Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X

Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui penggunaan dan hasil yang diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dalam menulis teks laporan hasil obervasi siswa kelas X SMKN 2 Cilaku.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas X-1 yang berjumlah 25 orang. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks laporan hasil observasi yang disusun oleh siswa kelas X.

Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Penelitian pada tes ini menekankan pada aspek kualitas isi, organisasi penulisan struktur teks, struktur bahasa, penggunaan ejaan kata, huruf kapital, huruf yang bercetak miring, dan tanda baca.

Bacaan Lainnya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunakan model pembelajaran berbasis proyek dalam menulis teks laporan hasil obervasi siswa kelas X memperoleh nilai rata-rata baik. Hasil tersebut didapat dari 25 peserta didik dengan nilai 79,2 dan termasuk kriteria baik.

Hasil analisis juga menunjukkan bahwa peserta didik yang memperoleh kriteria A (baik sekali) terdapat 15 orang dengan persentase 60%. Peserta didik yang memperoleh kriteria B (baik) terdapat 6 orang dengan persentase 24%. Kemudian, peserta didik yang memperoleh kriteria C (cukup) terdapat 4 orang dengan persentase 16%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Kata Kunci: menulis, model pembelajaran, observasi, proyek.

Abstract

This study discusses the use of project-based learning models in learning to write observation report texts. The purpose of this study is to determine the use and results obtained by using project-based learning models in writing observation report texts for class X students of SMKN 2 Cilaku.

The research method used by the author is a descriptive qualitative method. The subjects of this study were 25 class X-1 students. The objects used in this study were observation report texts compiled by class X students. Data collection techniques used were observation, interviews, documentation, and tests.

Research on this test emphasizes aspects of content quality, organization of text structure writing, language structure, use of spelling, capital letters, italics, and punctuation.

The results of the study showed that the use of project-based learning models in writing observation report texts for class X students obtained a good average score. These results were obtained from 25 students with a score of 79.2 and included in the good criteria.

The results of the analysis also showed that there were 15 students who obtained the A criteria (very good) with a percentage of 60%. Students who obtained criteria B (good) were 6 people with a percentage of 24%. Then, students who obtained criteria C (sufficient) were 4 people with a percentage of 16%. Thus, it can be concluded that the project-based learning model can be used in learning to write observation report texts according to the expected objectives.

Keywords: writing, learning model, observation, project.

Baca Juga: Evolusi Sastra: Transformasi dari Masa Lalu ke Masa Kini

Pendahuluan

Bahasa menjadi unsur penting dalam sebuah pembelajaran di sekolah, karena bahasa dapat membuat siswa terampil dalam berkomunikasi dengan baik. Oleh sebab itu, pendidik menekankan kepada peserta didiknya untuk menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai. Menulis adalah alat untuk menyampaikan informasi secara tertulis.

Walaupun adanya komunikasi lisan tetapi tidak semua orang menyampaikan suatu pesan melalui lisan saja, namun dapat juga disampaikan melalui tulisan. Setiap orang, terutama siswa, membutuhkan komunikasi tertulis sebagai salah satu bentuk komunikasi bahasa.

Kegiatan ini tidak hanya dibutuhkan selama pendidikan, tetapi menulis sangat penting untuk generasi selanjutnya, yaitu kehidupan sosial di masyarakat. Menulis juga dapat membuat siswa menciptakan karya yang menarik untuk diri mereka sendiri terlebih jika tulisannya dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Namun, guru kurang melatih siswa dalam hal menulis sebuah karya sehingga keterampilan menulis siswa sulit untuk dikembangkan.

Oleh karena itu, diperlukan penanaman pembelajaran di sekolah dengan memikirkan kemampuan dan kreativitas menulis siswa. Keterampilan menulis ini diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan pendidikan yang harus mampu menciptakan kreativitas siswa. Berhasil tidaknya pengajaran, dapat dilihat dari faktor guru, siswa, metode pengajaran, dan bahan ajar.

Banyak sekali jenis pembelajaran menulis, salah satunya menulis teks laporan hasil observasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru Bahasa Indonesia, teks laporan hasil observasi merupakan salah satu materi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang kurang diminati oleh siswa, karena kemampuan mereka dalam mengembangkan sebuah kalimat masih kurang dan mereka merasa kesulitan dalam menulis teks laporan hasil observasi sesuai dengan struktur teks dan kaidah kebahasaannya. Teks laporan hasil observasi bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena.

Keberhasilan siswa dalam menulis dapat ditentukan melalui peran guru dalam menggunakan model pembelajaran ketika memberikan materi. Model pembelajaran adalah suatu hal yang menentukan proses belajar siswa.

Penggunaan model pembelajaran dapat membuat semangat serta minat siswa dalam melakukan pembelajaran dan juga dapat membuat siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas ataupun memahami pelajaran.

Namun, berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMKN 2 Cilaku masih terdapat guru yang belum memanfaatkan model pembelajaran yang menarik bagi siswa. Masih banyak guru yang memakai metode ceramah dalam pembelajaran.

Beberapa guru juga menggunakan media pembelajaran berupa buku teks saja. Seiring perkembangan teknologi berbagai macam model pembelajaran baru banyak digunakan agar menarik minat siswa. Maka hal tersebut membuat guru harus mampu memanfaatkan model pembelajaran yang menarik.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk menggunakan model pembelajaran yang menarik bagi siswa. Peneliti ingin menggunakan model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PJBL) dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi pada siswa kelas X SMKN 2 Cilaku, karena pembelajaran di sekolah tersebut masih kurang menarik bagi siswa sehingga siswa kurang bersemangat, bosan, dan kurang aktif untuk melakukan pembelajaran.

Mereka juga tidak sungguh-sungguh dalam mengamati suatu objek dan membuat teks yang dihasilkan tersebut kurang baik karena data-data yang diperoleh kurang maksimal.

Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PJBL) dalam pembelajaran dapat membuat siswa semangat untuk mengerjakan tugas teks laporan hasil observasi yang diberikan oleh pendidik, kemudian siswa juga dapat berfikir kreatif serta dapat memahami materi tersebut dengan mudah karena suasana belajar yang dapat memungkinkan siswa untuk bertukar pikiran ketika mengerjakan tugas teks laporan hasil observasi.

Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui: 1) Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dalam menulis teks laporan hasil obervasi siswa kelas X SMKN 2 Cilaku, 2) Hasil yang diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dalam menulis teks laporan hasil obervasi siswa kelas X SMKN 2 Cilaku.

Banyak sekali ahli yang menafsirkan pengertian tentang belajar dan pembelajaran. Penafsiran mereka tentang definisi belajar terkadang berbeda-beda sesuai dengan pemikirannya masing-masing. Belajar adalah hal utama yang dibutuhkan dalam proses pendidikan. Belajar erat sekali kaitannya dengan pendidikan, karena tanpa belajar tidak akan ada pendidikan.

Menurut Gagne dalam Dahar, belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi di dalam suatu organisme. Perubahan yang dimaksud yaitu perubahan perilaku dalam proses belajar.1 Belajar dapat memberikan perubahan bagi seseorang yang belajar.

Sardiman A.M. berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku mengenai beberapa kegiatan.2 Croncbach juga mengemukakan bahwa “Learning is shown by change in behavior as a result of experience”, artinya, belajar menjadi suatu kegiatan diwakili oleh perubahan perilaku yang disebabkan oleh pengalaman.3

Jadi, belajar adalah aktivitas yang menyebabkan perubahan perilaku proses belajar sebagai akibat dari pengalaman. Istilah pembelajaran sudah mulai dikenal luas oleh masyarakat, terlebih lagi pada saat setelah diundangkannya UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang secara legal memberi pengertian tentang pembelajaran.

Pembelajaran sebagai konsep pendagogik secara teknis dapat diartikan sebagai upaya sistematik dan sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang potensial untuk menghasilkan proses belajar yang bermuara pada berkembangnya potensi individu sebagai peserta didik.4

Menurut Tarigan, pembelajaran adalah pengalaman belajar yang dialami siswa dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.5

Sedangkan Watskins berpendapat bahwa “Learning … that reflective activity which enables the learner to draw upon previous experience to understand and evaluate the present, so as to shape future action and formulate new knowledge”, artinya pembelajaran adalah kegiatan reflektif yang memungkinkan peserta didik memanfaatkan pengetahuan yang ia punya sebelumnya untuk memahami dan mengevaluasi pengetahuan yang baru, sehingga dapat membentuk perubahan perilaku dan merumuskan pengetahuan baru tersebut dimasa yang akan datang.6

Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran ataupun proses perubahan tingkah laku peserta didik dalam belajar agar mencapai tujuan sebuah pembelajaran.

Menurut Supriyono, model pembelajaran adalah suatu rencana atau model yang dapat mengatur pembelajaran di kelas dan menunjukkan bagaimana menggunakan materi pembelajaran. Sementara itu, menurut Syaiful Sagala, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan suatu proses yang sistematis, bertujuan untuk menata pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Joyce juga mengemukakan bahwa “Each model guides us as we design instruction to help students achieve various objectives”, artinya setiap model mengarahkan kami dalam merancang pembelajaran, untuk membantu peserta didik mencapai berbagai tujuan.7

Jadi, model pembelajaran merupakan rencana dalam pembelajaran yang menggambarkan prosedur secara sistematis dan mengacu pada pedekatan tertentu untuk tercapainya tujuan pembelajaran.

(PJBL) merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan kompleks, berlangsung dalam beberapa tahapan dan berdurasi relatif panjang. 8

Sedangkan, Fathurrohman mengemukakan bahwa Project Based Learning (PJBL) merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana untuk mencapai sikap, pengetahuan, dan kemampuan psikomotorik yang menuntut siswa untuk memecahkan masalah melalui penelitian, analisis, penciptaan, dan menampilkan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Martinis Yamin berpendapat bahwa model pembelajaran ini bertujuan untuk membentuk masing-masing peserta didik untuk berpikir analisis.

Model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) merupakan model pembelajaran inovatif yang mengajarkan konsep-konsep dalam buku teks. Fokus pembelajaran pada model ini yaitu terletak pada prinsip-prinsip inti dan konsep mata pelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk berpartisipasi dalam penyelidikan pemecahan masalah dan kegiatan tugas bermakna lainnya, memberikan peserta didik kesempatan untuk bekerja dan menghasilkan sebuah produk.9

Project Based Learning (PJBL) dapat dikatakan “provides opportunities for students to build there qualities, as well as more deeply learn traditional academic content and understand how it applies to the real world”. 10 Artinya yaitu model pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk membangun kualitas di sana, serta mempelajari lebih dalam konten akademis tradisional dan memahami bagaimana hal itu berlaku di dunia nyata.

Artinya yaitu model pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk membangun kualitas di sana, serta mempelajari lebih dalam konten akademis tradisional dan memahami bagaimana hal itu berlaku di dunia nyata. Selain itu, model pembelajaran ini juga mengembangkan metode pembelajaran yang aktif. Melalui pembelajaran Project Based Learning (PJBL), siswa dapat berpikir dengan analitis dan dapat meningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah serta meningkatkan kerja sama dalam proses pembelajaran.

Baca Juga: Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode kualitatif deskriptif. Menurut Marilyn Lichtman, “Qualitative research is research about the systematic investigation of social phenomena and human behavior and interaction. Qualitative in that it relies on verbal and visual communication to answer question. Qualitative research it examines humans in their natural settings rather than in experimental environment”, 11 artinya Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang penyelidikan sistematis terhadap fenomena sosial dan perilaku serta interaksi manusia.

Kualitatif mengandalkan komunikasi verbal dan visual untuk menjawab pertanyaan. Penelitian kualitatif meneliti manusia dalam pengaturan alami mereka daripada di lingkungan eksperimental. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan fakta tentang gambaran ilmiah dalam bentuk deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk mendeskripsikan suatu keadaan. 12

Peneliti melakukan penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan data yang diperoleh dari penelitian tersebut. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan informasi tentang kemampuan menulis laporan teks hasil observasi siswa yang dilaksanakan di SMKN 2 Cilaku.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Berdasarkan pembahasan penilaian menulis teks laporan hasil observasi dengan model pembelajaran berbasis proyek pada siswa kelas X-1 SMKN 2 Cilaku, yang telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya, dapat dilihat hasil penilaian setiap siswa yang telah diperoleh sebagai berikut:

Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X
Keterangan:
1 = Kualitas isi
2 = Organisasi penulisan struktur teks
3 = Struktur bahasa
4 = Penggunaan ejaan kata, huruf kapital, huruf yang bercetak miring, dan tanda baca {(.), (,), (/), (:), (-)}.

 

Berdasarkan data tabel rekapitulasi hasil perolehan nilai kemampuan menulis teks laporan hasil observasi peserta didik, diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik yaitu 93,7 dan nilai terendah yang diperoleh peserta didik yaitu 62,5.

Hasil nilai tersebut diperoleh peserta didik berdasarkan empat aspek penilaian menulis teks laporan hasil observasi yang telah ditentukan oleh peneliti. Berdasarkan jumlah nilai dari 25 peserta didik, diperoleh hasil nilai rataratanya yaitu 79,2.

Penilaian yang tertinggi ada di aspek 2, yaitu organisasi penulisan struktur teks dengan nilai rata-rata 3,6. Nilai rata-rata tersebut dapat dikategorikan nilai yang baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam menulis struktur teks laporan hasil observasi, peserta didik sudah mampu menyusun teks laporan hasil observasi dengan baik dan sesuai dengan strukturnya.

Sedangkan penilaian yang terendah ada pada aspek 4, yaitu penggunaan ejaan kata, hurufkapital, huruf yang bercetak miring, dan tanda baca {(.), (,), (/), (:), (-)} dengan nilai rata-rata 2,3. Nilai rata-rata tersebut dapat dikategorikan nilai yang cukup.

Hal itu menunjukan bahwa masih banyak peserta didik yang kurang teliti dalam menulis ejaan kata, huruf kapital, huruf yang bercetak miring, dan tanda baca {(.), (,), (/), (:), (-)}. Mereka memiliki banyak kesalahan dalam penggunaan huruf kapital, walaupun mereka telah diberikan materi mengenai hal tersebut, namun mereka masih banyak memiliki kesalahan.

Jika dilihat dari kualifikasi penilaian menurut Anas Sudijono, nilai rata-rata menulis teks laporan hasil observasi peserta didik termasuk dalam kriteria baik. Pada aspek kualitas isi, nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik yaitu 3,5. Nilai rata-rata tersebut dapat dikategorikan nilai yang baik. Hal itu menunjukkan bahwa dalam aspek kualitas isi peserta didik dapat menjelaskannya dengan baik dan tulisannya rapi.

Pada aspek struktur bahasa, nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 3,2. Nilai rata-rata tersebut dapat dikategorikan nilai yang baik. Hal itu menunjukkan bahwa siswa sudah mampu menulis struktur bahasa dengan padu serta efektif.

Data tabel tersebut juga menunjukkan bahwa 15 peserta didik mendapatkan kriteria A (baik sekali), 6 peserta didik mendapatkan kriteria B (baik), dan 4 peserta didik mendapatkan kriteria C (cukup). Maka, dari penilaian-penilaian menulis tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik kelas X-1 SMKN 2 Cilaku memiliki kemampuan menulis teks laporan hasil observasi yang baik dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

Baca Juga: Pembelajaran Menulis Aksara Jawa melalui Project Based Learning di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta

Gambar 1. Diagram Hasil Perolehan Nilai Menulis Teks Laporan Hasil Observasi

Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah peseta didik yang memperoleh kriteria A (baik sekali) terdapat 15 orang dengan persentase 60%, yaitu dari jumlah peserta didik pada kriteria tersebut dibagi banyaknya jumlah peserta didik dikali 100%. Peserta didik yang memperoleh kriteria B (baik) terdapat 6 orang dengan persentase 24%.

Kemudian, peserta didik yang memperoleh kriteria C (cukup) terdapat 4 orang dengan persentase 16%. Sedangkan, pada kriteria D (kurang) tidak ada peserta didik yang mendapatkan kriteria tersebut.

Secara keseluruhan, peserta didik kelas X- 1 SMKN 2 Cilaku tahun pelajaran 2024/2025 sudah memiliki kemampuan menulis teks laporan hasil observasi dengan baik. Kemampuan menulis teks tersebut dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek yang mana model tersebut melibatkan siswa dengan permasalahan yang berada di sekitar mereka dan juga dilakukan dengan sistem kelompok.

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap penggunakan model pembelajaran berbasis proyek dalam menulis teks laporan hasil obervasi siswa kelas X-1 SMKN 2 Cilaku sebagai berikut:

1) Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek atau project based learning dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi dapat digunakan dengan baik pada pembelajaran di kelas, karena model tersebut melibatkan siswa dengan permasalahan yang berada di sekitar mereka dan juga dilakukan dengan sistem kelompok.
Siswa juga sangat antusias dalam menulis teks laporan hasil observasi ketika pembelajaran berlangsung. Selain itu, siswa mampu memahami materi mengenai teks laporan hasil observasi dan mengembangkan teks laporan hasil observasi mereka dengan baik.

2) Berdasarkan hasil pembelajaran, diperoleh nilai rata-rata dari 25 peserta didik yaitu 79,2. Nilai rata-rata menulis teks laporan hasil observasi peserta didik termasuk dalam kriteria baik. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa peserta didik yang memperoleh kriteria A (baik sekali) terdapat 15 orang dengan persentase 60%. Peserta didik yang memperoleh kriteria B (baik) terdapat 6 orang dengan persentase 24%. Kemudian, peserta didik yang memperoleh kriteria C (cukup) terdapat 4 orang dengan persentase 16%.

 

Penulis: Siti Ade Amiati
Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Suryakancana  

 

Daftar Pustaka

Hidayat, Ahmad. Menulis Narasi Kreatif dengan Model Project Based Learning dan Musik  Instrumental. Yogyakarta: Deepublish, 2021.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018.

[1] Feida Noorlaila Isti’adah, Teori-Teori Belajar dalam Pendidikan, (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2020), h. 9.

[2] Ibid., h. 11.

[3] Afni Parnawi, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), h. 1.

[4] Gusnarib Wahab dan Rosnawati, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Indramayu: CV. Adanu Abimata, 2021), h. 2.

[5] Nur Samsiyah, Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Kelas Tinggi, (Magetan: CV. AE Media Grafika, 2016), h. 11-12.

[6] Yenny Suzana dan Imam Jayanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Malang: Literasi Nusantara, 2021), h. 20.

[7] Kusnadi, Metode Pembelajaran Kolaboratif: Penggunaan Tools SPSS Dan Video Scribe, (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2018), h. 2.

[8] Dwi Agus Sudjimat, Amat Nyoto, dan Maftuchin Romlie, Interdisciplinary Project Based Learning, (Malang: Media Nusa Creative, 2020), h. 2.

[9] Denny Asprilla, Implementasi Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI TKR 2 pada Mata Pelajaran Gambar.

[10] John Larmer, John Mergendoller, and Suzie Boss, Setting The Standard For Project Based Learning, (Alexandria, VA USA: ASCD, 2015), h. 2.

[11] Marilyn Lichtman, Qualitative Research in Education A User’s Guide (Third Edition), (United States: Sage Publication, 2013), h. 4.

[12] Sukandarrumidi dan Haryanto, Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 2014), h. 17.

 

Editor: I. Khairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI