Pemaknaan Kata ‘Bismillah’ pada Lagu Bohemian Rhapsody Karya Freddie Mercury

Freddie Mercury
Bohemian Rhapsody.

Ketika lagu Bohemian Rhapsody dirilis oleh Queen pada tahun 1975, respon dari dunia musik dan pendengar sangatlah beragam. Sejumlah label rekaman bahkan sempat menolak untuk merilis lagu ini. Namun, kengototan dan over-confidence dari Freddie Mercury yang membuat lagu ini lolos ke dapur rekaman.

Dan benar saja, ketika lagu ini berhasil dirilis, sambutannya luar biasa. Saat Bohemian Rhapsody dirilis sebagai singel, ia secara bertahap menduduki tangga lagu di berbagai negara dan mendapatkan sambutan positif dari pendengar.

Lagu ini menjadi hit di Britania Raya dan mencapai peringkat pertama di tangga lagu Inggris selama sembilan minggu berturut-turut. Sebuah pencapaian yang luar biasa pada masa itu. Respon yang positif dari pendengar dan popularitas yang terus meningkat membuat lagu ini menjadi ikonik dalam sejarah musik.

Bacaan Lainnya
DONASI

Bohemian Rhapsody dianggap sebagai salah satu lagu paling inovatif dan ikonik sepanjang masa, dan menjadi salah satu lagu penanda dari Queen sebagai grup band legendaris. Pada tahun 1977, Bohemian Rhapsody memenangkan Brit Award untuk ‘Single Terbaik’ dan mendapatkan sertifikasi platinum di berbagai negara.

Ada sejumlah keistimewaan dari Bohemian Rhapsody. Dari semula disebut melawan pakem hingga menjadi legendaris sampai kini. Pertama, struktur yang lagu yang unik. Bukan sekadar berbeda, Bohemian Rhapsody memiliki struktur lagu yang tidak lazim dan menjadi ciri lagu yang berkualitas.

Lagu ini terdiri dari beberapa bagian yang berbeda, termasuk bagian acappella, balada, solo gitar, dan bagian rock. Transisi antara bagian-bagian ini memberikan nuansa dramatis dan dinamis pada lagu. Selain transisi, tentu saja kekuatan lagu ini adalah pada vokal Freddie Mercury yang sangat mencolok.

Dia menggunakan teknik overdubbing untuk merekam banyak lapisan vokal, menciptakan suara paduan suara yang kuat dan mendalam. Range vokal Mercury yang luas dan kemampuannya untuk menggabungkan emosi yang berbeda dalam vokalnya membuat penampilannya sangat menonjol.

Kualitas vokal Freddie ini dikombinasikan dengan permainan solo Gitar yang Memukau dari sang gitaris, Brian May. Solo gitar yang menonjol di tengah lagu memberikan kekuatan dan kegairahan musik yang tak terlupakan. Kekuatan para personel Queen ini didukung dengan teknik produksi musik yang inovatif.

Lagu Bohemian Rhapsody direkam dengan sangat canggih dan inovatif untuk zamannya. Queen menggunakan teknik perekaman yang maju, overdubbing vokal, dan layering instrumen untuk menciptakan suara yang kaya dan kompleks.

Dan yang tidak kalah dari semua itu adalah liriknya yang kompleks sekaligus misterius. Layaknya sebuah karya sastra, Bohemian Rhapsody mengandung interpretasi yang luas dan terbuka bagi pendengar.

Liriknya mengeksplorasi tema-tema seperti kehilangan, penyesalan, dan pemberontakan. Kekayaan liriknya memberikan ruang bagi pendengar untuk menafsirkan makna yang berbeda sesuai dengan pengalaman dan perspektif pribadi mereka.

Lafadz ‘Bismillah’ pada Bohemian Rhapsody Queen jelas bukan band religi yang biasanya di Indonesia aktif merilis lagu saat bulan puasa. Karenanya, lafadz ‘Bismillah‘ bahkan hingga tiga kali pada lirik Bohemian Rhapsody yang amat panjang, menarik untuk dieksplorasi.

Sebagai sebuah lagu yang penuh dengan keunikan dan kompleksitas, interpretasi makna dan maksud lirik lagu Bohemian Rhapsody bisa bervariasi tergantung pada pendengar.

Baca Juga: Pengaruh Pasang Surut Populasi Pecinta Musik Aliran Keras yang Termakan Zaman

Lafaz ‘Bismillah’ merupakan frase dalam bahasa Arab yang berarti “dengan menyebut nama Allah. Ini menjadi semacam doa dasar dalam ajaran agama Islam yang risalahnya dibawakan Nabi Muhammad SAW. Maka, penggunaan kata ini dalam konteks lagu Bohemian Rhapsody bisa ditafsirkan dalam beberapa cara.

Salah satu interpretasi yang mungkin adalah bahwa kata ‘Bismillah’ digunakan untuk menunjukkan kejutan atau perubahan dalam lirik lagu. Lagu ini memiliki berbagai bagian yang berbeda dan sering kali beralih secara tiba-tiba antara nada, genre, dan suasana.

Dalam konteks ini, kata ‘Bismillah’ bisa menggambarkan momen di mana ada perubahan yang signifikan dalam musik atau narasi lagu. Interpretasi lainnya yang lebih mendalam adalah bahwa kata ‘Bismillah’ digunakan sebagai ekspresi religius atau spiritual dalam konteks yang lebih luas.

Versi interpretasi ini tidak bisa dilepaskan dari latar belakang sang penciptanya, Freddie Mercury, yang lahir dari keluarga berlatar belakang Parsi dengan tradisi kepercayaan Zoroastrian.

Kepercayaan yang disinonimkan dengan Majusi ini, berakar ribuan tahun di Persi, sebelum kedatangan agama Islam yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW. Sejumlah analis musik menduga, penggunaan kata “Bismillah” dalam lagu ini merupakan penghormatan atau refleksi dari pengaruh agama atau spiritualitas dalam hidup Freddie Mercury.

Namun, versi ini juga mendapat kritikan dari versi lain. Yakni jika melihat sejarah Zoroastrianisme yang tidak terlalu baik hubungan interaksinya dengan agama Islam. Tapi apakah riwayat Islam dan Zoroastrianisme yang tidak terlalu baik, berpengaruh pada penciptaan lirik lagu Bohemian Rhapsody?

Freddie Mercury, yang lahir dengan nama Farrokh Bulsara, memang memiliki latar belakang Parsi. Sebagai penganut Zoroastrianisme -kepercayaan yang berasal dari Persia kuno dan salah satu agama tertua di dunia- keluarga Bulsara merupakan minoritas di India.

Namun pengalaman sebagai minoritas suku dan agama, tidak menjadikan Freddie Mercury sebagai sosok yang kental dalam menjalankan agama. Freddie Mercury tumbuh besar sebagai seseorang yang tidak terlalu menampakkan religiusitasnya.

Sejumlah orang dekatnya menyebut, Freddie Mercury sebagai seorang spiritualis ketimbang pemeluk agama yang terstruktur. Lantas, kembali ke pertanyaan awal. Apa makna lafadz ‘Bismillah’ pada lirik lagu Bohemian Rhapsody karya Queen?

Baca Juga: Perkembangan Alat Musik Perekaman dari Masa ke Masa

Hingga lebih dari tiga dasawarsa kematian Freddie Mercury, pertanyaan itu belum terjawab. Atau lebih tepatnya, tidak akan pernah terjawab sampai kapanpun. Mengacu pada teori ‘Death of the Author’ (Kematian Penulis) dari Roland Barthes, maka makna makna lafadz ‘Bismillah’ pada Bohemian Rhapsody akan terus menjadi misteri.

Sebagai sebuah karya sastra tingkat tinggi, tafsiran Bohemian Rhapsody akan terus menjadi diskursus yang asyik diulas, sembari menikmati video konsernya di Live Aid 1985 yang ikonik itu.

Penulis:

Heri Sugriwa
Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Suryakancana

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI