Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Pancasila melalui Penerapan Model Example Non Example dan Pengembangan Buku Mini Berbasis Kolaborasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri Wonosari 02

Hasil Belajar Pendidikan Pancasila
Kegiatan Mahasiswa (Sumber: Dokumentasi Penulis)

Abstract

This research aims to improve the learning outcomes of fourth grade students at SD Negeri Wonosari 02 in learning Pancasila Education, especially material on social and cultural diversity as well as attitudes towards the homeland and diversity, by combining the Project Based Learning (PjBL) and Example Non Example learning models.

Through a learning cycle consisting of making a mini book about diversity in cycle I and analyzing attitudes towards the homeland and diversity in cycle II, the research results showed a significant increase in students’ understanding.

In cycle I, 60.86% of students achieved success, while in cycle II, 78.26% of students succeeded in understanding the material well. The use of this interactive learning model has succeeded in increasing students’ understanding of Pancasila values ​​and their social skills, so that learning becomes more meaningful and effective.

 

Bacaan Lainnya

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Wonosari 02 dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila, khususnya materi keberagaman sosial dan budaya serta sikap terhadap tanah air dan keberagaman, dengan menggabungkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan Example Non Example.

Melalui siklus pembelajaran yang terdiri dari pembuatan buku mini tentang keberagaman pada siklus I dan analisis sikap terhadap tanah air serta keberagaman pada siklus II, hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman siswa.

Pada siklus I, 60,86% siswa mencapai keberhasilan, sedangkan pada siklus II, 78,26% siswa berhasil memahami materi dengan baik. Penggunaan model pembelajaran interaktif ini berhasil meningkatkan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila serta keterampilan sosial mereka, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan efektif.

Kata Kunci: Pendidikan Pancasila, PJBL, Example non Example

 

Pendahuluan

Kurikulum merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan yang berfungsi sebagai panduan dalam proses pembelajaran. Sebagai alat perencanaan, kurikulum dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan yang mencakup pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan karakter peserta didik.

Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan individual siswa, baik dalam hal waktu maupun kemampuan belajar, untuk menghasilkan pembelajaran yang berkualitas (Rosmana dkk, 2022).

Di Indonesia, kurikulum senantiasa mengalami perubahan dan penyempurnaan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan zaman, kemajuan teknologi, serta tuntutan global. Perubahan ini bertujuan untuk menghasilkan generasi yang mampu menghadapi tantangan masa depan dengan bekal kompetensi abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif.

Pendidikan di sekolah dasar memiliki peran yang sangat strategis dalam membentuk fondasi pengetahuan dan karakter anak. Pada jenjang ini, peserta didik diperkenalkan pada berbagai bidang keilmuan yang dirancang untuk mengembangkan potensi akademik, sosial, dan emosional mereka.

Sekolah dasar merupakan tempat bagi siswa untuk mempelajari dasar-dasar sains, yang memungkinkan mereka berkembang dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai dengan taksonomi Bloom (Melianti dkk, 2023).

Proses pembelajaran di sekolah dasar juga berorientasi pada pendekatan yang menyenangkan dan interaktif, sehingga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan kecintaan terhadap belajar. Selain itu, pendidikan di tingkat ini menekankan pentingnya pembentukan karakter seperti disiplin, tanggung jawab, dan toleransi, yang menjadi landasan bagi perkembangan mereka di masa mendatang.

Pendidikan Pancasila di sekolah dasar (SD) memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan moral generasi muda. Pada tahap ini, siswa dikenalkan dengan prinsip-prinsip utama Pancasila, seperti cinta tanah air, toleransi, sikap positif terhadap keberagaman, dan gotong royong.

Memahami dan menerapkan sikap dan perilaku yang mencerminkan keragaman budaya Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, adat istiadat, dan tradisi, merupakan komponen penting dari pembelajaran ini. Siswa juga dididik untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya dan nilai menjaga persatuan dan kerukunan di tengah-tengah keberagaman.

Toleransi terhadap keberagaman suku, budaya, dan agama merupakan nilai penting yang harus dikembangkan untuk menciptakan harmoni dalam perbedaan (Anggraeni dkk, 2022). Namun demikian, pendidikan Pancasila di sekolah dasar seringkali mengalami kesulitan. Salah satunya adalah bahwa metode pembelajaran yang satu arah dan tidak interaktif membuat siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Akibatnya, siswa tidak dapat memahami nilai-nilai Pancasila secara kontekstual, terutama yang berkaitan dengan keberagaman budaya dan sikap terhadap tanah air mereka. Upaya memastikan bahwa siswa memahami dan menghayati nilai-nilai tersebut dengan lebih baik, pembelajaran harus dilakukan secara lebih interaktif, relevan, dan komprehensif.

Mengubah paradigma pembelajaran dengan model yang meningkatkan keaktifan siswa adalah salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran yang lebih aktif (Masitoh, 2022).

Salah satu model pembelajaran yang dapat menjadi solusi adalah Example Non Example, di mana siswa diajak menganalisis gambar atau ilustrasi yang relevan dengan topik keberagaman budaya, sikap terhadap tanah air, serta perilaku dalam keberagaman.

Melalui gambar-gambar tersebut, siswa dapat mengeksplorasi nilai-nilai Pancasila secara praktis. Nilai-nilai ini termasuk menghargai perbedaan budaya, menghormati identitas bangsa, dan bekerja sama dalam lingkungan keberagaman.

Siswa cenderung lebih menyukai gambar daripada tulisan, terutama jika gambar tersebut dirancang dengan baik, sehingga dapat meningkatkan semangat mereka dalam belajar (Adnyana & Yudaparmita, 2023).

Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna dengan pendekatan ini karena mereka dilibatkan dalam diskusi dan analisis topik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Penggunaan media kreatif seperti buku mini berbasis kolaborasi dapat membantu pembelajaran menjadi lebih efektif. Siswa memiliki banyak kesempatan untuk berpartisipasi dalam aktivitas kreatif bersama teman-teman mereka dalam buku mini ini.

Mereka dapat membuat cerita, membuat gambar, atau menuliskan pendapat mereka tentang pentingnya keberagaman budaya dan cinta tanah air. Melibatkan siswa dalam pembuatan buku mini, mereka tidak hanya memperoleh pemahaman konsep tetapi juga memperoleh keterampilan kreatif, tanggung jawab sosial, dan keterampilan kerja sama.

Project-Based Learning (PjBL) mampu mendorong keaktifan siswa sekaligus meningkatkan motivasi mereka untuk mengeksplorasi setiap materi pembelajaran (Febriantara, 2019).

Fokus penelitian ini adalah siswa di kelas IV SD Negeri Wonosari 02, dengan tujuan meningkatkan hasil belajar mereka tentang Pendidikan Pancasila, terutama dengan materi tentang keberagaman budaya, perasaan tentang tanah air, dan perilaku yang berkaitan dengan keberagaman.

Diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, menyenangkan, dan bermakna bagi siswa dengan penggabungan model pembelajaran “Example non Example” dan media buku mini inovatif yang berbasis kolaborasi. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengatasi berbagai hambatan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila agar pendidikan di sekolah dasar menjadi lebih baik.

 

Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran (mix method), yang menggabungkan data kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan ini dipilih karena dapat memberikan gambaran yang lebih luas dan lebih jelas tentang fenomena yang diteliti, baik dari perspektif pengalaman siswa maupun pencapaian hasil belajar mereka.

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data kualitatif adalah refleksi siswa. Refleksi ini bertujuan untuk menggali respons dan pandangan siswa terhadap proses pembelajaran yang mereka alami. Data ini memberikan wawasan lebih dalam tentang persepsi siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan dan memberikan gambaran mengenai aspek-aspek yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran.

Pada data kuantitatif, penelitian ini menggunakan tes formatif yang diberikan setelah setiap siklus pembelajaran. Tes ini dirancang untuk mengukur pencapaian pengetahuan dan keterampilan siswa berdasarkan materi yang telah diajarkan. Nilai tes formatif yang diperoleh akan dianalisis untuk melihat sejauh mana pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa secara signifikan.

 

Hasil dan Pembahasan 

Hasil Kegiatan Praktik Pembelajaran Pendidikan Pancasila Materi Keberagaman Sosial dan Budaya Kelas IV SD Negeri Wonosari 02

1. Siklus I: Penerapan Model Project Based Learning (PjBL) Berbasis “Buku Mini Keberagaman”

Project Based Learning (PjBL) adalah metode pembelajaran yang memiliki langkah-langkah untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui proyek berdasarkan permasalahan nyata.

Indarta et al. (2022) menjelaskan bahwa PjBL berakar pada konsep pembelajaran konstruktivis, yang mendorong siswa untuk membangun pengetahuan dari pengalaman yang mereka alami sendiri. Langkah awal dalam PjBL adalah merumuskan pertanyaan utama sebagai fokus proyek, yang dilanjutkan dengan penyelidikan untuk mencari solusi atas masalah tersebut.

Langkah kedua adalah merencanakan proyek, termasuk menyusun langkah kerja, sumber daya yang dibutuhkan, dan jadwal pelaksanaan. Menurut Fahrezi et al. (2020), guru bertindak sebagai pendamping untuk membantu siswa memahami tujuan serta alur proyek. Tahapan ini sangat krusial dalam membangun landasan awal yang kokoh agar siswa dapat mengelola proyek secara mandiri.

Tahapan akhir adalah melaksanakan proyek hingga mengevaluasi hasil yang dicapai siswa. Guo et al. (2020) menyatakan bahwa PjBL memberikan siswa kesempatan untuk mempresentasikan proyek mereka, yang sekaligus menjadi evaluasi autentik atas pemahaman mereka. Guru juga memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas proyek serta membantu siswa merefleksikan pengalaman pembelajaran yang telah mereka jalani.

Pada Siklus I, kegiatan pembelajaran menggunakan model Project Based Learning (PjBL) dengan pendekatan pembuatan Buku Mini Keberagaman. Siswa dilibatkan secara aktif dalam membuat buku mini yang berisi informasi tentang keberagaman sosial dan budaya yang ada di sekitar mereka.

Melalui proyek ini, siswa diajak untuk melakukan riset, berdiskusi, dan bekerja sama dalam kelompok untuk menggali topik-topik terkait keberagaman, seperti perbedaan suku, agama, dan adat istiadat.

Hasil yang diperoleh pada siklus ini menunjukkan peningkatan pemahaman siswa tentang konsep keberagaman. Aktivitas membuat buku mini mendorong siswa untuk lebih mendalami materi dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam bentuk yang kreatif.

Selain itu, keterlibatan siswa dalam proyek ini juga meningkatkan keterampilan sosial mereka, seperti kerja sama, komunikasi, dan rasa saling menghargai perbedaan. Secara keseluruhan, ada peningkatan dalam pemahaman siswa terhadap konsep keberagaman yang lebih mendalam.

No.

Hasil Nilai Siklus 1

Jumlah Siswa

1 76-100 9
2 51-75 5
3 26-50 9
4 0-25
Jumlah 23

Tabel Nilai Siklus 1

Dari tabel di atas, siswa yang berhasil sebanyak 14 siswa. Maka persentase keberhasilan siswa 14×100 : 23 = 60,86 %

Sedangkan siswa yang tidak berhasil sebanyak 9 siswa, maka persentase ketidakberhasilan siswa 9×100 : 23 = 39,13%. Maka presentase ketidakhadiran keberhasilan dan ketidakberhasilan siswa dapat disajikan dalam diagram 1.

2. Siklus II: Penerapan Model Example to Example untuk Memahami Sikap terhadap Tanah Air dan Keberagaman

Tindakan kelas siklus II adalah tindakan setelah berakhirnya siklus I. Tindakan ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Adapun tahap pelaksanaan siklus II yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, hasil tindakan kelas, dan refleksi.

Materi yang digunakan pada siklus II adalah sikap terhadap tanah air, dan sikap serta perilaku dalam keberagaman yang merupakan lanjutan materi pada siklus I. Tindakan pada siklus II dilaksanakan berdasarkan rancangan yang sudah disusun, hasil observasi, dan evaluasi yang diperoleh sebelumnya.

Pada Siklus II, model pembelajaran yang digunakan adalah Example to Example, yang bertujuan untuk membantu siswa memahami sikap terhadap tanah air serta sikap dan perilaku dalam keberagaman. Pendekatan Example Non Example membantu siswa memahami konsep dengan menganalisis contoh (example) dan bukan contoh (non-example).

Menurut Kurniasih dan Sani (2015), metode ini dirancang agar siswa mampu menganalisis gambar dan mendeskripsikan isi dari gambar tersebut. Tahapan pertama dari metode ini adalah guru menyediakan gambar atau media visual yang sesuai dengan topik pembelajaran.

Tahap selanjutnya adalah menganalisis perbedaan antara contoh dan bukan contoh melalui diskusi. Komalasari (2017) menjelaskan bahwa siswa diarahkan untuk mengenali pola atau ciri khas dari konsep yang dipelajari, dengan bimbingan dari guru. Proses ini juga melatih siswa untuk berpikir kritis melalui pertanyaan terbuka serta kerjasama antar siswa.

Langkah terakhir adalah refleksi dan penarikan kesimpulan. Kurniadi (2010) menjelaskan bahwa guru menegaskan kembali konsep yang dipelajari dan memberikan latihan tambahan agar pemahaman siswa lebih mendalam. Refleksi juga memungkinkan siswa untuk menjernihkan konsep yang belum mereka pahami, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan terfokus.

Siklus ini, siswa diberikan contoh-contoh perilaku positif dan negatif dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan sikap terhadap tanah air dan keberagaman.

Siswa kemudian diminta untuk menganalisis dan membandingkan contoh-contoh tersebut, serta mendiskusikan bagaimana mereka bisa menunjukkan sikap yang positif dalam menghadapi keberagaman di sekitar mereka.

Hasil dari siklus ini menunjukkan bahwa siswa semakin mampu mengidentifikasi dan memahami sikap yang tepat terhadap tanah air, serta perilaku yang sesuai dalam konteks keberagaman. Diskusi yang dilakukan dalam kelompok memperkaya perspektif siswa dan memperkuat pemahaman mereka mengenai pentingnya menghargai perbedaan.

Hasil Akhir: Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Dari kedua siklus yang diterapkan, terdapat peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar siswa. Siswa menunjukkan pemahaman yang lebih baik mengenai keberagaman sosial dan budaya serta sikap yang sesuai terhadap tanah air dan keberagaman.

Keterlibatan siswa dalam aktivitas berbasis proyek dan diskusi kelompok juga meningkatkan keterampilan sosial dan emosional mereka, yang menjadi aspek penting dalam pembelajaran Pancasila.

Secara keseluruhan, penerapan kedua model pembelajaran ini berhasil meningkatkan pemahaman siswa dan keterampilan mereka dalam menghargai keberagaman, serta memperkuat sikap positif terhadap tanah air dan sesama.

No. Hasil Nilai Siklus 2 Jumlah Siswa
1 89-100 18
2 77-88 2
3 65-76 3
4 <65
Jumlah 23

Tabel Nilai Siklus 2

Dari tabel di atas, siswa yang berhasil sebanyak 18 siswa. Maka persentase keberhasilan siswa 18×100 : 23 = 78, 26%

Sedangkan siswa yang tidak berhasil dengan nilai <65 sebanyak 5 siswa, maka persentaseketidakberhasilan siswa 5×100 : 23 = 21,74%. Maka presentase ketidakhadiran keberhasilan dan ketidakberhasilan siswa dapat disajikan dalam diagram 2

 

 

Simpulan

Penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Wonosari 02, khususnya dalam memahami materi keberagaman sosial dan budaya serta sikap terhadap tanah air dan keberagaman.

Melalui siklus I yang berfokus pada pembuatan buku mini tentang keberagaman, dan siklus II yang menggunakan contoh perilaku positif dan negatif untuk menganalisis sikap terhadap tanah air dan keberagaman, siswa menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman dan keterampilan sosial mereka dilihat dari hasil belajar yang meningkat.

Pembelajaran yang lebih interaktif dan berbasis proyek ini berhasil menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan, serta meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar penelitian selanjutnya mengeksplorasi penggunaan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan Example Non Example dalam materi lain yang relevan dengan penguatan nilai-nilai kebangsaan dan keterampilan sosial siswa.

Selain itu, penelitian dapat memperluas penerapannya pada jenjang kelas yang berbeda untuk menguji konsistensi efektivitas model ini dalam meningkatkan hasil belajar.

Peneliti juga dapat mempertimbangkan integrasi teknologi sebagai bagian dari pembelajaran berbasis proyek untuk memberikan pengalaman yang lebih menarik dan relevan dengan perkembangan zaman.

Pengembangan instrumen evaluasi yang lebih komprehensif juga disarankan agar dapat mengukur dampak pembelajaran tidak hanya dari segi kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik siswa.

 

Penulis:

  1. Selda Arifani
  2. Ais Diyanah
  3. Susilo Tri Widodo
  4. Rina Nuraeni
  5. Sri Yatmiji

Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Universitas Negeri Semarang

 

Referensi

Adnyana, K. S., & Yudaparmita, G. N. A. (2023). Peningkatan Minat Belajar IPAS Berbantuan Media Gambar Pada Siswa Sekolah Dasar. Edukasi: Jurnal Pendidikan Dasar, 4(1), 61-70. https://doi.org/10.55115/edukasi.v4i1.3023

Anggraeni, M., Alya Febriyani, S. ., Wahyuningsih, Y. ., & Rustini, T. . (2022). Pengembangan Sikap Toleransi Siswa Sekolah Dasar pada Keberagaman di Indonesia. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 7(1), 16-24. https://doi.org/10.22437/gentala.v7i1.15694

Chaerani, N. I. P., Rosmana, P. S., Iskandar, S., Putri, D. O., Rahman, M. C., & Hasanah, N. W. (2022). Pengaruh Pengembangan Kurikulum Terhadap Prestasi Siswa. Al Qodiri : Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Keagamaan, 20(1), 12-27. https://doi.org/10.53515/qodiri.2022.20.1.12-27

Febriantara, R. (2019). PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI SD MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DI SD N 3 KALIPETIR PENGASIH KULON PROGO. BASIC EDUCATION, 8(5), 439-454.

Masithoh, A. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw Menggunakan Media Flipbook Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V SD. Jurnal BELAINDIKA (Pembelajaran Dan Inovasi Pendidikan), 4(1), 21 – 27. https://doi.org/10.52005/belaindika.v4i1.80

Melianti, E. ., Handayani, D. ., Novianti, F. ., Syahputri, S. ., & Hasibuan, S. A. . (2023). Pentingnya Pendidikan Yang Ada di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 5(1), 3549–3554. https://doi.org/10.31004/jpdk.v5i1.11580

Nurhamidah, S., & Nurachadijat, K. (2023). Project Based Learning dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa. Jurnal Inovasi, Evaluasi Dan Pengembangan Pembelajaran (JIEPP), 3(2), 42–50. https://doi.org/10.54371/jiepp.v3i2.272

Rosmana, D., dkk. (2022). Inovasi Kurikulum dalam Pendidikan Abad 21: Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Indarta, Y., Sari, D. P., & Sari, D. K. (2022). Model Pembelajaran PjBL (Project Based Learning) pada Pembelajaran Daring. Media Pendidikan, Gizi, dan Kuliner, 11(1), 1-10. Link

Fahrezi, I., Taufiq, M., Akhwani, A., & Nafia’ah, N. (2020). Meta-Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, 3(3), 408. Link

Guo, P., Saab, N., Post, L. S., & Admiraal, W. (2020). A Review of Project-Based Learning in Higher Education: Student Outcomes and Measures. International Journal of Educational Research, 102, 101586. Link

Kurniasih, A., & Sani, B. (2015). Ragam Model Pembelajaran untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena. Link

Komalasari, K. (2017). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama. Link

Kurniadi, H. (2010). Model Pembelajaran Example Non Example dalam Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Link

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses