Mengatasi Islamofobia dengan Membangun Pemahaman yang Toleran dan Menghargai Keanekaragaman

islam
Ilustrasi: istockphoto

Islam Rahmatan Lil Alamin, yang diterjemahkan sebagai Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam, menawarkan prinsip-prinsip yang inklusif, toleran, dan menghargai keanekaragaman.

Namun, dikutip dari Putri Dkk (2023), bahwa realitas yang ada saat ini banyak negara-negara di dunia khususnya Eropa seperti Swedia, Hungaria, sampai Jerman menunjukkan adanya fenomena islamofobia, yaitu ketakutan, ketidaktahuan, dan prasangka negatif terhadap Islam dan umat muslim.

Untuk mengatasi islamofobia ini, penting bagi umat muslim dan masyarakat pada umumnya untuk membangun pemahaman yang toleran dan menghargai keberagaman.

Bacaan Lainnya
DONASI

Penulis mencoba membahas pentingnya mengatasi islamofobia dalam perspektif Islam Rahmatan Lil Alamin dan memberikan panduan praktis untuk mencapai pemahaman yang lebih inklusif dan saling menghargai.

Islam, sebagai agama rahmat bagi seluruh alam, dijelaskan oleh Syarafina Dkk (2023) bahwa agama ini menekankan pentingnya kasih sayang, keadilan, dan perdamaian. Al-Quran sebagai sumber utama ajaran Islam memberikan pedoman yang jelas dalam mengatasi islamofobia.

Salah satu dalil yang relevan adalah Surat Al-Hujurat (49): 13, yang menyatakan, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Dalil ini menekankan pentingnya saling kenal-mengenal dan menghormati keberagaman umat manusia. Islam mengajarkan bahwa keberagaman dalam warna kulit, bahasa, budaya, dan keyakinan adalah kehendak Allah yang perlu dihormati dan dijadikan landasan untuk saling berinteraksi dengan rasa saling menghormati.

Masyarakat muslim diwajibkan untuk berlaku adil dan ramah terhadap non-muslim serta menghindari sikap prasangka dan diskriminasi.

Dengan memahami dalil ini, umat muslim dapat membangun pemahaman yang lebih inklusif, menjauhkan diri dari islamofobia, dan menjadi agen perdamaian dalam masyarakat.

Untuk mencapai tujuan ini, langkah-langkah konkret perlu diambil. Pertama, adalah meningkatkan pemahaman tentang Islam dan umat muslim.

Masyarakat umum perlu diberikan informasi yang akurat tentang ajaran Islam, nilai-nilai yang dianut, dan kontribusi positif yang telah dibawa oleh umat muslim di berbagai bidang kehidupan.

Inisiatif seperti dialog antar agama, seminar, dan program pendidikan dapat menjadi sarana untuk membangun pemahaman yang lebih baik (Zainuri, 2020). 

Kedua, penting untuk mempromosikan interaksi antara umat muslim dan masyarakat luas. Ini dapat dilakukan melalui kegiatan dialog, kolaborasi sosial, dan program kerjasama yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat.

Interaksi langsung antara individu muslim dan non-muslim dapat membantu memecahkan stereotip dan membawa pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan dan kesamaan (Harahap Dkk, 2023). 

Selanjutnya, dibutuhkan upaya membangun jembatan komunikasi yang efektif antara umat muslim dan masyarakat.

Media sosial dapat dimanfaatkan sebagai alat yang kuat untuk menyebarkan informasi yang akurat tentang Islam, menggugah kesadaran terhadap islamofobia, dan mempromosikan dialog yang konstruktif antara berbagai kelompok.

Umat muslim juga diharapkan dapat berperan aktif dalam menyampaikan pesan-pesan kebaikan dan keadilan, serta merespons dengan bijaksana terhadap komentar negatif atau prasangka yang mungkin muncul (Amaliah, 2021).

Dalam mengatasi islamofobia, kolaborasi antar umat beragama dan lembaga keagamaan juga sangat penting.

Kerjasama antara pemimpin agama dan organisasi keagamaan dapat menciptakan ruang untuk dialog, pertemuan lintas agama, dan program kerjasama yang memperkuat persaudaraan antar umat beragama.

Dengan bekerja bersama, umat muslim dan masyarakat luas dapat membangun pemahaman yang inklusif, memerangi islamofobia, dan menciptakan masyarakat yang saling menghormati keberagaman.

Dalam rangka mencapai tujuan Islam Rahmatan Lil Alamin, mengatasi islamofobia menjadi penting bagi umat muslim dan masyarakat pada umumnya.

Dengan membangun pemahaman yang toleran dan menghargai keberagaman, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis, saling menghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan perdamaian.

Dapat dipahami bahwa dalam mengatasi islamofobia dan membangun pemahaman yang inklusif adalah tanggung jawab bersama umat muslim dan masyarakat luas.

Dengan memahami dan menerapkan ajaran Islam Rahmatan Lil Alamin, kita dapat melawan prasangka dan ketakutan, dan membangun masyarakat yang lebih harmonis dan toleran.

Melalui upaya yang kolaboratif dan komunikasi yang efektif, kita dapat menciptakan dunia di mana setiap individu, tanpa memandang agama atau kepercayaan, dapat hidup berdampingan dengan saling menghormati dan saling memahami.

Penulis: Febrian Wahyu Saputra (22423024)
Mahasiswa Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Daftar Pustaka

Amaliah, E. (2021). Jurnalistik Islam Di Era Media Sosial. Jurnal Komunikasi, diakses pada26.

Harahap, A. Nofianti, R., & Agustia, N. (2023). Kerukunan Umat Beragama: Keragaman dan Keharmonisan di Kwala Begumit Kabupaten Langkat. PT. Green Pustaka Indonesia.

Putri, M. Hafizi, M. F., & Farhan, M. (2023). Mengapa Islamophobia Tumbuh Subur di Jerman?. INDEPENDEN: Jurnal Politik Indonesia dan Global4(1), 33-39.

Syarafina, T. Syu’ban, A., Yuli, K., & Ziyad, F. (2023). Menjelajahi Pluralisme dalam Islam melalui Pendekatan Tafsir Maudhu’i. ReligioTransdis: Jurnal Kajian Agama Lintas-Bidang1(1), 39-53.

Zainuri, A. (2020). Narasi perdamaian membangun keharmonisan antar pemeluk agama di Indonesia. CV Prabu Dua Satu.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI