Menelusuri Implementasi Sila Pertama Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di Lingkungan SMA Negeri 1 Nganjuk

Pancasila
Pancasila (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengobervasi dan mengevaluasi penerapan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika di SMA Negeri 1 Nganjuk.

Penelitian ini berfokus untuk mengetahui sejauh mana siswa dan guru di sekolah tersebut menginternalisasi nilai-nilai ketuhanan, toleransi, dan kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara dengan beberapa guru dan murid di SMA Negeri 1 Nganjuk.

Hasil observasi menunjukkan bahwa sekolah telah mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika melalui berbagai program kegiatan keagamaan, upacara bendera, dan pembelajaran yang mencakup materi tentang toleransi dan saling menghargai antar umat beragama.

Namun terdapat sedikit tantangan yang terlihat pada beberapa siswa yag masih mengalami kesulitan dan enggan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan mereka.

Bacaan Lainnya

Meskipun demikian, secara keseluruhan, SMA Negeri 1 Nganjuk telah berupaya menciptakan lingkungan yang inklusif dan menghargai keberagaman yang sesuai degan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sila pertama dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran mengenai implementasi nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tuggal Ika dan menjadi acuan untuk meningkatkan pengembangan karakter di sekolah.

Kata Kunci: Nilai Nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Siswa Sekolah Menengah Atas.

 

Abstract

This study aims to observe and evaluate the implementation of the values of Pancasila, particularly the first principle (Belief in the One and Only God) and the motto Bhinneka Tunggal Ika at SMA Negeri 1 Nganjuk.

This research focuses on understanding how far students and teachers at this school internalize values of spirituality, tolerance, and interfaith harmony in their daily lives within the school environment. The methods used in this study are observation and interviews with several teachers and students at SMA Negeri 1 Nganjuk.

The observation results show that the school has implemented the values of Pancasila and Bhinneka Tunggal Ika through various religious activities, flag ceremonies, and lessons that include topics on tolerance and mutual respect among religious communities.

However, there are some challenges, as seen in a few students who still struggle and are reluctant to practice their religious beliefs. Nevertheless, overall, SMA Negeri 1 Nganjuk has made efforts to create an inclusive environment that values diversity in line with the values contained in Pancasila’s first principle and Bhinneka Tunggal Ika.

This study is expected to provide an overview of the implementation of Pancasila and Bhinneka Tunggal Ika values and serve as a reference for enhancing character development in schools.

Keywords: Pancasila Values, Bhinneka Tunggal Ika, High School Students.

 

Pendahuluan

Pendidikan di Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kepribadian generasi muda yang berkualitas, baik dalam aspek akademik maupun non-akademik dalam kehidupan yang terus berkembang.[1] Salah satu aspek yang sangat diperhatikan dalam sistem pendidikan di Indonesia adalah penerapan nilai-nilai Pancasila, yang merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai landasan hukum, tetapi juga sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Khususnya, nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, serta prinsip Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu) sangat relevan dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan penuh toleransi, terutama di lingkungan pendidikan.

Sila pertama Pancasila mengajarkan pentingnya keyakinan dan penghormatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan dasar bagi kehidupan beragama di Indonesia.

Penerapan nilai ini dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, khususnya dalam konteks SMA Negeri 1 Nganjuk, menjadi sangat penting, karena sekolah sebagai institusi pendidikan berperan sebagai tempat untuk menanamkan nilai-nilai agama, etika, dan moral kepada siswa.

Selain itu, prinsip Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan kepada siswa untuk menerima dan menghargai keberagaman dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal agama, budaya, suku, dan bahasa. Oleh karena itu, sekolah diharapkan tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung kerukunan antarumat beragama.

Namun, implementasi nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan sekolah tidak selalu berjalan mulus. Terkadang, ada tantangan yang muncul, seperti kurangnya pemahaman siswa tentang pentingnya toleransi antarumat beragama, atau kesulitan dalam menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan observasi terhadap penerapan nilai-nilai Pancasila di sekolah-sekolah, agar dapat diketahui sejauh mana nilai-nilai tersebut telah diinternalisasi dalam kehidupan siswa dan guru, serta bagaimana keberagaman agama di sekolah dapat dihargai dan dipertahankan.

SMA Negeri 1 Nganjuk, sebagai salah satu sekolah menengah atas di Indonesia, memiliki peran penting dalam mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berbudi pekerti luhur.

Dalam penelitian ini, penulis berfokus untuk mengobservasi sejauh mana nilai-nilai Pancasila, khususnya sila pertama tentang Ketuhanan yang Maha Esa dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, diterapkan di SMA Negeri 1 Nganjuk.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana siswa dan guru di sekolah tersebut menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Melalui observasi langsung dan wawancara dengan beberapa siswa dan guru, diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai keberhasilan dan tantangan yang dihadapi dalam menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan sekolah.

Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan karakter dan nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda, khususnya di SMA Negeri 1 Nganjuk.

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan rekomendasi bagi sekolah-sekolah lain dalam mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila secara lebih efektif dalam kurikulum dan kegiatan sehari-hari siswa, sehingga tercipta lingkungan yang lebih harmonis dan penuh toleransi di masa depan.

 

Metode Penelitian  

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi dan wawancara untuk memperoleh data yang mendalam mengenai penerapan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila pertama tentang Ketuhanan yang Maha Esa, serta prinsip Bhinneka Tunggal Ika di SMA Negeri 1 Nganjuk.

1. Observasi

Observasi merupakan metode yang dilakukan dengan mengamati peristiwa dan berada di tempat di mana kejadian itu berlangsung.[2] Observasi dilakukan untuk mengamati langsung penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan sekolah.

Peneliti mengamati interaksi antara siswa, guru, dan lingkungan sekitar yang berkaitan dengan pengamalan nilai ketuhanan, toleransi, dan kerukunan antar umat beragama. Observasi ini dilakukan di berbagai kegiatan, seperti kegiatan keagamaan, dan interaksi sosial antar siswa yang berasal dari latar belakang agama yang berbeda.

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dalam melakukan penetitian dengan tujuan memperoleh informasi.[3] Wawancara dilakukan dengan salah satu guru dan beberapa siswa di SMA Negeri 1 Nganjuk untuk menggali lebih dalam mengenai pemahaman dan pengalaman mereka terkait dengan penerapan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di sekolah.

Wawancara dengan guru bertujuan untuk mendapatkan pandangan tentang kebijakan sekolah, serta cara-cara yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam mengintegrasikan nilai-nilai tersebut ke dalam proses pembelajaran dan kegiatan lainnya. Sedangkan wawancara dengan siswa bertujuan untuk memahami bagaimana mereka memandang dan mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.

Data yang diperoleh dari observasi dan wawancara ini dianalisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi sejauh mana nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika diinternalisasi di SMA Negeri 1 Nganjuk, serta tantangan yang dihadapi dalam penerapannya.

 

Hasil dan Pembahasan

SMA Negeri 1 Nganjuk, sebagai salah satu institusi pendidikan di Indonesia, menunjukkan komitmen yang kuat dalam menanamkan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila serta Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui berbagai program dan kegiatan yang dijalankan, sekolah ini tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan pengembangan sikap toleransi, penghargaan terhadap keberagaman, serta penguatan nilai-nilai ketuhanan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, berikut ini adalah pembahasan mengenai bagaimana SMA Negeri 1 Nganjuk menjalankan implementasi nilai-nilai Pancasila, terutama sila pertama yang berbicara tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sekolah.

1. Penerapan Nilai Pancasila, Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Nilai sila pertama Pancasila yang menegaskan Ketuhanan Yang Maha Esa dipraktikkan dengan baik di SMA Negeri 1 Nganjuk. Sekolah ini memberikan perhatian yang serius terhadap aspek spiritualitas siswa, tidak hanya pada tingkat pemahaman, tetapi juga pada penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa kegiatan yang dilakukan di sekolah ini menunjukkan adanya komitmen dalam membangun lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan, sekaligus menciptakan rasa saling menghargai antar umat beragama.

a. Kegiatan Keputrian dan Ibadah Jum’at

Setiap hari Jumat, seluruh siswa SMA Negeri 1 Nganjuk, baik yang beragama Islam maupun non-Islam, terlibat dalam kegiatan keputrian yang diselenggarakan di sekolah. Keputrian ini tidak hanya berfungsi sebagai kegiatan penguatan karakter, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkenalkan nilai-nilai ketuhanan kepada seluruh siswa. Kegiatan ini dilaksanakan pukul 12.00 dan diikuti oleh siswa kelas 10, 11, dan 12.

Bagi siswa laki-laki yang beragama Islam, kegiatan ini dilanjutkan dengan ibadah sholat Jum’at di Masjid Nurul Iman yang berlokasi di dekat sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah tidak hanya menyediakan ruang untuk pelaksanaan kegiatan keagamaan bagi siswa Muslim, tetapi juga bagi siswa non-Muslim dengan cara yang inklusif.

Siswa non-Islam diberi kesempatan untuk mengikuti pembelajaran agama Kristen dan Katolik yang diberikan oleh guru-guru agama yang kompeten. Dengan pendekatan ini, SMA Negeri 1 Nganjuk berhasil menciptakan suasana yang saling menghormati antar pemeluk agama yang berbeda.

b. Kegiatan Istighotsah untuk Kelas 12

Selain kegiatan keputrian dan ibadah Jum’at, SMA Negeri 1 Nganjuk juga mengadakan kegiatan istighotsah setiap Jumat pagi pukul 6. Kegiatan ini dikhususkan untuk siswa kelas 12 dan bertujuan untuk memberikan kekuatan spiritual dalam menghadapi ujian serta memperkuat hubungan siswa dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Kegiatan istighotsah ini menjadi sarana untuk mendoakan keberhasilan siswa dalam ujian dan kehidupan mereka, serta untuk menumbuhkan rasa syukur dan ketakwaan.

c. Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis)

SMA Negeri 1 Nganjuk juga menyediakan ekstrakurikuler Rohis yang menjadi wadah bagi siswa yang ingin lebih mendalami ajaran Islam. Ekstrakurikuler ini tidak hanya berfungsi untuk memperdalam pengetahuan agama, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Dengan adanya kegiatan ini, siswa diajak untuk tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga memperhatikan sisi spiritual mereka.

d. Doa Bersama Sebelum dan Setelah Pelajaran

Setiap hari, di SMA Negeri 1 Nganjuk, terdapat kebiasaan berdoa bersama sebelum dan setelah pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Ketuhanan Yang Maha Esa sangat dihargai di sekolah ini. Bahkan dalam mata pelajaran agama Islam, waktu pelajaran pertama sering kali digunakan untuk melaksanakan ibadah sholat dhuha.

Kebiasaan ini menciptakan atmosfer yang sangat mendukung dalam mewujudkan karakter siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepribadian yang baik dan berakhlak mulia.

2. Penerapan Nilai Bhinneka Tunggal Ika: Menghargai Keberagaman

Nilai Bhinneka Tunggal Ika yang mengajarkan kita tentang pentingnya persatuan dalam keragaman menjadi prinsip yang sangat penting dalam kehidupan sekolah di SMA Negeri 1 Nganjuk. Sekolah ini sangat memperhatikan dan menghargai keberagaman suku, agama, dan budaya di kalangan siswa. Berbagai kegiatan yang dilakukan di sekolah ini dirancang untuk menciptakan lingkungan yang inklusif, toleran, dan saling menghormati.

a. Kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)

Salah satu program yang mendukung penerapan nilai Bhinneka Tunggal Ika adalah kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Program ini mengajarkan siswa untuk bekerjasama dengan sesama teman tanpa membedakan latar belakang suku, agama, dan budaya.

Dalam kegiatan P5, siswa dilibatkan dalam proyek-proyek yang bertujuan untuk mengembangkan sikap saling pengertian dan rasa hormat terhadap keberagaman yang ada di sekitar mereka. Program ini tidak hanya melibatkan aspek akademik, tetapi juga pengembangan karakter yang memperkuat rasa toleransi dan persatuan.

b. Lingkungan Sekolah yang Inklusif dan Menghargai Keragaman

SMA Negeri 1 Nganjuk menciptakan lingkungan yang sangat mendukung untuk siswa dari berbagai latar belakang. Guru-guru di sekolah ini selalu mengajarkan nilai-nilai toleransi dan menghargai perbedaan, baik dalam kehidupan sehari-hari di kelas maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler. Keberagaman tidak dianggap sebagai halangan, tetapi justru menjadi kekuatan untuk membangun rasa persatuan dan kesatuan di antara siswa.

Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya, saat upacara bendera atau kegiatan lain yang melibatkan seluruh siswa, diadakan sesi doa bersama yang mengakomodasi semua agama. Hal ini menunjukkan bahwa setiap siswa diperlakukan secara adil dan mendapatkan ruang yang sama untuk mengekspresikan keyakinan mereka, sekaligus menghargai keyakinan agama lain.

c. Penghargaan terhadap Keberagaman dalam Kegiatan Ekstrakurikuler

Selain kegiatan akademik, SMA Negeri 1 Nganjuk juga memiliki berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang mendorong siswa untuk bekerja sama dalam keragaman.

Beberapa kegiatan ekstrakurikuler, seperti pramuka, olahraga, dan seni, melibatkan siswa dari berbagai latar belakang agama dan budaya. Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pengembangan kemampuan siswa, tetapi juga pada pembentukan karakter yang saling menghargai dan menghormati perbedaan.

3. Tantangan dalam Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika

Meskipun SMA Negeri 1 Nganjuk telah berhasil menerapkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dengan baik, terdapat beberapa tantangan dalam implementasinya. Salah satunya adalah tantangan dalam mengajak sebagian siswa untuk menjalankan kewajiban agama mereka, seperti sholat Jum’at.

Beberapa siswa mungkin merasa enggan untuk mengikuti kegiatan sholat Jum’at, namun para guru di SMA Negeri 1 Nganjuk secara aktif melakukan pemantauan dan memberikan dorongan agar siswa tetap melaksanakan kewajiban tersebut.

Selain itu, meskipun kegiatan keagamaan dan toleransi di sekolah berjalan dengan baik, masih ada tantangan dalam memastikan bahwa setiap siswa benar-benar memahami dan menghayati pentingnya nilai-nilai toleransi dan kebersamaan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya terus-menerus untuk mengedukasi siswa agar semakin menghargai perbedaan dan memperkuat rasa persatuan.

 

Simpulan dan Saran

1. Simpulan

SMA Negeri 1 Nganjuk telah berhasil menerapkan nilai-nilai Pancasila, terutama sila pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan yang melibatkan seluruh siswa tanpa membedakan latar belakang agama mereka.

Sekolah ini juga sangat menghargai keberagaman dan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang inklusif melalui kegiatan seperti P5 dan kebijakan sekolah yang mendukung toleransi dan saling pengertian antar siswa.

Secara keseluruhan, SMA Negeri 1 Nganjuk berhasil menciptakan suasana yang harmonis dan penuh toleransi, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

 

2. Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini, baik dari segi pemahaman materi, penyampaian ide, maupun struktur penulisan yang belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Penulis berharap tulisan ini tetap bermanfaat meskipun terdapat kekurangan, dan siap untuk terus belajar guna menghasilkan karya yang lebih baik di masa mendatang.

 

Penulis: Fitria Wina Nurazizah
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

 

Referensi

Rowiana, D., Triana, R., & Rokim, S. (2019). BHINEKA TUNGGAL IKA DAN KONSEP KEBERAGAMAN DALAM TAFSIR AL-AZHAR. ProsA IAT: Prosiding Al Hidayah Ilmu Al-Quran dan Tafsir, 1(1).

Tamara, F., & Susanti, R. (2023). Penghayatan Nilai-Nilai Pancasila Terhadap Keberagaman Untuk Mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika Di Sekolah. Jurnal Pengabdian West Science, 2(07), 530-540.

Efendi, Y., & Sa’diyah, H. (2020). Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam lembaga pendidikan. JPK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan), 5(1), 54-65.

Natalia, L., & Saingo, Y. A. (2023). Pentingnya pendidikan Pancasila dalam membentuk karakter dan moral di lembaga pendidikan. Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(10).

Fatimah, S., & Dewi, D. A. (2021). Pengimplementasian nilai-nilai Pancasila dalam membangun karakter jati diri anak bangsa. Antropocene: Jurnal Penelitian Ilmu Humaniora, 1(3), 70-76.

Aryani, E. D., Fadjrin, N., Azzahro, T. A., & Fitriono, R. A. (2022). Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter. Gema Keadilan, 9(3), 186-198.

[1] Rofi Rudiawan dan Ambiro Puji Asmaroini (2022). Peran Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dalam Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah. Jurnal Edupedia Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 6(1): 55-56.

[2] Sitti Mania “Observasi sebagai alat evaluasi dalam dunia pendidikan dan pengajaran” Lentera Pendidikan, Vol. 11 No. 2 Desember 2008: 221

[3] Nur Rachmawati Imami, “Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif: Wawancara,” Jurnal Keperawatan Indonesia 11, no. 1 (2007): 35-40.

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses