Mengenal Indonesia melalui 320 Kepala: Perjalanan Realisasi Konferensi Tingkat Nasional Terbesar AIESEC in Indonesia 2024/ 2025

Konferensi Tingkat Nasional
Presiden AIESEC in Indonesia bersama dengan 320 pemuda lain dari 27 kampus di Indonesia berpartisipasi dalam acara konferensi nasional bertajuk Indonesia Youth Leadership Conference 2024 | Dok. AIESEC in Indonesia

“Indonesia!”

“Is A Home!”

“From Palapa to Nusantara!”

“Indonesia Is A Home!”

Bacaan Lainnya

Aku ikut berteriak, meramaikan aula besar milik salah satu hotel di Kabupaten Boyolali bersama 320 orang lainnya. Ini adalah seruan lantang yang diteriakkan sahut-menyahut oleh seluruh peserta konferensi pada tanggal 23 November 2024 silam.

Seruan itu merupakan long-term statement atau moto utama dari organisasi kepemudaan global terbesar di Indonesia, AIESEC in Indonesia.

Association Internationale des Étudiants en Sciences Économiques et Commerciales atau yang lebih dikenal dengan sebutan AIESEC adalah organisasi kepemudaan internasional yang telah didirikan sejak tahun 1948 dengan tujuan untuk mengembangkan potensi kepemimpinan mahasiswa melalui pengalaman praktis dalam lingkungan global.

Secara sederhana, AIESEC in Indonesia merupakan salah satu cabang dari AIESEC International yang menaungi 27 Local Chapter lain yang tersebar di berbagai kampus di Indonesia.

Ini berarti konferensi tingkat nasional yang diadakan oleh AIESEC in Indonesia akan mendatangkan mahasiswa dari beragam latar belakang daerah serta budaya, mulai dari kampus paling ujung di Sumatera Utara hingga Sulawesi Selatan sana.

Untuk menutup akhir dari tahun perjalananku bersama organisasi kampus ini, aku berkesempatan untuk menjadi salah satu panitia dari konferensi nasional terbesar mereka yang bertajuk Indonesia Youth Leadership Conference (IYLC) 2024.

IYLC merupakan konferensi pertama yang membuka awal periode bagi seluruh AIESEC di Indonesia, menjadikannya acara tahunan paling besar yang memungkinkan semua orang untuk bertemu ratusan mahasiswa dari 27 kampus berbeda.

Pada konferensi ini, aku mendapatkan peran sebagai Conference Committee (CC) Program, atau panitia acara yang bertugas memegang dan melancarkan keseluruhan agenda IYLC 2024, mulai dari pre-meet hingga d-day acara.

Bersama dengan 22 panitia lain, kami bahu-membahu menyiapkan konferensi ini selama kurang lebih empat bulan, terhitung sejak tanggal 25 Juli 2024.

Baca Juga: NGO yang Membantu Pelaksanaan Sustainable Development Goal (SDG’s)

Seluruh panitia, tim AIESEC in Indonesia, serta pembicara eksternal untuk IYLC 2024 yang tergabung dalam Conference Delivery Team | Dok. AIESEC in Indonesia.

Ketika pertama kali mengetahui bahwa AIESEC in UNS, cabang dari AIESEC in Indonesia di kampusku berhasil memenangkan pertaruhan untuk mendatangkan IYLC ke Surakarta, aku sangat bersemangat. Ini adalah kesempatan besar untuk bisa bertemu dengan teman-teman seperjuangan lain dari seluruh Indonesia.

Meskipun pada akhirnya aku tertolak untuk menjadi ketua pelaksana, aku tetap senang mendapat kabar kelolosanku sebagai bagian dari panitia konferensi ini.

Bersama dengan tiga orang rekan lain dalam divisi acara, kami membuat konsep serta perencanaan agenda semaksimal mungkin, menjadikannya empat bulan paling berharga dalam akhir masa jabatanku di AIESEC in UNS.

Meskipun persiapannya tergolong cukup lama, peranku sebagai CC Program baru benar-benar terasa ketika mendekati hari-H acara. Setiap tahunnya, IYLC selalu memiliki pre-meet atau agenda konferensi khusus untuk seluruh presiden AIESEC dari setiap cabang di Indonesia.

Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari tiga malam ini diadakan secara terpisah untuk mempersiapkan para presiden baru dalam memajukan AIESEC di kampusnya masing-masing.

Selama itu juga, tepatnya sejak tanggal 15 November, aku dan seluruh panitia lain telah menyewa rumah besar di tengah kota untuk melaksanakan kegiatan kami. Pada hari pertama, seluruh panitia yang berjumlah 23 orang mempersiapkan IYLC secara langsung di rumah besar itu.

Esok harinya pada tanggal 16 November, tim dari AIESEC in Indonesia akhirnya sampai ke Surakarta setelah perjalanan berjam-jam menggunakan kereta, bersama dengan salah satu anggota dari AIESEC International yang akan menjadi chair atau pemimpin konferensi kali ini.

Kemudian, pada tanggal 17–19 November 2024 agenda pre-meet dilaksanakan di rumah besar tersebut sembari panitia menyiapkan kebutuhan logistik untuk hari-H konferensi.

Pengalaman tidak terlupakan sebetulnya dimulai dari masa pre-meet agenda ini. Aku mendapat kesempatan untuk bertemu dengan dua Warga Negara Asing dari Myanmar dan Vietnam.

Zaw Zaw Myint adalah presiden dari AIESEC in Myanmar yang memutuskan untuk menjadi pembicara pada IYLC 2024, sembari menghabiskan waktu liburannya di Indonesia. Sedangkan Vy Diep adalah perempuan berkebangsaan Vietnam yang merupakan bagian dari AIESEC International dengan jabatan Head of Operations Asia Pacific.

Baca Juga: Pengakuan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Unesco: Pencapaian dan Dampak Positif di Kancah Intenasional

Dia secara khusus terbang dari Kanada menuju Indonesia setelah melaksanakan salah satu konferensi internasional di Hong Kong.

Mereka berdua berhasil menambah suasana baru yang menyenangkan dalam IYLC 2024, terlebih karena Kak Nothe sebagai presiden dari AIESEC in Indonesia merasa bertanggung jawab dan meminta kami semua untuk menggunakan Bahasa Inggris apabila berdiskusi di depan mereka.

Tentu, hal ini menjadi tantangan tersendiri dan pengalaman yang tidak tergantikan. Kami berusaha untuk belajar dan mengenal lebih jauh tentang AIESEC dari mereka. Bagaimana mereka memandang organisasi ini, kisah dari negara asal mereka, hingga pandangan mereka terhadap Indonesia.

Menjadi bagian dari AIESEC International tentu membuat Vy menjadi sarang ilmu dan pengalaman yang sangat besar. Dia menceritakan semua jatuh-bangun delapan tahun perjalanannya bersama AIESEC, apa yang dia pelajari dan dia dapati, hingga akhirnya harus mengakhiri kisah itu di tahun ini.

Namun, aku jauh lebih dekat dengan Zaw Zaw Myint, pemuda Myanmar yang telah menghabiskan lima tahun perjalanan hidupnya bersama AIESEC. Selama di Indonesia, dia melakukan kegiatan pertukaran pelajar semacam relawan sosial di berbagai daerah.

Ini memberikannya status exchange participants selama beberapa bulan dan mengizinkan dia melihat Indonesia dari sudut pandang berbeda. Karena telah terlalu lama di Indonesia, aku jadi belajar banyak tentang negara ini dari sisi Zaw.

Bagaimana dia mengartikan perannya dalam hidup, semua yang dia temui, hingga menumbuhkannya kecintaan terhadap moto “Indonesia Is A Home” itu sendiri.

Setelah pre-meet agenda, kegiatan konferensi selama empat hari tiga malam kemudian dilaksanakan di Al Azhar Azhima Hotel Resort and Convention yang terletak di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Berbagai pemuda dari 27 kampus di Indonesia yang tergabung dalam organisasi AIESEC in Indonesia itu memenuhi sudut-sudut hotel, menciptakan banyak percakapan hangat sebelum acara dimulai. Sebagai panitia, kami berusaha untuk menyiapkan seluruh agenda dengan rapi dan sistematis.

Kami membuat video pembukaan secara khusus, menyiapkan drama kecil sebelum acara, hingga memeriahkan kedatangan seluruh peserta di aula hotel. Agenda konferensi itu berisi rangkaian materi yang diisi oleh pembicara dari tim AIESEC in Indonesia maupun pembicara eksternal.

Mereka mengenalkan secara mendalam tentang apa itu AIESEC, perjalanan bersama organisasi ini, hingga pengaruh yang bisa diberikan kepada sekitar dengan AIESEC. Selama empat hari tersebut, setiap malamnya selalu ada special events yang dibuat oleh panitia acara mulai dari CC Party, World’s Largest Lessons, LCP/MCP Fictitious, hingga Gala Night.

Baca Juga: Revitalisasi Peran Olahraga untuk Bangsa: Refleksi setelah Peringatan Hari Olahraga Nasional ke-40

World’s Largest Lessons, kegiatan mengenalkan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada anak usia sekolah menengah di SMP Batik Surakarta pada 22 November 2024 | Dok. AIESEC in Indonesia.

Pada malam di hari pertama, kami mengadakan persiapan World’s Largest Lessons, salah satu inisiatif dari organisasi internasional UNICEF untuk mengenalkan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada anak sekolah.

Kegiatan ini akan kami lakukan pada hari ketiga mendatang, oleh karena itu persiapan telah kami lakukan sejak awal hari pertama. Pada malam di hari kedua, kami melanjutkan agenda dengan mengadakan CC Party, semacam permainan yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia untuk merayakan kemerdekaan.

Kegiatan ini sukses menyediakan ruang bagi para peserta untuk berinteraksi secara dekat satu sama lain, memberikannya kesempatan untuk mengenal teman-teman dari kampus lain dengan lebih intim.

Pada hari ketiga, kami berkelana ke berbagai sekolah di daerah terdekat untuk melakukan World’s Largest Lessons yang sudah disiapkan sebelumnya, untuk kemudian malam harinya diisi dengan kegiatan LCP/MCP Fictitious serta Gala Night.

LCP/MCP Fictitious merupakan simulasi yang dilakukan para peserta untuk menjadi bagian dari presiden di AIESEC in Indonesia.

Mereka menyampaikan visi-misi, melakukan pemungutan suara, serta mengikuti serangkaian budaya organisasi yang dilakukan AIESEC ketika memilih pemimpin. Kegiatan ini kemudian ditutup dengan Gala Night berupa pengumuman pemenang nominasi selama kegiatan dan juga karaoke night.

Setelah konferensi berakhir di malam hari tanggal 23 November 2024, kami menghabiskan beberapa hari berikutnya menemani tim dari AIESEC in Indonesia menikmati Surakarta.

Mereka melakukan perpanjangan masa liburan hingga tanggal 26 November dan menghabiskannya dengan mengunjungi Mangkunegaran, Museum Lokananta, serta bersantap di Rumah Makan Kusuma Sari.

Hari-hari yang indah tentunya, sebelum ditutup dengan perpisahan pada hari Selasa malam ketika kereta mereka akhirnya bertolak ke Jakarta.

Baca Juga: Mahasiswa HI UKI Kunjungan ke Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk ASEAN: Memahami Peran Penting PTRI untuk ASEAN dalam Mencapai Kepentingan Bangsa

Selama kurang lebih sepuluh hari, kami bertiga puluh hidup dalam satu atap yang sama, mulai dari rumah besar di tengah kota hingga hotel di Boyolali. Pengalaman seru serta menyenangkan mewarnai rangkaian cerita tersebut, menjadikannya pengalaman bertemu dengan 320 orang yang tidak pernah bisa kulupakan.

IYLC 2024 memberikanku tempat untuk mengenang akhir masa jabatanku di AIESEC in UNS dengan baik. Hari ini, aku masih menghabiskan waktu untuk melihat kembali foto-foto lama kami.

Tak jarang aku juga masih berkomunikasi dengan beberapa panitia, tim dari AIESEC in Indonesia, serta Zaw Zaw untuk sekadar bertanya kabar atau mengabari kondisi di Surakarta. Ada banyak sekali pelajaran hidup yang aku dapatkan selama menjadi bagian dari konferensi ini.

Dan tentu, akan ada lebih banyak lagi cerita yang siap aku buka bersama AIESEC in Indonesia, entah melalui konferensi-konferensi lain atau kesempatan-kesempatan baik lainnya.

Seperti pepatah kebanggaan anak-anak AIESEC pada umumnya yang tercantum dalam gantungan merchandise IYLC 2024 milikku, “Once AIESECer Is Always An AIESECer!”

Penulis: Fauzia Fitri Abidin
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret
Aktif juga di AIESEC in Indonesia

Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses