Keripik talas adalah salah satu makanan ringan yang populer dengan rasa yang gurih dan renyah. Proses produksi keripik talas memerlukan perencanaan yang cermat agar menghasilkan produk dengan kualitas terbaik dan biaya produksi yang efisien.
Dalam dunia industri, metode Goal Programming (GP) telah menjadi alat yang berguna dalam memaksimalkan efisiensi produksi dengan mempertimbangkan beberapa tujuan yang saling bertentangan.
Goal Programming Tanpa Prioritas Tujuan
Metode Goal Programming tanpa prioritas tujuan mengacu pada pendekatan di mana semua tujuan dianggap sama pentingnya. Dalam konteks produksi keripik talas, beberapa tujuan yang ingin dicapai antara lain:
1. Maksimalkan Kualitas Produk
Kualitas keripik talas harus dipertahankan pada tingkat tertinggi agar memuaskan pelanggan dan mempertahankan pangsa pasar.
2. Minimalkan Biaya Produksi
Pengendalian biaya produksi menjadi aspek krusial dalam menjaga profitabilitas perusahaan.
3. Memaksimalkan Efisiensi Proses Produksi
Optimasi proses produksi untuk meningkatkan jumlah produksi dalam waktu yang lebih singkat.
Dalam metode Goal Programming tanpa prioritas tujuan, setiap tujuan dinyatakan dalam bentuk fungsi tujuan yang diinginkan.
Misalnya, untuk memaksimalkan kualitas produk, formulanya dapat berbunyi: “Maximize Quality = F1.” Sementara untuk meminimalkan biaya produksi, formulanya bisa: “Minimize Cost = F2.” Begitu pula dengan memaksimalkan efisiensi proses produksi dapat dirumuskan sebagai: “Maximize Efficiency = F3.”
Proses Goal Programming kemudian bekerja untuk menemukan solusi terbaik yang dapat mencapai tujuan-tujuan ini seoptimal mungkin, tanpa mengutamakan prioritas tertentu di antara mereka.
Metode Goal Programming dengan Prioritas Tujuan
Di sisi lain, metode Goal Programming dengan prioritas tujuan mengasumsikan bahwa ada prioritas yang diberikan pada tujuan tertentu. Misalnya, dalam produksi keripik talas, prioritas utama bisa saja diberikan pada kualitas produk, diikuti oleh efisiensi proses produksi, dan kemudian biaya produksi.
Dalam metode ini, tiap tujuan memiliki bobot prioritas yang mencerminkan tingkat kepentingannya. Sebagai contoh, kualitas produk mungkin memiliki bobot prioritas 40%, efisiensi proses 30%, dan biaya produksi 30%.
Dengan pendekatan ini, Goal Programming akan berfokus untuk memaksimalkan pencapaian tujuan yang memiliki prioritas tertinggi terlebih dahulu, kemudian bergerak ke tujuan-tujuan lainnya sesuai dengan urutan prioritas yang ditetapkan.
Kelebihan dan Kekurangan
Metode Goal Programming tanpa prioritas tujuan memperlakukan semua tujuan dengan proporsi yang sama, yang dapat mengakibatkan hasil yang lebih seimbang antara semua tujuan. Namun, kurangnya prioritas bisa menyulitkan dalam situasi di mana satu tujuan lebih penting dari yang lain.
Sementara itu, metode Goal Programming dengan prioritas tujuan memberikan kejelasan dalam mengidentifikasi tujuan yang paling penting, namun bisa mengabaikan tujuan lain yang mungkin juga relevan.
Dalam konteks produksi keripik talas, pemilihan antara kedua metode ini bergantung pada strategi bisnis perusahaan, kebutuhan pasar, dan kondisi ekonomi saat itu.
Kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun keduanya dapat digunakan untuk mengoptimalkan produksi keripik talas agar memenuhi standar kualitas, efisiensi, dan keberlanjutan produksi yang diinginkan.
Penulis: Karina Permatasari Wijaya Putri
Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News
Referensi
Istiqomah NA, Lestari D. 2017. Optimasi perencanaan produksi kue dan bakery di home industry “Selaras Cake” menggunakan model goal programming. Jurnal Fourier 6(1): 27-35.
Gezen M, Karaaslan A. 2022. Energy planning based on vision-2023 of Turkey with goal programming under fuzzy multi-objectives. The International Journal 261(2): 1-9.