Membangun Keluarga Sakinah ala ‘Aisyah

Keluarga Islam
Sumber: pexels.com

Islam mengajarkan bahwa berkeluarga adalah salah satu sarana menjaga martabat dan kehormatan manusia. Oleh karenanya, Islam menolak praktik-praktik berkeluarga yang menistakan martabat manusia sebagaimana dijalankan oleh masyarakat Arab pra-Islam.

Bagi calon pasutri perlu memiliki landasan dan bekal pemahaman yang cukup tentang kehidupan keluarga yang baik dan sesuai tuntunan agama. Hal ini meliputi perencanaan yang matang, tujuan yang jelas, dan bekal cukup agar perkawinan bisa kokoh dan mampu melahirkan keluarga sakinah.

Perkawinan bukan hanya demi memenuhi kebutuhan seksual secara halal, tetapi juga sebagai ikhtiar membangun keluarga yang baik. Keluarga berperan penting dalam kehidupan manusia baik secara personal, masyarakat, dan negara.

Keluarga adalah wadah untuk meneruskan keturunan dan tempat awal mendidik generasi baru untuk belajar nilai-nilai moral, berfikir, berkeyakinan, berbicara, bersikap, bertakwa, dan berkualitas dalam menjalankan perannya di masyarakat sebagai hamba dan khalifah Allah.

Bacaan Lainnya

Oleh karena itu, peran keluarga sangatlah penting, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam sebuah negara. Keluarga yang mencerminkan bangsa yang makmur dan sejahtera adalah keluarga yang harmonis.

Keluarga harmonis terbentuk ketika setiap anggota keluarga menjalankan hak dan kewajibannya secara seimbang. Keluarga semacam ini sering disebut dengan keluarga sakinah.

Baca Juga: Akhlak dalam Berkeluarga

Istilah keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah cukup populer di Indonesia. Istilah ini sering muncul di dalam kartu undangan perkawinan. Berikut ini arti istilah sakinah, mawaddah, wa rahmah:

Sakinah

Secara sederhana, kata “sakinah” dapat diartikan sebagai kedamaian. Berdasarkan beberapa ayat dalam Al-Quran (QS. Al-Baqarah/2:248; QS. At-Taubah/9:26 dan 40; QS. Al-Fath/48:4, 18, dan 26), sakinah atau kedamaian diberikan oleh Allah ke dalam hati para nabi dan orang-orang beriman agar mereka tetap tabah dan tidak takut dalam menghadapi berbagai tantangan.

Oleh karena itu, makna sakinah dalam konteks keluarga dapat diartikan sebagai keadaan tenang dan damai meskipun dihadapkan pada berbagai ujian dan kesulitan hidup.

Mawaddah

Dalam buku Pengantin Al-Qur’an, Quraish Shihab menjelaskan bahwa secara sederhana, kata ini dapat diartikan sebagai “cinta”.

Secara bahasa, mawaddah menggambarkan cinta yang membuat hati seseorang menjadi lapang, penuh harapan, dan berusaha menjauhkan diri dari segala keinginan buruk atau jahat.

Cinta ini senantiasa dijaga, baik dalam keadaan senang maupun saat menghadapi kesulitan atau kesedihan.

Wa Rahmah

Kata ini secara sederhana berarti “kasih sayang”. Istilah ini menggambarkan keadaan jiwa yang diliputi oleh kasih sayang, sehingga mendorong seseorang untuk memberikan kebaikan, kekuatan, dan kebahagiaan kepada orang lain dengan cara yang lembut dan penuh kesabaran.

Salah satu contoh teladan bagi kita yaitu keharmonisan ‘Aisyah dengan Rasulullah SAW, seperti yang dikutip dalam beberapa hadis nabi:

Baca Juga: Peran Suami-Istri dalam Membentuk Keluarga Sakinah yang Bahagia

Rasulullah Membantu Pekerjaan Rumah Tangga dari ‘Aisyah r.a.

‘Aisyah r.a. berkata: “Rasulullah ﷺ biasa membantu pekerjaan keluarganya, dan jika waktu salat tiba, beliau pergi untuk salat.”

(HR. Bukhari, No. 676)

Canda dan Kebersamaan

‘Aisyah r.a. pernah bekata: “Aku pernah berlomba lari dengan Rasulullah ﷺ dan aku mengalahkannya. Kemudian aku bertambah gemuk, lalu aku berlomba lagi dengannya, dan Rasulullah mengalahkanku. Beliau pun berkata, ‘Ini balasan atas kekalahanku yang dulu.’”

(HR. Abu Dawud, No. 2578)

Ekspresi Kasih Sayang

‘Aisyah r.a. berkata: “Aku minum dari gelas, lalu Rasulullah ﷺ mengambil gelas tersebut dan minum dari tempat aku minum. Aku menggigit daging, lalu beliau menggigit dari tempat aku menggigit.”

(HR. Muslim, No. 3009)

Baca Juga: Keabsahan Perkawinan Beda Agama Ditinjau dari Hukum Islam

Hadits-hadits tersebut menunjukan bahwa bagaimana hubungan mereka dipenuhi dengan kasih sayang, perhatian, dan saling pengertian.

Juga bisa menjadi teladan bagi kita semua dalam membangun keharmonisan keluarga, dengan saling menghormati, berbagi tugas, dan menunjukkan cinta dalam bentuk yang sederhana.

 

Penulis: Atabik Sanaya 

Mahasiswa Jurusan Ilmu Hadist, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan 

 

Editor: Siti Sajidah El-Zahra

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses