Pentingnya Kesehatan Mental Karyawan yang Berdampak pada Kinerjanya

Kesehatan Karyawan
Sumber: benecaid.com

Kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks pekerjaan, kesehatan mental yang baik sangat penting bagi karyawan karena secara langsung berdampak pada produktivitas, efisiensi, dan kemampuan mereka untuk menghadapi tekanan kerja.

Selain itu, karyawan dengan kesehatan mental yang baik cenderung memiliki hubungan kerja yang positif, mampu bekerja sama dalam tim, serta menciptakan suasana kerja yang kondusif.

Sebaliknya, kesehatan mental yang terganggu dapat menyebabkan stres, penurunan motivasi, absensi, hingga konflik interpersonal yang berpotensi merugikan individu maupun perusahaan.

Bacaan Lainnya

Kesehatan mental yang buruk memiliki dampak signifikan terhadap produktivitas karyawan di tempat kerja. Ketika karyawan mengalami stres, kecemasan atau depresi, kemanusiaan mereka untuk fokus, berpikir kreatif dan menyelesaikan tugas secara efektif dapat menurun.

Masalah kesehatan mental sering kali menyebabkan kelelahan fisik dan emosional, yang berujung pada peningkatan absensi, serta kurangnya keterlibatan dalam tim.

Selain itu karyawan dengan kesehatan mental jang cenderung lebih sulit beradaptasi dengan perubahan, mengambil keputusan atau menghadapi tekanan kerja, yang semuanya merupakan elemen penting dalam menjaga produktivitas.

Kesehatan mental yang buruk dapat berdampak signifikan pada kebahagiaan dan produktivitas karyawan. Penelitian di PT X menunjukkan bahwa 54,3% karyawan berada pada kategori beban kerja mental sedang, sementara 17,1% berada di kategori berat, yang menyebabkan kebahagiaan di tempat kerja cenderung rendah.

Baca Juga: Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan

Sebanyak 51,4% karyawan merasa kurang bahagia, dengan mayoritas karyawan yang mengalami tingkat kebahagiaan yang jauh lebih rendah. Kondisi ini memicu masalah seperti stres, burnout, dan kejenuhan yang akhirnya menurunkan kerja dan kemampuan menyelesaikan tugas dengan efisien.

Selain itu, status pekerja juga mempengaruhi kebahagiaan, dimana karyawan tetap memiliki peluang 4,3 kali lebih besar untuk merasa bahagia dibandingkan pekerja kontrak.

Harapan akan kondisi kerja yang layak menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi kesejahteraan emosional dan produktivitas karyawan. Namun, realitas di lapangan sering kali tidak memenuhi harapan tersebut, seperti yang dialami oleh teman kakak saya yang bekerja di sebuah perusahaan gas.

Ia menghadapi berbagai tantangan yang tidak hanya memengaruhi kesehatan mentalnya tetapi juga menurunkan kinerjanya di tempat kerja. Salah satu masalah utama adalah penundaan gaji yang terjadi secara berulang, menciptakan ketidakpastian finansial yang signifikan.

Situasi ini memicu stres yang berkepanjangan, membuatnya sulit untuk tetap fokus dan termotivasi dalam bekerja. Selain itu, fasilitas kerja yang minim dan kurangnya alat keamanan semakin memperburuk kondisi mental, terutama karena ia bekerja di lingkungan yang penuh risiko.

Lingkungan kerja yang kurang sehat sering disebabkan oleh beberapa faktor utama, seperti manajemen keuangan yang buruk yang menyebabkan penundaan pembayaran gaji. Hal ini menciptakan ketidakpastian finansial dan menurunkan kepercayaan karyawan terhadap perusahaan.

Selain itu, minimnya investasi dalam alat keselamatan dan fasilitas kerja, terutama di sektor berisiko tinggi seperti industri gas, meningkatkan tekanan mental dan rasa tidak aman di tempat kerja.

Kurangnya komunikasi efektif antara manajemen dan karyawan juga memperburuk situasi, dimana keluhan sering diabaikan, mengurangi motivasi dan loyalitas. Pengalaman seorang teman kakak saya yang bekerja di perusahaan gas menggambarkan dampak nyata dari faktor-faktor tersebut.

Penundaan gaji dan fasilitas kerja yang buruk tidak hanya menurunkan kesejahteraan emosional karyawan tetapi juga menghambat kinerja mereka.

Baca Juga: Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

Perusahaan dapat mendukung kesehatan mental karyawan dengan menyediakan program manajemen stres, fasilitas konseling, serta menciptakan komunikasi yang terbuka antara manajemen dan karyawan.

Program-program tersebut tidak hanya membantu karyawan dalam mengelola tekanan kerja, tetapi juga memberikan rasa aman dan dukungan yang mereka butuhkan untuk tetap produktif.

Berdasarkan pengalaman seorang teman kakak saya yang bekerja di sebuah perusahaan gas, kurangnya perhatian terhadap kesehatan mental memperburuk dampak dari penundaan gaji dan fasilitas kerja yang minim, sehingga memengaruhi motivasi dan kinerja karyawan secara keseluruhan.

Hal ini menunjukkan bahwa tanpa dukungan kesehatan mental yang memadai, tantangan di tempat kerja dapat menjadi lebih berat dan menghambat pencapaian tujuan perusahaan.

Dengan mengimplementasikan strategi seperti fasilitas konseling, pelatihan manajemen stres, dan membangun budaya kerja yang inklusif, perusahaan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan karyawan, tetapi juga menciptakan loyalitas yang lebih kuat, meningkatkan produktivitas, dan membangun lingkungan kerja yang sehat dan berkelanjutan.

Dukungan ini tidak hanya menjadi investasi dalam sumber daya manusia, tetapi juga menjadi elemen penting dalam keberhasilan jangka panjang organisasi.

Kesehatan mental merupakan aspek penting yang memengaruhi produktivitas dan kesejahteraan karyawan di tempat kerja. Kesehatan mental yang buruk dapat menurunkan fokus, kreativitas, dan kemampuan menyelesaikan tugas, sehingga berdampak negatif pada kinerja.

Faktor-faktor seperti ketidakpastian finansial akibat penundaan gaji, fasilitas kerja yang minim, status pekerjaan, serta kurangnya dukungan perusahaan sering menjadi pemicu utama stres, burnout, dan kejenuhan. Data menunjukkan bahwa karyawan dengan tingkat kebahagiaan rendah cenderung mengalami produktivitas yang lebih rendah.

Baca Juga: Peran Kepemimpinan dalam Mengatasi Konflik dan Membangun Teamwork Antar Karyawan di Sebuah Perusahaan

Oleh karena itu, perusahaan perlu mengambil langkah strategis seperti menyediakan program manajemen stres, layanan konseling, serta komunikasi yang efektif antara manajemen dan karyawan.

Dengan menciptakan kondisi kerja yang layak dan memberikan dukungan kesehatan mental yang memadai, perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan, loyalitas, dan produktivitas karyawan, sekaligus menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan berkelanjutan.

 

Penulis: Kenji Ahmad Rayhan
Mahasiswa Prodi Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses