Dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia adalah salah satu aspek penting yang sangat mendukung dan menjadi landasan kehidupan berbangsaa dan bernegara. Pancasila bukan hanya sebagai simbol formal negara, tetapi juga merupakan kearifan moral dan etika dalam aspek kehidupan.
Dalam dimensi ideologi, Pancasila menunjukkan cara pandang yang dinamis, terbuka, dan relevan untuk dikembangkan dan diterapkan dalam upaya melewati tantangan dan waktu zaman, namun bagaimana fungsi Pancasila dalam konteks ideologi sebenarnya? Dan sejauh mana penerapannya dapat menjaga keberlanjutan bangsa?
Menurut saya Pancasila sebagai ideologi terbuka menjadi salah satu keunggulan Pancasila dibandingkan ideologi yang lainnya adalah sifatnya yang terbuka. Hal tersebut bisa digambarkan karena Pancasila sebagai “ideologi yang tidak kaku” dan tetap beradaptasi terhadap perkembangan zaman.
Dapat diasumsikan terbuka tersebut menjadikan Pancasila masih relevan menggunakan nokia zaman dulu karena teknologi itu masih dapat berguna dan memberikan manfaat. Hal tersebut karena Pancasila terus dapat memperbarui kualitas identitas manusia terhadap kehidupan manusia dalam membangun kehidupan bersama.
Nilai-nilai Pancasila juga dapat mengandung pedoman untuk penggunaan teknologi informasi yang bertanggung jawab. Misalnya, Sila kedua, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.” Sila ini menekankan penggunaan platform media sosial secara etis, menghindari penyebaran berita bohong, dan proses komunikasi yang penuh rasa hormat.
Dengan demikian, Pancasila bukan sekadar ideologi yang statis, tetapi juga ideologi yang dapat memberikan panduan untuk menghadapi perubahan zaman.
Penerapan pancasila dalam kehidupan sehari-hari yakni pancasila terdiri dari lima sila yang mengandung arti mendalam dan saling berkaitan. Penerapan nilai-nilai tersebut masuk kedalam kehidupan sehari-hari merupakan bentuk nyata dari pengalaman ideologi bangsa, adapun beberapa contoh penerapan masing-masing pancasila.
1. Ketuhanan yang Maha Esa
Sila ini mengartikan bahwa kita sebagai warga negara Indonesia menjaga agama dan keyakinan adalah hak masing-masing. Oleh karena itu, kita tidak boleh memaksakan orang lain dan memandang keagamaan sama persis.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua ini kita sebagai warga negara diminta untuk menghormati hak asasi manusia, serta memperlakukan dengan cara yang adil, seperti yang di inginkan pribadi tanpa memandang suku,agama,atau latar belakang.
3. Persatuan Indonesia
Sila ketiga berarti kita harus menempatkan kesatuan, persatuan, dan kepentingan negara dari pada kepentingan individu. Kita harus mempunyai kepribadian rela berkorban demi negara Indonesia dan tanah air, serta bangga pada negara Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Sila keempat ini mengajak kita untuk tidak memaksakan kehendak orang lain dan mengutakaman kepentingan negara. Terkadang kita juga menemukan perbedaan pendapat dan cara pandangnya, namun kita harus menyelesaikan dengan cara bermusyawarah dan berdiskusi.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila ini memiliki makna bahwa seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan keadilan baik dalam bidang hukum, ekonomi, politik, dan kebudayaan sehingga terciptanya masyarakat yang adil dan juga Makmur.
Baca juga: Ideologi Pancasila bagi Generasi Muda Bangsa Indonesia
Penerapan nilai-nilai ini dapat menjadi landasan untuk membangun Masyarakat yang beradab, berkeadilan, dan Sejahtera. Dalam dunia Pendidikan misalnya, Pancasila dapat dijadikan sebagai dasar terciptanya karakter siswa, sehingga generasi muda mampu memahami dan mencintai Pancasila.
Meski Pancasila memiliki keutamaan sebagai ideologi, tantangan masih tetap ada. Globalisasi alur informasi tidak terhalang dan masuknya budaya asing dapat mengalihkan nilai-nilai lokal jika tidak disesuaikan dengan peningkatan identitas nasional.
Pendidikan Pancasila juga sering dianggap sebagai formalitas disekolah. oleh karena itu, menjadi penyebab generasi muda kurang memahami makna dari ideologi ini. Selain itu, praktik korupsi, ketidakadilan dan pemisahan politik menjadi ancaman nyata yang berlawanan dengan nilai-nilai Pancasila.
Oleh sebab itu, perlu adanya komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat untuk kembali kepada nilai-nilai dasar yang telah menjadi identitas bangsa.
Harapan dan langkah nyata, menurut saya jika kita ingin menjaga keterkaitan Pancasila ada beberapa langkah yang perlu dilakukan yaitu:
- Pendidikan kontekstual yakni pendidikan Pancasila perlu disesuaikan dengan konteks kekinian agar menjadi lebih menarik dan mudah dipahami oleh generasi muda.
- Penguatan peran pemerintah yaitu dengan cara pemerintah menjadi teladan dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila, terutama dalam kehidupan seharihari.
- Partisipasi Masyarakat yaitu dengan cara Masyarakat harus berperan aktif dalam menjaga dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila dalam dimensi ideologi adalah landasan yang kokoh untuk menjaga keutuhan dan keberlanjutan bangsa Indonesia. Dengan memahami dan mengamalkan nila-inilainya, kita dapat menghadapi berbagai tantangan zaman tanpa kehilangan identitas sebagai bangsa yang berdaulat.
Pancasila bukan hanya teori, tetapi pedoman hidup yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Di tengah berbagai tantangan zaman, saya yakin bahwa Pancasila tetap relevan asalkan pemerintah, maupun Masyarakat, berkomitmen untuk mengamalkannya secara konsisten. Dengan demikian, kita dapat menghadapi globalisasi tanpa kehilangan identitas sebagai bangsa yang berdaulat.
Bagaimana menurut Anda? Apakah Pancasila masih menjadi bintang penuntun bangsa?ataukah hanya tinggal simbol yang kehilangan maknanya? Mari kita renungkan bersama-sama dan menjadikan Pancasila lebih dari sekedar konsep, tetapi sebagai kenyataan hidup kita jalani setiap hari.
Penulis: Putri Al Hidayati
Mahasiswa Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News