
Umpan balik yang positif ketika peserta didik melakukan hal yang baik, agar mereka terus termotivasi untuk melakukan kebaikan.
Dan sebaiknya, beri umpan balik berupa ketegasan ketika peserta didik melakukan kejelekan. Tetapi umpan balik ini tidak boleh berlebihan.
Jika berlebihan memberi umpan balik positif justru akan menurunkan prestasi peserta didik. Begitu pula jika memberi umpan balik berupa sikp keras yang berlebihan akan tambah melakukan kejelekan.
Demikian upaya melakukan komunikasi efektif yang dapat dilakukan agar terbangun hubungan yang kuat antara pendidik dan peserta didik.
Penulis:Â Khansa Jamil
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta
Editor:Â Anita Said
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News