Asam urat merupakan produk dari proses metabolisme normal yang terjadi dalam tubuh setiap orang ketika protein, khususnya purin, dipecah. Meskipun sebagian purin yang diperlukan berasal dari makanan (sekitar 20%), sebagian besar (>80%) dihasilkan melalui metabolisme sel yang berlangsung secara terus-menerus sepanjang hari.
Secara alami, asam urat memiliki peran penting sebagai antioksidan, sehingga penting untuk menjaga kadar asam urat dalam rentang normal dan tidak terlalu rendah.
Pada individu yang menderita penyakit asam urat (gout), hal ini menandakan adanya peningkatan kadar asam urat di atas level normal, yang bisa disebabkan oleh peningkatan produksi atau gangguan dalam pembuangan asam urat oleh ginjal.
Konsekuensinya, peningkatan kadar asam urat serum dapat menyebabkan penumpukan kristal asam urat di berbagai jaringan tubuh, terutama di sendi, ginjal, atau saluran kemih (yang menyebabkan batu ginjal).
Risiko utama yang terkait dengan penyakit gout adalah serangan berulang pada sendi yang menyebabkan peradangan, berpotensi merusak sendi secara permanen dan mengakibatkan kecacatan. Selain itu, risiko lainnya meliputi kemungkinan tersumbatnya saluran kemih karena batu ginjal, dan/atau kerusakan permanen pada jaringan ginjal.
Penting dicatat bahwa tidak semua peningkatan kadar asam urat serum menyebabkan penyakit gout (tanpa gejala di sendi atau ginjal), yang dikenal sebagai hiperurisemia asimtomatik, dan biasanya tidak memerlukan terapi obat selain diet rendah purin.
Artritis gout adalah salah satu bentuk arthritis yang disebabkan oleh penumpukan kristal MSU (monosodium urate) di persendian sebagai akibat dari hiperurisemia kronis. Prevalensi artritis gout cukup signifikan, mencapai 3,9% di AS dan 2,5% di Eropa.
Di Indonesia, studi di Bali oleh Putra dkk. menunjukkan bahwa prevalensi hiperurisemia mencapai 1,45%, sementara penelitian oleh Ahimsa dkk. menemukan tingkat prevalensi gout yang sangat tinggi pada etnis Sangihe di Minahasa Utara, yakni sebesar 29,2%. Secara umum, artritis gout lebih umum terjadi pada pria daripada wanita, dan risikonya meningkat seiring bertambahnya usia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan terdapat sekitar 230 juta penderita asam urat. Prevalensi asam urat bervariasi di seluruh dunia, dan penelitian epidemiologi menunjukkan peningkatan insiden asam urat, terutama di negara-negara maju, karena pola makan yang tinggi lemak dan kandungan purin yang tinggi.
Dikarenakan mulai banyaknya kasus penyakit asam urat yang tinggi, maka semakin banyak juga penelitian yang membahas tentang asam urat. Salah satunya adalah tentang pemanfaatan bahan alam agar dapat menurunkan kadar asam urat. Tanaman yang sering digunakan yaitu sirsak, yang di ambil bagian daunnya dan digunakan sebagai sarana pengobatan asam urat.
Salah satu metode penyembuhan gout adalah melalui penggunaan terapi komplementer. Terapi herbal menggunakan jenis obat seperti daun sirsak telah terbukti dapat mengobati berbagai penyakit termasuk gout, nyeri haid, reumatik, infeksi kandung kemih, asma, masuk angin, sembelit, dan penyakit lainnya.
Daun sirsak mengandung sejumlah senyawa termasuk acetogenins, annocatin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, annomurine, ananol, caclourine, asam gentisic, gigantetronin, asam linoleat, dan muricapentocin. Daun sirsak (Annona muricata L) dikenal sebagai bagian yang paling efektif dalam pengobatan berbagai penyakit, termasuk gout.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Moh. Nur (2019). Yang menguji tentang efektifitas daun sirsak yang di uji terhadap responden memiliki yang kadar asam urat dalam kadar batas sangat tinggi sebanyak 8 orang yakni 57% dengan kadar asam urat >7,5 mg/dL. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah umur, makanan, dan pekerjaan.
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji Paired T-test dengan SPSS diketahui bahwa terjadi penurunan yang signifikan (P,<0,05), kadar asam urat dengan batas tinggi dan kadar asam urat sangat tinggi setelah responden mengkonsumsi rebusan daun sirsat.
Daun sirsak mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang memiliki sifat antioksidan dan efek obat. Kandungan flavonoid dalam daun sirsak memiliki kemampuan untuk menghambat produksi enzim xantin oxidase.
Dengan demikian, penggunaan suplemen dari rebusan daun sirsak sangat disarankan karena senyawa flavonoid dapat mengurangi produksi asam urat berlebih dengan menghambat proses pembentukan xantin dari hipoxantin.
Selain menurunkan kadar asam urat dalam darah, daun sirsak juga memiliki senyawa tannin, resin, dan megostine yang dapat meredakan nyeri, mengurangi pembengkakan, dan mengurangi rasa sakit bagi penderita gout artritis.
Maka dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa karena tingginya angka kasus yang tinggi terhadap masalah asam urat maka banyak masyarakat yang mulai beralih ke pengobatan alami yang mana lebih aman digunakan di bandingkan dengan pengobatan konvensional, salah satunya di bidang efek sampung.
Tanaman yang sering digunakan untuk mengatasi tingginya kadar asam urat adalah ekstrak daun sirsak yang mana telah banyak penelitian yang menyatakan bahwa memang benar ekstrak daun sirsak mampu menurunkan kadar asam urat.
Penulis: Intan Dwi Syafyeni
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi Â
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News