Penulis:
1. Dr. Nurmawati M.Pd., Kons
2. Aisyah Sabrina Priyanto
3. Alya Rahmadea
4. Marchenda Amalia Hapsari
5. Zannuba Chofshof Yusman
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Menurut Prof. Dr. M.J Langeveld, Pendidikan adalah pemberian bimbingan bantuan rohani bagi yang masih memerlukannya.
Adapun Unsur-unsur Pendidikan meliputi Peserta Didik, Pendidik, Tujuan Pendidikan, Interaksi Edukatif, Materi Pendidikan, Alat dan Metode Pendidikan dan Lingkungan Pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan siswa disekolah dasar. Selain fokus pada akademik, kesejahteraan psikologis siswa juga menjadi kunci utama dalam mencapai hasil belajar siswa secara optimal.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis siswa di sekolah dasar adalah melalui program bimbingan konseling. Bimbingan konseling berperan untuk mengatasi berbagai masalah serta tantangan yang dihadapi oleh siswa, seperti Stres, konflik interpersonal, penyesuaian diri, perasaan cemas, penggunaan gadget yang berlebihan, dan hal lain sebagainya
Kesejahteraan psikologis merupakan kondisi dimana seseorang mampu mengatasi tekanan dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari, merasa bahagia, dan juga memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Tingkat kesejahteraan psikologis pada siswa terlihat masih rendah, dimana faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis siswa adalah Kurangnya pemahaman tentang bagaimana menjaga kesehatan mental.
Siswa sering merasa tertekan dan cemas saat menghadapi ujian dan tugas sekolah yang menumpuk, sehingga siswa sulit mengelola emosi dan pikiran, sehingga dapat mempengaruhi aspek akademik siswa. Melalui program bimbingan konseling, para konselor di sekolah dasar dapat memberikan dukungan yang tepat dan relevan kepada siswa. Mereka dapat membantu siswa dalam memahami dan mengelola emosi mereka, memecahkan masalah yang dihadapi, meningkatkan keterampilan sosial, dan mengembangkan pemahaman diri yang lebih baik.
Baca Juga:Â Revolusi Pendidikan di Indonesia Melalui Kecerdasan Buatan: Peluang dan Tantangan
Dengan adanya bimbingan konseling, siswa dapat merasa didukung, terdengar, dan dipandu dalam mengatasi tantangan hidup mereka. Bimbingan konseling juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbicara tentang perasaan dan pikiran mereka dengan seorang profesional yang lain. Hal ini memungkinkan mereka menjadi individu yang lebih baik, Lebih sadar dan lebih terampil dalam menghadapi situasi sosial dan hubungan yang rumit.
Oleh karena itu pentingnya peran Bimbingan konseling yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis siswa. Meskipun peran bimbingan konseling sangat penting, tetapi adanya kekurangan informasi dalam mengimplementasi dan keefektifan terhadap siswa sekolah dasar.
Sehingga penjelasan dan pemahaman dalam peran bimbingan konseling terhadap peningkatan kesejahteraan psikologis siswa sekolah dasar dapat dilihat dari sudut pandang siswa. Sehingga diharapkan terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif dan dapat mendukung kesejahteraan psikologis siswa, yang mendapatkan dampak positif terhadap perkembangan siswa, prestasi, dan pembentukan karakter dimasa depan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis adalah:
1. Dukungan Sosial
Merupakan ekspresi perilaku suportif seseorang terhadap seseorang yang ada hubungannya dengan dirinya dan cukup bermakna dalam hidupnya. Menurut Cobb dukungan sosial adalah sebagai kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang dirasakan seseorang dari orang atau kelompok lain.
Menurut House dan Kahn dukungan sosial merupakan sebagai tindakan yang bersifat membantu yang melibatkan emosi, memberikan informasi, memberikan bantuan instrumental, dan penilaian positif pada individu dalam menghadapi masalahnya.
Dukungan keluarga dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang dialami seperti mendapatkan tekanan sosial dan pengaruh teman sebaya. Dukungan sosial dapat berasal dari berbagai sumber seperti orang tua, teman, guru, atau masyarakat sekitar. Tujuan dukungan sosial bertujuan untuk mendukung penerima dalam mencapai tujuan dan kesejahteraannya.
Baca Juga:Â Berkontribusi di Dunia Pendidikan melalui Kampus Mengajar
2. Status Sosial Ekonomi
Hal ini dapat diidentifikasi berdasarkan pekerjaan, pendidikan, pendapat, dan kedudukan status sosial orang tua di dalam masyarakat. Menurut Abdulsyani status sosial ekonomi merupakan kedudukan atau posisi seseorang yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatnya, dan pekerjaan. Masyarakat dengan status sosial ekonomi yang rendah cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain yang memiliki status sosial yang lebih tinggi dari dirinya.
3. Jaringan Sosial
berkaitan dengan aktivitas sosial yang diikuti individu seperti aktif dalam pertemuan dan organisasi, kualitas dan kuantitas aktivitas yang dilakukan. Semakin banyak kontak sosial yang diikuti individu semakin tinggi kesejahteraan psikologisnya. Jaringan sosial yang baik dan menjaga kualitas hubungan sosial dengan lingkungan akan mengurangi munculnya konflik dan tekanan dan meningkatkan kesejahteraan psikologisnya.
4. Religiusitas
Adalah suatu keadaan, pemahaman dan ketaatan terhadap kondisi seseorang terhadap keyakinan agama yang dianutnya. Perrin dan Mancuso (2015) mengatakan bahwa religius seseorang dapat membangun kesejahteraan psikologisnya. Orang dengan tingkat religiusitas yang tingkat mampu memaknai peristiwa kehidupan dengan lebih positif sehingga menjadikan hidupnya lebih bermakna. Religiusitas merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa. Karena religi bisa mengontrol perilaku anak dan mencegahnya melakukan hal-hal yang dapat merugikan dan bertentangan.
5. Kepribadian
Seseorang yang memiliki banyak keterampilan pribadi dan sosial seperti: penerimaan diri, kemampuan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan lingkungan, coping skill yang efektif cenderung menghindari dari konflik dan stres. Menurut Hurlock kepribadian yang tidak sehat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) Mudah tersinggung, (2) Menunjukkan kekhawatiran atau ketakutan, (3) Sering merasa tertekan (stres atau depresi), (4) Bersikap kejam atau senang mengganggu orang, (5) Kurang semangat dalam menjalani hidup.
Kesejahteraan psikologis merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pemnuhan kriteria fungsi psikologi positif. Kesejahteraan psikologis memiliki enam dimensi utama, yakni :
1. Kekuatan Karakter (Autonomy)
Yakni kemandirian dipengaruhi oleh keteguhan hati yang menekankan pada ketekunan dan mengasah kemampuan subjek untuk mempertimbangkan dan menyelesaikan suatu masalah.
2. Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery)
Yakni kapasitas untuk mengelola kehidupan seseorang secara efektif dan dunia sekitarnya. Dipengaruhi oleh keadilan yang didasari dari kekuatan kepemimpinan, keadilan dan menjadi bagian dari kelompok.
3. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth)
Yakni rasa pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan sebagai pribadi. Dipengaruhi dengan adanya kebijaksanaan dan pengetahuan yang diisi dengan materi pemahaman dan hal yang harus dipersiapkan oleh generasi milenial.
4. Hubungan Positif dengan Orang Lain (Positive Relations With Others)
Yakni adanya hubungan positif yang berkualitas dengan orang lain. Dipengaruhi oleh kemanusiaan dan cinta kasih yang digambarkan sebagai membangun hubungan interperseonal yang menekankan pada sikap empati, kasih sayang dan kepedulian sehingga dapat beradaptasi dengan baik di lingkungannya.
5. Tujuan Hidup (Purpose In Life)
Yakni keyakinan bahwa hidup seseorang memiliki tujuan dan bermakna. Dipengaruhi oleh kebijaksanaan dan pengetahuan, spiritualitas/transedensi dan keberanian/keteguhan hati karena hampir disemua sesi pelatihan bertujuan untuk mengajak subjek untuk lebih berpikir, merasa dan bertindak positif, menumbuhkan rasa optimis baik di masa lalu dan masa depan.
Baca Juga:Â Pendidikan Digital Orang Tua
6. Aspek Penerimaan Diri (Self Acceptance)
Yakni evaluasi positif tentang diri sendiri dan kehidupan masa lalunya. Dipengaruhi oleh transedensi yang menekankan pada kebersyukuran dimana subjek diajak untuk menumbuhkan rasa syukur atas segala hal yang telah dan sedang terjadi serta mengajak subjek untuk yakin atas hal-hal positf yang dimiliki untuk selalu dikembangkan dan disyukuri
Beberapa remaja memiliki tekanan pada saat ujian yang berdampak buruk terhadap kesehatan mentalnya. Indonesia memiliki persentase sebesar 44% yang mengalami stres disaat mengalami ujian maupun tugas dan 12% siswa yang memiliki perasaan takut tidak naik kelas. Selebihnya adalah siswa yang melakukan transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang dikenal dengan fase krusial.
Perkembangan zaman menjadikan pendidikan sebagai komponen penting dalam terbentuknya individu yang tidak hanya cerdas secara akademis saja, melainkan adanya kesejahteraan psikologis yang optimal. Adapun beberapa fenomena yang harus diperhatikan diantaranya : 1. Teknologi dan media sosial yang tentunya sedang meningkat dapat memengaruhi psikologi siswa, tampilan yang tiada hentinya mampu memberikan konten negatif bahkan cyberbullying.
2. Tuntutan akademis dan karir, dalam hal ini terjadinya tuntutan akademis dan harapan untuk mencapai keberhasilan dalam suatu karir sehingga terciptanya tingkatan stres yang tinggi pada kalangan remaja. 3. Perubahan identitas dan hubungan sosial, dimana remaja sedang berada difase mencari identitas dan interaksi sosial yang kompleks. 4. Tidak setaranya sosial dan ekonomi juga dapat mempengaruhi psikologis siswa.
Editor:Â Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News
Daftar Pustaka
Carles, E., Hiptraspa, Z., Warsah, I., & Effendi, M. (2023). Peningkatan Kesejahteraan Mental Siswa melalui Bimbingan Konseling Islam. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 7(1), 149-164. doi:http://dx.doi.org/10.29240/jbk.v7i1.6273
Rahmi, M. (2020). Hubungan dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan psikologis pada narapidana remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak kelas II Banda Aceh (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry).
Lenia Nawang Arum. Eni Rindi Antika. 2022. Pengaruh Optimisme Terhadap Kesejahteraan Psikologis dalam Menghadapi Covid-19 Siswa Kelas X SMAN 1 Gondang. JBKI, VV (N): pp. XX-XX, DOI: 10.24036/XXXXXXXXXX-X
Affifah, A., Suhailah, N., & Anggraini, S. P. (2023). Peningkatan Kesejahteraan Emosional Anak melalui Bimbingan Konseling Islami: Perspektif Orang Tua dan Guru. Innovative: Journal Of Social …, 3(3), 976–990. http://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/view/2314%0Ahttp://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/download/2314/1652
Kurniawan, A. (2023). Implementasi Bimbingan Konseling dalam Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Keguruan, 3(2), 53–63.
Lumbantoruan, H. (2019). Hubungan Religiusitas dan Status Sosial Ekonomi Dengan Kesejhateraaan Psikologis Siswa SMP Negeri 6 Binjai.
Pedhu, Y. (2022). Kesejahteraan psikologis dalam hidup membiara. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 10(1), 65. https://doi.org/10.29210/162200
Ristianti, D. H., & Azwar, B. (2024). DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS SISWA DI SMPIT AN-NIDA. 103–117.
Tsaqofi, F. T. (2019). Peningkatan Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well-Being) Pada Remaja Melalui Pelatihan Kekuatan Karakter (Character Strengths). Universitas Muhammadiyah Surakarta, 1–15. https://eprints.ums.ac.id/78152/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf
Wulandari, S. (2016). Penyesuaian Diri Siswa Kelas X Smk Santa Maria Jakarta. Jurna Psiko-Edukasi, 14(2), 94–100.
Agraprana, P. R., & Nurcahyo, F. A. (2024). Faktor-Faktor Yang Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Pada Peserta Didik Selama Pandemi Covid-19. https://doi.org/10.5281/zenodo.10469972
Kholiq, A., Prihastuty, R., Khafidhoh, N. L., & Yani, I. (2023). Layanan Konseling Kelompok Teknik Terapi Bermain Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Siswa. AGCAF: Annual Guidance and Counseling Academic Forum (2023), 119-124.