Pemerintah Kota Surabaya telah melangkah maju dalam upaya mengurangi limbah serta meningkatkan keberlanjutan mengatasi sampah yang ada di Kota Surabaya.
Hal tersebut dilaksanakan dengan adanya gagasan KZW (kampung zero waste), gagasan tersebut dilaksanakan dengan menggandeng beberapa lingkungan akademisi melalui prorgam MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) kerjasama DLH Kota Surabaya.
Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya termasuk salah satu perguruan tinggi yang turut berpartisipasi ke dalam program kampung zero waste melalui MBKM kerjasama DLH. Program tersebut akan berjalan mulai dari awal bulan Agustus dan akan berakhir pada bulan Desember yang akan datang.
Mahasiswa yang mendaftar program tersebut akan ditempatkan ke beberapa kampung yang ada di Kota Surabaya dengan masing-masing timnya terdiri dari 2 orang.
Di kampung-kampung tersebut mahasiswa UNTAG Surabaya melaksanakan program inovasinya masing-masing untuk mewujudkan Surabaya yang bersih tanpa sampah.
Rosi, sebagai salah satu peserta MBKM Kerjasama DLH program kampung zero waste yang bertugas di RW 01 Tambaksari menuturkan bahwa langkah pertama yang dapat diambil bersama rekannya untuk memulai kegiatan pengelolaan sampah adalah dengan pengenalan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) kepada para warga.
“Ternyata masih ada warga yang sangat antusias dalam memahami materi ketika kami melakukan sosialisasi di sana dan paham dengan prinsip pemanfaatan sampah tersebut, kebetulan sedang berlangsung lomba Kampung Surabaya Hebat (KSH) sehingga warga juga aktif melakukan kegiatan pengelolaan limbah di akhir pekan terutama oleh ibu-ibu PKK,” jelas Rosi.
Ia juga menambahkan bahwa warga mau bergerak dalam pembangunan bank sampah untuk mendukung pengelolahan sampah, adanya bank sampah tersebut juga memiliki fungsi sebagai pendukung perekonomian, karena warga yang menyetorkan sampah akan mendapat upah dari jumlah sampah yang disetorkan.
Untuk mengetahui apakah beberapa upaya yang telah dilakukan berhasil membawa dampak terhadap lingkungan, DLH memberikan tugas kepada mahasiswa yang ikut dalam program MBKM tersebut melakukan perhitungan timbunan sampah secara berkala dengan melakukan identifikasi data jumlah sampah yang ada pada setiap RT pada masing-masing kampung yang ada di Surabaya.
Jika dilihat bahwa sebagian warga tersebut hanya melakukan pengelolaan sampah anorganik saja, nyatanya tidak seperti demikian. Sebagian warga yang aktif dalam kegiatan pengelolaan sampah tersebut juga berhasil memanfaatkan sampah organik untuk dibuat POC (Pupuk Organik Cair) dari limbah memasak para warga seperti contohnya kulit buah-buahan, sisa makanan, serta sisa sayuran.
Penulis: Khafidatuz Rosida
Mahasiswa Administrasi Publik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi