Pendahuluan
DKI Jakarta, sebagai ibukota Indonesia dan termasuk salah satu kota metropolitan terbesar di negara ini, menghadapi tantangan serius dalam menjaga kualitas udaranya karena, udara di jakarta ini telah tercemar yang sebagian besar disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor dan kendaraan berbahan bahan bakar bensin atau diesel.
Dengan peningkatan populasi lebih dari 10 juta jiwa, jumlah kendaraan juga akan terus meningkat, maka dari itu kualitas udara di Jakarta telah menjadi perhatian utama bagi kesehatan masyarakat.
Sumber Polusi Udara dari Kendaraan Bensin dan Diesel
Kendaraan bermotor menghasilkan beragam polutan seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC), sulfur dioksida (SO2), serta partikel halus (PM2. 5 dan PM10).
Kendaraan yang menggunakan bensin cenderung memproduksi lebih banyak karbon monoksida dan hidrokarbon, sementara kendaraan diesel lebih dikenal sebagai penyumbang utama partikel halus dan nitrogen oksida. Contoh sumber utama emisi kendaraan bahan bakar diesel yaitu seperti:
- Bus Trans Jakarta (sebelum beralih ke gas)
- Truk angkutan
- Kendaraan oprasional
- Kendaraan logistik
Kondisi Transportasi di DKI Jakarta
Pola Penggunaan Kendaraan di Jakakarta, Tingginya penggunaan kendaraan pribadi yang menyebabkan Kemacetan parah di jam sibuk menyebabkan durasi idle engine yang panjang dan Rendahnya penggunaan transportasi umum.
Dengan Jumlah Kendaraan di Jakarta Lebih dari 20 juta kendaraan bermotor terdaftar di Jabodetabek. Sekitar 70% merupakan sepeda motor, 25% mobil penumpang (mayoritas berbahan bakar bensin) dan 5% kendaraan berat (mayoritas berbahan bakar diesel). Tingginya volume kendaraan ini lah yang menyebabkan adanya Polutan Udara.
Baca juga:Â Pengaruh Emisi Kendaraan terhadap Kesehatan Udara
Dampak Kualitas Udara Jakarta dan Kesehatan
1. Peringkatan Polusi Partikulat ( PM2.5 dan PM 10 )
Kendaraan diesel merupakan kontributor utama bagi partikel halus (PM2. 5), yang dapat masuk jauh ke dalam saluran pernapasan dan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang serius. Di Jakarta, konsentrasi PM2. 5 sering kali melampaui ambang batas yang ditetapkan oleh WHO, meningkatkan risiko penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan kanker paru-paru.
2. Peningkatan Gas Berbahaya
Emisi nitrogen oksida dari kendaraan diesel dan bensin dapat bereaksi dengan komponen lain di atmosfer, sehingga membentuk ozon troposfer. Ozon ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, khususnya bagi individu dengan gangguan paru-paru atau jantung.
3. Efek Jangka Panjang
Paparan jangka panjang terhadap polutan kendaraan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ, termasuk penurunan fungsi paru-paru, peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, serta gangguan perkembangan anak-anak.
Kelompok Rentan Terkena Emisi Kendaraan Berbahan Bensin dan Diesel
Kelompok ini sangat rentan terpapar oleh polusi udara di Jakarta yang terbilang buruk ini.
1. Anak-anak:
- Gangguan tumbuh kembang
- Penurunan fungsi kognitif
- Peningkatan risiko asma
2. Lansia:
- Eksaserbasi penyakit kronis
- Penurunan kualitas hidup
- Peningkatan risiko kematian dini
Faktor Geografis dan Meteorologis
Faktor geografis dan meteorologis yang menyababkan polutan udara adalah Topografi Jakarta yang rendah, Kurangnya sirkulasi udara akibat gedung tinggi, Pengaruh musim (kemarau vs hujan), Efek urban heat island.
Upaya Mengurangi Emisi Kendaraan di DKI Jakarta
Pemerintah telah memberi kebijakan Upaya menanggulangi emisi kendaraan dan meningkatkan kualitas udara,seperti berikut:
- Pemerintah memberi Regulasi pada seluruh Masyarakat untuk menaati perturan Pembatasan kendaraan (ganjil-genap) untuk mengatur jumlah kendaraan di jalan raya, Meningkatkan Standar Euro 4 yang lebih bersih, Rencana implementasi Euro 5.
- Meningkatkan Pemakaian Program Transportasi Umum seperti Pengembangan MRT dan LRT, Ekspansi jalur TransJakarta, Integrasi transportasi umum dan Pengembangan jalur sepeda.
- Pemerintah juga memberikan Inovasi Teknologi Penggunaan bus listrik TransJakarta, Pemasangan sensor kualitas udara, Pengembangan aplikasi pemantau kualitas udara, Modernisasi armada transportasi umum, dan mendorong penggunaan kendaraan Listrik sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Peran Masyarakat dalam Menangani Polusi Udara
Selain upaya pemerintah, partisipasi masyarakat juga sangat vital. Penggunaan transportasi umum, carpooling, dan pemeliharaan kendaraan secara teratur untuk memastikan emisi tetap rendah sangat membantu dalam mengurangi dampak negatif polusi udara.
Simpulan
Emisi kendaraan berbahan bakar bensin dan diesel membawa dampak besar terhadap kualitas udara di Jakarta dan kesehatan warganya. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Dengan langkah-langkah yang tepat dan komitmen bersama, Jakarta dapat mengurangi tingkat polusi udara dan memberikan kualitas udara yang lebih baik bagi penduduk
Berikut Data Pemerintah atau Dinas lingkungan Hidup Prov. DKI Jakarta tahun 2024
Penulis: Ahmad Muflih AdzarÂ
Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News