Nasib Awak Kabin Maskapai Internasional Saat Pandemi

Awak Kabin Maskapai Internasional

Sudah hampir setahun wabah virus Covid-19 menghantui bumi. Setiap harinya jumlah kasus terinfeksi terus menerus meningkat dan mewabah hingga seluruh dunia, tidak hanya di Indonesia. Hal tersebut menimbulkan dampak ke banyak faktor, terutama bidang ekonomi, pariwisata, dan penerbangan.

Awak Kabin Dirumahkan

Adanya virus ini mengakibatkan seluruh maskapai lokal hingga macanegara terguncang yang menimbulkan banyak nya para pilot, awak kabin, hingga staf bandara terpaksa harus dirumahkan bahkan di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

Salah satu nya adalah Mira Rahmawati (44)  atau yang akrab dikenal dengan panggilan Mira. Ia merupakan awak kabin dari salah satu maskapai kebanggaan negeri ginseng yang berbasis di Jakarta. Meski telah bekerja di maskapai ini 26 tahun lamanya sejak tahun 1994 dan telah menduduki hingga tingkat purser, beliau merupakan salah satu awak kabin yang harus dirumahkan selama masa pandemi ini berlangsung.

Sudah kira-kira 9 bulan lamanya ia dirumahkan. Meskipun begitu, Mira tetap mengambil sisi positif dari adanya dampak pandemi ini dimana ia jadi bisa lebih mendekatkan diri dengan keluarga yang selama hampir 26 tahun ini jarang sekali untuk berkumpul karena pekerjaan yang beliau miliki. Tak hanya itu, beliau jadi merasa bahwa kesehatan diri nya lebih baik dari sebelumnya karena memiliki banyak waktu untuk beristirahat dan berolahraga.

Bacaan Lainnya

Mengisi Waktu Luang

Selama masa dirumahkan, Mira mengisi waktu luang dengan kegiatan yang produktif. Seperti mengikuti kursus online yang menurutnya bisa melatih dan menambah soft skill dan hard skill yang ia miliki. Mira dan beberapa awak kabin lainnya pun bersama-sama membentuk komunitas positif baru untuk melatih para cabin crew wannabe (orang-orang yang ingin menjadi awak kabin) serta membagi ilmu dan pengalaman mereka.

Mira juga mengelola akun Instagram khusus untuk membagikan informasi-informasi seputar aviasi di seluruh dunia (@cabincrew.indonesia). Saat ini, ia juga sedang mengambil kelas serifikat trainer di Indonesia. Agar kelak dapat menjadi pelatih atau guru di sekolah penerbangan Indonesia.

Sebetulnya, maskapai tempat Mira sendiri bekerja sudah mulai bergerak dan sudah ada beberapa penerbangan, tetapi hanya awak kabin yang berasa; dari negara maskapainya sendiri saja yang dapat diperbolehkan untuk bertugas.

Hal ini dikarenakan adanya peraturan baru pemerintah Korea Selatan yaitu apabila turis atau orang luar dari negara tersebut datang dan masuk ke negaranya, mereka harus dikarantina selama 14 hari lamanya. Menurutnya hal ini kurang produktif jika ingin kembali bekerja. Beliau juga masih bersyukur karena maskapai tempat beliau  bekerja masih memberikan gaji pokok dan hanya dalam proses dirumahkan bukan di-PHK.

Mira juga memberikan pesan positif untuk para awak kabin dan orang-orang di luar sana yang mungkin juga mengalami hal serupa dalam pekerjaannya masing-masing, agar terus tetap bersemangat dalam menghadapi masa ini dan sebaiknya, kita mencoba untuk menggali potensi diri disaat masa seperti ini. Ia juga mendorong anak muda agar tidak patah semangat dalam menghadapi kondisi pandemi seperti sekarang ini.

Kondisi di Sektor Penerbangan Saat Ini

Sementara itu, menurut Gabby (26) salah satu warga sipil yang sering menggunakan transportasi udara, kondisi penerbangan di Indonesia dan Internasional sudah sangat membaik sekarang ini. Para maskapai telah mulai mengepakkan sayap nya lagi bahkan mulai ada beberapa rekrutmen untuk awak kabin baru di sejumlah maskapai.

Para maskapai kini juga sudah menerapkan beberapa protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Terutama bagi orang-orang yang diharuskan menggunakan transportasi udara untuk berpergian. Menurut Gaby, protokol kesehatan yang ditetapkan di bandara dan di dalam pesawat sudah cukup ketat dan aman karena adanya pembatasan penumpang dalam satu pesawat. Gaby berharap agar kedepannya kondisi penerbangan dunia bisa jauh lebih baik dan kembali normal.

Novie Abygail Rudi
Mahasiswi LSPR Business & Communication Institute

Editor: Sharfina Alya Dianti

Baca Juga:
Dampak Covid-19 terhadap Pegawai Industri Penerbangan
Dampak Perdagangan Internasional Indonesia di Masa Pandemi
Haruskah Indonesia Lebih Dekat dengan Australia?

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses