Pemahaman Wawasan Nusantara sebagai Sarana dalam Meningkatkan Semangat Nasionalisme

Nasionalisme
Wawasan Nusantara

Pengertian Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara adalah cara pandang sebuah bangsa tentang dirinya di tengah-tengah lingkungan strategis yang bergerak serba cepat dan dinamik, agar bangsa tersebut tetap eksis dan survive.

Pengertian lain dari wawasan nusantara secara terminologi, wawasan nusantara diartikan sebagai cara pandang sebuah nation state tentang diri dan lingkungan strateginya yang berubah serba dinamik dengan mempertimbangkan aspek kultural, historis, geografis, ruang hidup, idealisme, falsafah negara, konstitusi, aspirasi, identitas, integritas kelangsungan hidup, dan perkembangan kehidupannya, serta kemampuannya dan daya saingnya.

Istilah wawasan nusantara datang dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti: pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi. Kemudian ditambahkan akhiran “an”, hingga arti wawasan adalah cara pandang, cara tinjau, cara lihat.

Baca Juga: Nasionalisme Penggemar Korean Wave  di Indonesia

Bacaan Lainnya

Sedangkan kata nusantara terbagi dalam dua kata yaitu nusa yang berarti: pulau atau kesatuan kepulauan dan kata antara yang berarti: letak antara dua unsur yakni dua benua dan dua samudra; sehingga arti dari kata nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak dari dua benua.

Hakikat dari wawasan nusantara yaitu menyatukan perbedaan dan batasan wilayah di seluruh Indonesia, sehingga dapat terwujud bangsa Indonesia yang bersatu dan utuh dalam mencapai tujuan nasional. Wawasan nusantara Indonesia dibentuk serta dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa Indonesia yang berdasar falsafah Pancasila.

Termasuk pandangan geopolitik yang berdasarkan pemikiran kewilayahan kehidupan bangsa Indonesia. Hal tersebut lantaran dasar pemikiran wawasan nusantara terdiri atas filsafat, kewilayahan, sosial budaya, dan sejarah.

Tujuan wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia secara umum tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia ialah ‘Untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia, berwawasan dua arah yaitu keluar dan ke dalam. Pancasila dan pembukaan UUD 1945 menetapkan nilai instrinstik yang mendasari wawasan nusantara dengan nilai integrasi yang ditujukan pada kehidupan internal bangsa maupun kehidupan antar bangsa.

Sebagai geopolitik Indonesia, wawasan nusantara memawas negara Indonesia dari sudut pandang, yaitu: (1) Negara sebagai wilayah; (2) Negara dalam pengertian rakyat yang hidup dalam wilayah itu; (3) Negara sebagai kehidupan masyarakat; (4) negara sebagai suatu penyelenggaraan rumah tangga; dan (5) Negara sebagai penjamin kelangsungan hidup dirinya.

Baca Juga: Kegiatan KKN-T UPI PWK 2022: Menumbuhkan Rasa Nasionalisme Melalui Pengenalan Lagu Wajib Nasional

Faktor-Faktor Memudarnya Pemahaman Wawasan Nusantara

1. Faktor Internal

Egosentrisme

Sebuah pemahaman yang dibangun dari semangat lokal tanpa memperhatikan kepentingan bersama demi kepentingan bangsa dan negara.

Pemahaman egosentrisme yang sering menjadi kebiasaan setiap etnis terutama bagi etnis yang menganggap sebagai etnis mayoritas terkadang hal ini menimbulkan hubungan antar etnis tidak berjalan harmonis, sehingga upaya dalam menciptakan wawasan kebangsaan kepada semua warga masyarakat Indonesia terganggu dengan sikap yang ditunjukan oleh egosentrisme yang muncul pada etnis tertentu.

Sikap etnonasionalisme

Etnonasionalisme merupakan sikap yang menonjolkan etnis tertentu sebagai superioritas dalam seluruh etnis yang ada di Indonesia, sehingga dengan sikap ini, etnis yang berada di Ibukota Negara menganggap semua status kekuasan hanya dapat dikuasai oleh orang-orang yang ada di Ibukota Negara.

Artinya tidak memberikan kesempatan yang sama pada orang di luar etnis Jawa. Sikap seperti ini yang telah membunuh semangat nasionalisme, di mana seluruh etnis yang ada di Indonesia punya kedudukan yang sama dalam memegang jabatan apapun yang terkait dengan jabatan yang ada di kalangan eksekutif pemerintah pusat.

Pemahaman penerapan otonomi daerah yang mengarah kepada sikap etnosentrisme

Etnosentrisme merupakan sikap negatif yang muncul akibat pelaksanaan rekrutmen politik maupun pada jabatan PNS, di mana yang diprioritaskan untuk menduduki jabatan di daerah adalah orang-orang yang berasal dari putra asli daerah, sehingga etnis lain yang ada di daerah itu tidak mendapat perlakuan yang sama dengan etnis lokal, mereka menikmati hak-hak sebagai warga negara tidak diberikan sepenuhnya.

Sikap ini dapat menimbulkan konflik dan membunuh semangat demokrasi dan juga menghambat proses nasionalisme dalam mewujudkan 9 integritas nasional.

Baca Juga: KKN Kampus Mengajar 3 UAD Membangun Jiwa Nasionalisme Siswa dengan Pembiasaan Menyanyikan Lagu Nasional di SDN Plampang Kokap

Kesenjangan program pembangunan pemerintah pusat pada pemerintah daerah

Pelaksanaan program pemerintah pada saat itu yang dilaksanakan dengan sistem pemerintahan sentralistik didasarkan pada ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 di mana pada saat itu kewenangan pemerintah pusat lebih dominan dalam penyelenggaran pemerintah di daerah.

Dengan sistem ini pula daerah merasa dianak-tirikan dalam melaksanakan program pembangunan, sehingga ada daerah-daerah di Indonesia merasa diperlakukan tidak adil oleh pemerintah pusat.

2. Faktor Eksternal

Pengaruh globalisasi

Dalam era globalisasi di semua negara-negara berkembang tidak mampu lagi membendung pengaruh globalisasi karena hubungan antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam melakukan hubungan dengan negara-negara lainnya yang ada di belahan dunia.

Sehingga berdampak negatif dari di bidang budaya, di mana bangsa Indonesia yang dikenal dengan budaya ketimuran yang sangat menjujung tinggi etika dan moral bangsa dengan adanya globalisasi ini telah mempengaruhi perilaku masyarakat Indonesia yang tadinya sangat menghormati nilai-nilai moral dan dengan adanya pengaruh budaya dari bangsa Barat akhirnya dalam kehidupan keseharian terasa mulai ditinggalkan oleh generasi muda, mereka lebih cenderung pada budaya dari Barat tanpa memperdulikan lagi nilai-nilai etika yang sesuai dengan perilaku bangsa Indonesia.

Dengan adanya sikap dan perilaku budaya dari bangsa lain yang masuk melalui kecanggihan teknologi mengakibatkan meruntuhnya semangat nasionalisme dan terkadang juga akibat dari globalisasi mental para generasi muda, mereka mulai meninggalkan budayanya sendiri dan lebih membudayakan tradisi yang tidak sesuai dengan dasar falsafah negara kita yakni Pancasila.

Pengaruh dari konstalasi politik Internasional

Di mana kita ketahui bahwa dalam pertarungan kepentingan negara-negara besar untuk memenuhi kepentingan nasionalnya. Negara-negara superpower tersebut, berusaha mencari pengaruh dari negara-negara berkembang untuk melaksanakan ideologi dari negara tersebut.

Baca Juga: Peran Pendidikan Pancasila dalam Meningakatkan Pemahaman Nasionalisme Generasi Milenial di Era Globalisasi

Misalnya ideologi komunisme dan liberalisme. Dua ideologi inilah yang dapat mempengaruhi semangat nasionalisme dari negara kita di Indonesia untuk tidak melaksanakan ideologi yang telah lama dilaksanakan dan telah menjadi kepribadian bangsa kita.

Harapan dalam Pemahaman Wawasan Nusantara

Sebagaimana pengertian dari wawasan nusantara yang memberikan penjelasan tentang cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya terhadap ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

Dengan demikian yang diharapkan terhadap warga negara Indonesia ini dapat mengenal eksistensi negaranya sendiri tentang segala kemampuan dan kelemahan yang dapat memperlemah semangat nasionalisme.

Namun idealnya adalah warga negara Indonesia yang mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam menjaga keutuhan wilayah Indonesia dari berbagai macam ancaman yang datang dari dalam maupun luar negeri.

Yang paling utama adalah kecintaan kita kepada wilayah negara kita dan harus menciptakan semangat nasionalisme serta anti terhadap bentuk-bentuk negatif dari sikap yang akan mengahancurkan integritas nasionalisme kita sebagai satu kesatuan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Upaya yang Dilakukan dalam Rangka Memperkokoh Kadar Pemahaman Wawasan Nusantara

Pemahaman yang sangat penting bagi warga negara Indonesia adalah memahami konsep negara kita sebagai negara kepulauan sebagaimana yang telah dapat diwujudkan dalam Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957.

Wilayah kita yang tadinya hanya 3 mil menjadi 12 mil sebagaimana isi dari deklarasi tersebut telah dapat menyatukan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga tidak ada lagi laut internasional di antara pulau-pulau yang ada di Indonesia.

Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan RI dengan cara-cara melakukan aktivitas yang tidak mengancam integritas Negara Kesatuan RI. Misalnya upaya menyelendupkan hasil-hasil potensi alam kita ke negara lain, seperti illegal loging maupun illegal fishing.

Baca Juga: Menumbuhkan Nasionalisme Peserta Didik Melalui Pendidikan Karakter

Keikutsertaan masyarakat dalam menjaga aktivitas yang dapat merugikan kepentingan umum telah ikut bersama-sama berpartisipasi dalam mewujudkan integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pelembagaan pengenalan terhadap wawasan nusantara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dapat dilakukan melalui pendidikan yang terbagi atas pendidikan formal maupun pendidikan non formal.

1. Pendidikan Formal

Dalam mewujudkan pelembagaan pengenalan eksistensi wilayah laut (wawasan nusantara dilakukan melalui kurikulum yang sekarang diberikan di semua tingkatan pendidikan formal), pendidikan yang diberikan ada pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang memperkenalkan terhadap semangat nasionalisme betapa beratnya para pendiri negara mewujudkan negara kepulauan yang sangat sulit diperjuangkan sehingga negara kita disebut sebagai negara kepulauan karena batas-batas wilayah laut Indonesia telah menjadi satu kesatuan wilayah.

2. Pendidikan Non Formal

Sosialisasi pemahaman wawasan nusantara dapat juga dilakukan lewat pendidikan non formal, di mana masyarakat dilibatkan dalam diklat tentang wawasan kebangsaan dengan tujuan agar semua komponen warga negara Indonesia mengenal batas-batas wilayah laut atau perairan, darat, dan udara Indonesia.

3. Media Informasi

Untuk menjangkau sosialisasi pemahaman wawasan nusantara ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang tersebar dalam 38 provinsi dapat dilakukan melalui media masa atau elektonik, oleh karenanya peranan TV negeri maupun swasta sangat mendukung mensosialisasikan konsep wawasan nusantara pada masyarakat.

Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan ini tentang pemahaman wawasan nusantara sebagai sarana dalam meningkatkan semangat nasionalisme dapat ditarik beberapa hal yang dianggap sangat penting diperhatikan sebagai berikut:

Baca Juga: Menumbuhkan Karakter Nasionalisme di Tengah Pandemi Covid-19

Pertama, kondisi pemahaman wawasan nusantara saat ini dapat dilihat dengan kegagalan pemerintah pusat dalam upaya menciptakan stabilitas baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Realitas yang nampak adalah di mana batas wilayah negara kesatuan yang telah dicaplok oleh negara-negara lain seperti Malaysia menunjukan kepada kita ketidakmampuan pemerintah kita dalam menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan RI sebagai negara kepulauan.

Kedua, faktor-faktor yang mempengaruhi memudarnya pemahaman wawasan nusantara dan rasa nasionalisme adalah disebabkan oleh karena faktor internal dan eksternal, di mana nasionalisme menurun sebagaimana yang dijelaskan di atas, ada beberapa faktor penghambat dalam mewujudkan nasionalisme, di antaranya karena penyelenggara negara dan masyarakat tidak memahami konsep kedaulatan negara kita sebagai negara kepulauan, budaya egosentrisme, etnonasionalisme, dan pemahaman konsep inplementasi otonomi daerah yang sempit yang memunculkan sikap etnosentrisme pada masyarakat lokal, semua ini menjadi penghambat membangun semangat nasionalisme.

Ketiga, kondisi pemahaman wawasan nusantara yang diharapkan kepada warga negara Indonesia lebih khusus kepada pihak pemerintah agar dapat mencintai dan mempertahankan keutuhan sebagai negara kepulauan khusus di bidang Persatuan Indonesia.

Penulis: Veranika Yulianti
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Daftar Pustaka

https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/545/wawasan-nusantara-sebagai-geopolitik-Indonesia. 04 Juli 2022 09:39:10.

Diamond. Larri.1998. ”Nasionalisme konflik etnik dan Demokrasi”. Penerbit ITB.

Smith. D. Anthoni. 2003. ”Nasionalisme Teori ideologi sejarah”. Penerbit Erlangga.

Pos terkait