Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Alpukat (Persea americana) terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi

Hipertensi
Alpukat (Persea americana).

Daun alpukat adalah daun yang berasal dari pohon alpukat (Persea americana), yang juga dikenal sebagai pear atau avocado tree dalam bahasa Inggris. Daun alpukat bisa tumbuh didaerah tropis dan subtropis.

Adapun bentuk dari daun alpukat pada umumnya adalah berentuk oval dengan tepi yang rata atau bergelombang. Daun alpukat ini mempunyai warna hijau yang khas dan tekstur yang agak tebal. Daun alpukat mempunyai berbagai manfaat dan khasiat termasuk dalam pengobatan tradisional.

Pengobatan tradisional yang dimaksud yaitu untuk mengobati penyakit hipertensi, diabetes, sakit perut, diare, maupun masalah pencernaan lainnya, antioksidan, mengobati nyeri saraf, nyeri lambung, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Ini seringkali dilakukan dalam bentuk ramuan atau rebusan air daun alpukat.

Bacaan Lainnya

Selain itu, daun alpukat juga dapat digunakan sebagai bahan alami dalam produk perawatan kulit, yaitu daun alpukat digunakan dalam masker wajah atau krim karena kandungan antioksidannya yang dapat membantu menjaga kulit tetap sehat dan bercahaya.

Perawatan rambut, ekstrak daun alpukat dapat digunakan dalam produk perawatan rambut, seperti sampo dan kondisioner, karena kaya akan nutrisi yang baik untuk kesehatan rambut.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah atau hipertensi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu melakukan pola hidup sehat, olahraga yang cukup, kurangi makanan yang dapat meningkatkan tekanan darah seperti garam.

Selain itu, pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan pengobatan secara farmakologis dan non farmakologis. Salah satu pengobatan non farmakologisnya yaitu dengan perebusan daun alpukat.

Daun alpukat ini secara empiris dipercayai sebagai diuretik yaitu menambah volume urin yang dihasilkan saat urinasi untuk mengurangi tekanan darah. Kandungan kimia daun alpukat di antaranya saponin, tanin, phlobatanin, flavanoid, alkaloid, dan polisakarida.

Flavonoid pada daun alpukat memiliki fungsi menurunkan tekanan darah. Kandungan zat aktif yang terdapat di daun alpukat (Persea americana Miller) adalah flavonoid dan quersetin. Quersetin memperlihatkan kemampuan mencegah proses oksidasi dari Low Densitys alat vegetative, pada batasnya terdapat daun berbentuk tunggal dan tersusun dalam bentuk spiral.

Baca Juga: Manfaat Daun Alpukat (Persea Americana L) dalam Mengatasi Kanker Kulit

Adapun kandungan lain yang terdapat pada daun alpukat yaitu fenolik, senyawa antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif. Tannin, senyawa ini memiliki sifat antiradang dan dapat membantu mengurangi risiko beberapa penyakit kronis. Alkaloid, memiliki potensi aktivitas farmakologis dan saponin yang dapat membantu mengurangi kolesterol dalam tubuh dan memiliki efek antiinflamasi.

Hipertensi merupakan salah satu masalah klinis yang sangat berbahaya di seluruh dunia karena hipertensi merupakan faktor yang utama memicu infeksi kepada kardiovaskuler misalnya seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Penyakit jantung iskemik dan stroke merupakan penyebab penyakit kematian yang paling utama di dunia (WHO, 2018).

Pada saat ini hipertensi atau tekanan darah tinggi masih menjadi masalah besar bagi masyarakat indonesia karena salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat.

Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tingi yaitu faktor genetik, usia karena seiring bertambahnya usia terjadinya perubahan fisiologis dalam tubuh, jenis kelamin, stres, pola hidup yang tidak sehat, merokok dan konsumsi alkohol yang berlebih.

Baca Juga: Potensi Rebusan Daun Alpukat (Persea americana Miller) sebagai Alternatif Pengobatan Hipertensi

Salah satu tantangan dalam penanganan hipertensi di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengukuran tekanan darah secara teratur dan melakukan gaya hidup sehat. Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi karena seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas.

Selain itu, untuk akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas juga masalah di beberapa daerah, terutama di daerah pedesaan atau terpencil. Hal ini dapat menghambat diagnosis dini dan pengelolaan yang efektif terhadap hipertensi.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi.

Jumlah penderita hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan terdapat 1,5 milyar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahun 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.

Prevelensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil survei populasi nasional hingga tahun 2018, diketahui bahwa usia >18 tahun yang didiagnosa hipertensi oleh dokter adalah 3,41%.

Penulis: Mutiara Zulhija Naida
Mahasiswa S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.