Penerapan Konsep Jabariyah dan Qadariyah dalam Menghadapi Bencana Banjir

Jabariyah Qadariyah Bencana Banjir

Indonesia adalah negara maritim, Banyak kekayaan alam berupa pantai dan laut yang sangat indah. Di balik keindahan dan kekayaan alamnya, Indonesia memiliki masalah tahunan berupa banjir. Banjir dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor alam (global warming, penurunan ketinggian tanah) dan faktor kecerobohan manusia yang sering membuang sampah sembarangan terutama di sungai. Musim hujan dimulai sejak bulan Oktober sampai Maret, dan puncak banjir biasanya di bulan Januari sampai Februari.

Baca Juga: Diskontinuitas Program Mengundang Kembalinya Banjir di DKI Jakarta

Pengaruh Bencana Banjir terhadap Kehidupan

Banjir sering terjadi di daerah yang memiliki ketinggian tanah lebih rendah daripada sekitarnya, area dekat sungai/bendungan, sekitar pantai (banjir rob), dan lain sebagainya. Dampak banjir sangat berpengaruh terhadap bidang politik dan ekonomi. Pada bidang politik, banjir menyebabkan banyak pengangguran. Hal ini terjadi karena tempat mereka bekerja terendam air atau mereka harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi sehingga tidak dapat bekerja.

Bacaan Lainnya
DONASI

Lalu kerusakan tempat tinggal  akibat banjir juga sering terjadi apalagi ketika banjir bandang dan lamanya banjir rob. Di bidang politik, pemerintah harus menyiapkan berbagai langkah yang dapat meminimalisir dampak banjir, menyiapkan bantuan sandang, pangan, dan papan sementara untuk korban banjir, menerjunkan berbagai tenaga medis ke tempat terjadinya banjir karena rentannya penularan penyakit di pengungsian dan sebagainya.

Kaitan Bencana Banjir terhadap Beberapa Teologi dalam Islam

Bencana banjir dapat dikaitkan beberapa teologi dalam Islam yaitu teologi Jabariyah dan teologi Qadariyah. Teologi ini berisi tentang sebuah keyakinan dan paham dari golongan orang mengenai takdir yang sudah ditentukan Tuhan kepada makhluk-Nya.

Baca Juga: Sekolah Diredam Banjir, Siswa SMP 1 Pragaan Dipulangkan

  1. Teologi  jabariyah yaitu suatu paham dimana seseorang mempercayai bahwa semua yang terjadi di alam semesta ini berasal dari Tuhan, entah itu hal baik ataupun buruk. Mereka sering kali bersikap acuh  terhadap keadaan sekitar karena selalu berpatokan semua yang terjadi telah ditetapkan oleh Allah, manusia hanya hidup mengalir saja tanpa ada usaha untuk mengubah. Orang yang berpaham ini akan mengalir dan tidak melakukan apa-apa, apalagi berusaha untuk mencegah banjir. Anggapan mereka bahwa banjir juga atas ketentuan Allah, manusia tidak punya hak untuk mencegah atau melakukan usaha mencegah dampak yang negatif atau dampak yang positifnya.
  2. Teologi Qadariyah adalah suatu paham dimana seseorang mempercayai bahwa sesuatu yang terjadi di dunia ini berasal dari Tuhan, namun masih ada potensi untuk mengubah takdir dengan cara melakukan usaha dan doa. Misalnya banjir dapat dicegah dengan melalui upaya reboisasi, tidak membuang sampah ke sungai dan lain sebagainya. Adapun ikhtiar yang dapat dilakukan pemerintah untuk meminimalisir banjir berupa pembuatan atau perbaikan saluran air (irigasi), penanaman pohon kembali (reboisasi), pembuatan tanggul atau bendungan, dan lain sebagainya. Kita telah melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir banjir, namun banjir masih menjadi masalah pokok di setiap tahunnya terutama daerah yang dekat dengan laut sering mengalami rob. Rob adalah banjir yang disebabkan oleh meluapnya air laut ke daerah sekitar pantai atau laut. Walau tidak sepenuhnya dapat diubah, setidaknya kita sudah berusaha melakukan pencegahan dan mengurangi dampak banjir.

Baca Juga: Leppami HMI Peduli Turun Tangan Bantu Korban Banjir Luwu Utara

Dapat kita simpulkan bahwa dua teologi di atas memiliki kesamaan yaitu sama-sama kepercayaan terhadap takdir yang telah ditentukan Allah. Adapun perbedaan antara teologi jabariyah dan teologi qadariyah adalah ada potensi takdir itu dapat diubah dengan usaha serta doa dan manusia tidak memiliki hak untuk mengubah ketentuan Allah melalui usaha ataupun doa (hidup mengalir tanpa adanya ikhtiar).

Khairun Nisa
Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Editor: Diana Pratiwi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI