Rasisme dalam Game Online: Tantangan terhadap Nilai-Nilai Pancasila

Game Online
Ilustrasi Game Online (Sumber: Media Sosial dari pixabay.com)

Di era digital ini kita diberikan berbagai macam bentuk entertainment, mulai dari video singkat hingga ke game online. Berbicara mengenai game online di Indonesia berdasarkan laporan We Are Social pada tahun 2022 Indonesia menjadi negara ketiga dengan jumlah pemain video game terbanyak dengan presentasi 94.5% pengguna internet di Indonesia bermain game online.

Melihat data sebesar ini membuat developer game-game online terutama game online mobile untuk menaruh gamenya di Indonesia dengan harapan game buatannya bisa laku keras, hal ini yang terjadi dengan game Mobile Legends: Bang Bang. Game ini berhasil mencapai 35 juta pemain aktif dari total 70 juta pemain aktif di Asia Tenggara.

Masifnya game ini di samping memberikan dampak positif tetapi juga membawa dampak negatif yang sangat fatal yaitu perilaku rasisme oleh para penggunanya. Rasisme di game online sebenarnya bukan masalah baru, jauh sebelum Mobile Legends ada game online di perangkat PC seperti Call of Duty juga terjadi perilaku rasisme yang masif dengan menyerang ras dan juga menggunakan ucapan slur untuk melakukan rasisme terhadap pemain lain.

Bacaan Lainnya

Rasisme yang terjadi di game mobile semakin parah karena beberapa faktor, faktor pertama adalah game mobile rata-rata gratis yang mengakibatkan jangkauan pemain-pemainnya lebih luas.

Luasnya jangkauan pemain yang mungkin masih belum teredukasi mengakibatkan rasisme meluas, faktor kedua adalah adanya influencer dan/atau streamer-streamer mengucapkan ucapan rasis ke sesama streamer tetapi akibatnya penonton dari streamer tersebut menganggap rasisme merupakan hal wajar saja.

Bentuk-bentuk rasisme yang terjadi di game Mobile Legends: Bang Bang berfokus pada rasisme secara verbal dan ketikan.

Di game Mobile Legends sendiri terdapat fitur In Game Microphone yang memungkinkan pemain-pemainnya berkomunikasi secara langsung dengan pemain lain, tetapi alih-alih digunakan untuk bekerja sama fitur ini justru menjadi media rasisme jika pemain lain sedang bermain jelek, ungkapan-ungkapan rasis seperti menyebut nama suku dan agama menjadi hinaan di kalangan pemain.

Selain langsung mengucapkan ungkapan rasis pemain juga biasanya mengetik ungkapan rasis tersebut baik itu saat berada di dalam permainan atau di luar permainan dengan langsung menyerang individu melalui profilnya.

Baca juga: Dampak Negatif Game Online pada Kesehatan Mental

Perilaku rasisme di game online memiliki efek yang tidak dapat dianggap remeh. Rasisme dapat berdampak negatif pada reputasi komunitas game secara keseluruhan, bukan hanya pada kesehatan mental dan emosional pemain.

Pemain yang telah menjadi korban rasisme sering kali merasa terintimidasi dan tidak lagi tertarik untuk bermain game. Hal ini dapat menyebabkan komunitas game menjadi kurang beragam, yang seharusnya memungkinkan orang dari berbagai latar belakang dan budaya berinteraksi secara positif.

Selain itu, perilaku rasisme yang terjadi dalam game online memiliki potensi untuk menyebarkan konsep diskriminasi dan intoleransi kepada generasi muda. Jika tidak ditangani dengan serius, hal ini dapat merusak upaya bangsa Indonesia untuk menciptakan rasa persatuan dan kesatuan. Jika rasisme meluas di internet, nilai-nilai Pancasila, seperti Persatuan Indonesia dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, akan terancam.

Melihat rasisme yang semakin meluas di kalangan pemain-pemain game online terutama game Mobile Legends: Bang Bang tentu harus ada upaya untuk menghentikannya dan itu semua dimulai dari diri kita terlebih dahulu.

Akan tetapi, tidak hanya dilakukan oleh kesadaran diri pemainnya saja melainkan butuh campur tangan pihak lain terutama dari pihak developer game itu sendiri, komunitas dari game tersebut, dan juga peran pemerintah untuk mengedukasi.

Peran developer di sini adalah memastikan bahwa tindakan rasisme dihukum seberat-beratnya, hukuman yang diterima pelaku rasisme bisa berupa banned akun secara permanen maupun lebih ekstrem yaitu banned hardware, selain memberikan hukuman developer juga diharapkan memberikan tempat pengaduan agar bentuk rasisme bisa dilaporkan.

Peran berikutnya dari komunitas, jika dalam suatu game online memiliki komunitas yang baik dalam artian menentang keras perilaku rasisme maka dampak yang ditimbulkan dari perilaku rasisme bisa dikurangi. Terakhir adalah peran pemerintah untuk mengedukasi bahwa di dunia digital pun perilaku rasisme dilarang keras dan bisa berurusan dengan hukum.

Rasisme dalam game online merupakan ancaman besar bagi prinsip-prinsip Pancasila dan keutuhan bangsa Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini, upaya kolektif dari semua orang, mulai dari pengembang game, pemain, orang tua, hingga pemerintah, sangat diperlukan. Kita dapat bekerja sama untuk membuat lingkungan game online yang lebih aman, adil, dan menghormati keberagaman, sesuai dengan semangat Pancasila.

 

Penulis: Muhammad Rifkie Sabitul Noerzaman
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Brawijaya

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI