Pengembangan Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar Melalui Glokalisasi

Pendidikan Karakter
Ilustrasi Pendidikan Karakter (Sumber: Ilustrasi Penulis by Canva)

Glokalisasi muncul akibat dari keresahan terhadap maraknya globalisasi, berbagai arus informasi dari luar tidak terbatas. Perkembangan teknologi semakin pesat, apalagi di bidang pendidikan akses internet untuk menunjang kegiatan belajar siswa semakin luas.

Banyak informasi yang bisa di dapat bukan hanya untuk siswa namun juga guru. Istilah yang sering muncul pada era globalisasi yaitu isitlah “kebarat-baratan”.

Semua yang dilihat dan dipelajari kiblatnya dunia luar seperti negara Amerika maupun negara lainnya. Sehingga secara perlahan kita mulai melupakan jati diri kita dan melupakan budaya kita. Oleh sebab itu, istilah glokalisasi muncul sebagai sebuah pendekatan baru yang ingin mendobrak globalisasi.

Bacaan Lainnya
DONASI

Glokalisasi merupakan gabungan dua kata antara global dan lokal. Ada istilah mengatakan “think globally, act locally”, maksud kata tersebut adalah kita harus berpikir secara global, tapi bertindak secara lokal.

Kita menyerap semua informasi dan pengetahuan dunia tapi penerapannya dalam kehidupan sehari-hari secara lokal sesuai dengan budaya kita. Seperti contoh jika dalam pendidikan, secara global kita boleh saja mempelajari Bahasa Inggris dan memasukkannya dalam pembelajaran di kelas, namun untuk konten atau isi pembelajarannya kita bisa memasukkan konten-konten lokal seperti mengenalkan budaya yang ada di Indonesia.

Ada sebuah visi glokal atau yang biasa disebut glocal vision dalam pendidikan. Glocal vision dalam pendidikan mengacu pada sebuah visi yang menggabungkan dimensi global dan lokal dalam pendekatan pembelajaran. Ini melibatkan pemahaman tentang isu-isu global serta pengakuan terkait nilai-nilai budaya dan konteks lokal.

Baca juga: Globatiksasi: Globalisasi Budaya Berkain Batik di Masyarakat

Glocal vision dalam pendidikan berusaha untuk membekali siswa dengan pemahaman yang luas tentang tantangan, peluang, dan keragaman dalam dunia global saat ini, sambil tetap memperkuat identitas dan kebanggaan terhadap asal-usul dan budaya mereka sendiri.

Sehingga dalam proses pembelajaran diharapakan tidak hanya konten saja yang glokal namun secara konteks juga diharapkan menerapkan glokalisasi. Seperti yang sudah diterapkan pada kurikulum saat ini yaitu kurikulum merdeka.

Dalam kurikulum merdeka kegiatan pembelajarannya sudah membebaskan kepada guru untuk merancang rencana pembelajarannya sesuai dengan kondisi daerah lingkungan masing-masing, dicantumkan juga muatan lokal sesuai dengan daerah asal. Sehingga dalam pembelajaran antar sekolah tidak akan sama, tapi menyesuaikan dengan daerah masing-masing.

Dalam kurikulum merdeka juga ada namanya Profil Pelajar Pancasila, tujuannya untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan melestarikan nilai nilai luhur pancasila. Karakter yang diinginkan dalam Profil Pelajar Pancasila di antaranya beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berkebhinekaan global, mandiri, gotong-royong, berpikir kritis, dan kreatif.

Salah satu Profil Pelajar Pancasila yaitu berkebhinekaan global yaitu mengajarkan bagaimana mempertahankan budaya luhur, lokalitas, dan identitas bangsa Indonesia, sambil tetap berinteraksi dengan budaya lain.

Pada kurikulum Merdeka juga mengajarkan terkait pendidikan karakter yang mulai memikirkan glokalisasi di dalam pembelajarannya. Pendidikan karakter ini menerima pengetahuan atau wawasan global dan digabungkan dengan nilai-nilai lokal.

Glokalisasi yang muncul pada Pendidikan Karakter

1. Sikap Kritis dan Kreatif

Mengajarkan peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir kritis melalui kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Dalam menyelesaikan masalah diajarkan membuat solusi lokal dan global, serta diajarkan juga berpikir kreatif.

Misalnya, dalam pembelajaran IPA tentang lingkungan sehat dan tidak sehat, pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan berbasis maslah. Peserta didik diajarkan untuk berpikir tentang Solusi yang dilakukan terhadap masalah tersebut dan mengaitkannya dengan solusi yang diterapkan di negara lain.

2. Nilai Lokal dan Global

Mengajarkan nilai-nilai dan budaya lokal yang dimiliki bangsa Indonesia seperti toleransi, dan gotong royong. Mengajarkan nilai nilai global seperti perdamaian dan kesataraan gender.

Manfaat Glokalisasi dalam Pendidikan Karakter

1. Nilai dan Budaya Lokal

Dengan mempelajari nilai dan budaya lokal peserta didik dapat lebih mengenal dan menghargai budaya sendiri dan dapat melestraikannya.

2. Berpikir Kritis dan Kreatif

Dengan belajar keterampilan berpikir kritis dan kreatif membuat peserta didik memiliki wawasan yang luas dalam memecahkan masalah dan menjadi lebih kreatif dengan berbagai inovasi inovasi dalam memecahkan masalah

3. Bahasa

Dengan mempelajari Bahasa seperti Bahasa Inggris, peserta didik dapat menjalin interaksi dengan budaya atau negara lain.

 

Penulis: Mely Agustin Reni Pitasari
Mahasiswa S3 Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Surabaya

Dosen PGMI Universitas Islam Jember

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI