Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) sejatinya merupakan instrumen penting dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan, demokrasi, dan karakter pada generasi muda.
Namun, dalam praktiknya, pendidikan kewarganegaraan sering kali direduksi menjadi sekadar hafalan terminologi atau pasal-pasal konstitusi, tanpa makna kontekstual yang membumi.
Kondisi ini menjadikan pendidikan kewarganegaraan kehilangan daya kritis dan fungsinya sebagai penggerak pendidikan karakter dan civic engagement dalam kehidupan berbangsa.
Pendidikan kewarganegaraan kebanyakan hanya menjadi hafalan materi dan sering dianggap remeh oleh beberapa orang maupun siswa.
Pendidikan kewarganegaraan berperan penting dalam mengajarkan kita untuk berpikir kritis menjadi warga negara yang baik, menjadikan kita seorang yang bertanggung jawab dan mengajarkan nilai-nilai demokratis sebagai warga negara yang berkualitas dan berkarakter bangsa.
Pendidikan kewarganegaraan untuk generasi muda tidak hanya membuat generasi muda cerdas secara intelektual, tetapi juga cinta tanah air.
Menanamkan nilai-nilai moral dan etika dimana mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan dasar negara bangsa indonesia.
Wahab & Sapriya (2019) dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan: Konsep dan Implementasi dalam Kurikulum Merdeka, menekankan bahwa pendidikan kewarganegaraan harus menjadi wahana strategis dalam memperkuat identitas nasional, toleransi, dan kemampuan berpikir kritis, terutama di era demokrasi yang rentan terfragmentasi oleh polarisasi politik, intoleransi, dan penyebaran hoaks.
Mereka menekankan perlunya transformasi metode pengajaran dari sekadar hafalan ke pendekatan dialogis, partisipatif, dan berbasis proyek (project-based learning).
Pendidikan kewarganegaran tidak boleh dipandang sebagai mata pelajaran pelengkap atau beban administratif semata.
Pendidikan kewarganegaraan harus ditempatkan sebagai garda depan pendidikan karakter yang hidup, bernyawa, dan berdampak.
Pendidikan kewarganegaraan yang baik adalah yang mampu menumbuhkan peserta didik menjadi warga negara yang kritis, inklusif, toleran, dan mencintai negaranya tidak hanya karena hafalan, tapi karena pemahaman dan penghayatan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan nyata.
Penulis:
1. Vadilla Putri Pramestirajati
2. Fitriana Aisyah Prameswari
3. Fahrezy Azyanda
Mahasiswa Prodi Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dosen Pengampu: Drs. Priyono, M.Si.
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News