Desa Pangauban adalah sebuah desa yang terletak di Kabupaten Bandung Barat Kecamatan Pacet Provinsi Jawa Barat. Desa ini dikenal dengan kekayaan alam dan budayanya, serta memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, perkebunan, dan industri kreatif. Selain itu, Desa Pangauban juga memiliki potensi pariwisata yang menarik, dengan keindahan alam dan keramahan warganya yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun internasional.
Dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, Kelompok Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi Institut Pertanian Bogor (IPB) telah melakukan penjajakan terhadap sejumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Pangauban.
Kelompok yang diketuai oleh Muhammad Daffa Al Fikri sebagai Koordinator Desa dengan beranggotakan 8 orang anggota yang 6 orang diantaranya berasal dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen serta 2 orang yang berasal dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan serta Fakultas Pertanian.
Penjajakan ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan tantangan yang dihadapi oleh UMKM setempat, serta memberikan rekomendasi pengembangan yang dapat meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha mereka.
Berdasarkan hasil penjajakan ini, terlihat bahwa UMKM di Desa Pangauban memiliki potensi besar dalam berbagai sektor usaha, yang dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
Baca Juga:Â Strategi Inovasi Produk untuk UMKM Makanan di Bekasi agar Tetap Kompetitif
Bear Aksesoris: Menggerakkan Ekonomi Rumah Tangga
Bear Aksesoris merupakan salah satu UMKM yang memiliki potensi besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. Usaha ini mempekerjakan sebagian besar ibu rumah tangga yang dapat bekerja dari rumah, sehingga memberikan fleksibilitas dan pendapatan tambahan bagi keluarga. Produk yang dihasilkan meliputi boneka, gantungan kunci, dan buket wisuda, yang semuanya dipasarkan dengan baik.
Shelter Pusaka Alam: Ekspor Kopi Berkelas Internasional
Shelter Pusaka Alam adalah UMKM yang fokus pada produksi dan pengiriman kopi jenis arabika dengan kapasitas 8-10 ton per hari. Selain mengincar pasar internasional, usaha ini juga berpotensi menjadi destinasi agrowisata dengan kegiatan seperti petik kopi dan coffee shop. Shelter Pusaka Alam pernah bekerja sama dengan perusahaan besar seperti Kopi Kapal Api serta menjual produk dalam bentuk biji kopi dan bubuk kopi melalui platform e-commerce seperti Tokopedia.
Racil, Kusam, dan Piksam Bu Hj Aan: Produk Lokal Bernilai Tinggi
UMKM Racil, Kusam, dan Piksam Bu Hj Aan berpotensi menjadi oleh-oleh khas Desa Pangauban. Produk-produk yang dihasilkan dari singkong dan beras ketan ini telah sering diikutsertakan dalam pameran, menunjukkan bahwa produk lokal dapat memiliki nilai tambah dan daya tahan yang lebih baik. Dengan inovasi ini, singkong dan beras ketan diubah menjadi produk yang lebih bervalue.
Baca Juga:Â Pelatihan TikTok Shop untuk UMKM Desa Wisata Kandri oleh Mahasiswa USM
Grezz Fashion: Membangun Brand Lokal
Grezz Fashion merupakan usaha konveksi yang juga melakukan penjualan langsung melalui platform e-commerce seperti Shopee dan TikTok Shop. Potensi besar Grezz Fashion adalah menjadi sebuah brand lokal yang lebih dikenal luas. Selain itu, usaha ini juga menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar dan menjadi pemasok grosir pakaian ke Tanah Abang, pusat perdagangan tekstil terbesar di Indonesia.
Penjajakan yang dilakukan oleh Kelompok KKNT Inovasi IPB ini menunjukkan bahwa UMKM di Desa Pangauban memiliki potensi besar untuk berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian lokal. Dengan dukungan dan pengembangan yang tepat, UMKM ini dapat menjadi tulang punggung ekonomi desa dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. Dalam rangka menunjang penjajakan ini, dilakukan berbagai kegiatan sebagai berikut:
1. Penjajakan: Pengenalan program dan penawaran bantuan kepada UMKM setempat;
2. Praktik Digitalisasi (1): Pengambilan sampel, foto, atau video produk, serta proses editing untuk meningkatkan kualitas tampilan produk secara digital. Tidak hanya itu, adapun beberapa treatment lain yang diberikan seperti penambahan lokasi pada google maps, pendaftaran toko online di e-commerce, dll sesuai dengan kebutuhan masing-masing UMKM;
3. Praktik Digitalisasi (2): Pemberian hasil digitalisasi kepada UMKM untuk digunakan dalam pemasaran dan promosi produk;
4. Monitoring dan Evaluasi: Memantau hasil dari praktik digitalisasi dan menyesuaikan strategi jika diperlukan.serta melakukan evaluasi selama kegiatan berjalan.
Baca Juga:Â Penerapan KPI pada UMKM? Memangnya Bisa?
Hasil dari penjajakan ini juga menunjukkan pentingnya peran serta dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta, untuk memberikan dukungan yang diperlukan bagi UMKM.
Dengan adanya kolaborasi yang solid, diharapkan UMKM di Desa Pangauban dapat semakin berkembang dan menjadi contoh sukses pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas. Keberhasilan UMKM ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat tetapi juga dapat menjadi model bagi desa-desa lain dalam mengembangkan potensi ekonomi lokal mereka.
Penulis: Tim Kelompok KKNT Inovasi IPB Desa Pangauban
Mahasiswa Jurusan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian
Editor:Â Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News