Pentingnya Observation Learning pada Perkembangan Si Buah Hati

parenting
Ilustrasi: istockphoto

Pernah tidak menjumpai seorang anak kecil mengikuti apa yang sering ibu atau ayahnya lakukan? Misalkan si anak tiba-tiba memakai makeup milik ibunya atau si kecil memukul-mukul kursi seperti ayahnya yang sedang memperbaiki kursi.

Nah si anak sedang mengalami tahap dimana ia sedang meniru modelnya (orang yang dia lihat). Ada pendapat seorang psikolog dari Kanada, Amerika Serikat sekaligus Profesor Ilmu Sosial, Ia bernama Albert Bandura. Yang perlu kita ketahui ada sebuah teori sosial yang di kekemukakan oleh Bandura yaitu “Social Learning Theory”.

Teori ini secara garis besar menyatakan bahwa pada proses perkembangan anak terdapat suatu fase yang disebut dengan Observation Learning. Apa sebenarnya Observation Learning ini? Jadi Observation yang artinya mengamati/ pengamatan dan Learning yang artinya belajar.

Bacaan Lainnya
DONASI

Jadi dapat disimpulkan bahwa Observation Learning adalah proses belajar pada anak dengan cara pengamatan/ mengamati si objek tersebut.

Pada teori ini memiliki dasar yaitu yang pertama sebagian besar yang dipelajari oleh seorang manusia adalah peniruan atau sering disebut imitation dan objek yang ditiru atau disebut modeling.

Yang kedua seorang anak akan mengubah perilakunya melalui respon orang yang ada di sekitarnya terhadap hal yang si anak lakukan, hal ini juga sering disebut sebagai stimulasi. Yang ketiga yaitu anak akan mempelajari respon respon baru yang ia temui dengan cara ia mengamati perilaku orang orang di sekitarnya.

Keberhasilan teori ini juga dilakukan dengan pembiasaan merespon dan peniruan yang dilakukan secara berulang ulang. Hal itu menyebabkan anak akan terbiasa membedakan respon baik yang perlu diikuti dan respon yang tidak baik yang perlu mereka hindari.

Contohnya ketika si anak biasa melihat modelnya ada orang yang sedang terjatuh atau memerlukan bantuan dan si model membantu menolong orang tersebut, secara tidak langsung model memberikan stimulus bahwa ketika ada seseorang yang memerlukan bantuan, respon apa yang akan ia berikan?

Misalnya menolong orang tersebut untuk bangun dan mengobati lukanya. Ketika hal tersebut dilakukan setiap kali mendapati kondisi seperti itu di tambah dengan stimulus berupa ex: “Dik, kita harus menolong sesama kita, contohnya seperti teman tadi ….. dia jatuh dan kita harus saling tolong-menolong.”

Contoh lain ketika seorang anak di rumah melihat ayah dengan ibunya sedang bertengkar menggunakan nada yang tinggi dan kekerasan dan anak melihatnya secara terus-menerus. Menurut kalian apa yang akan terjadi dengan anak ini?

Menurut saya yang mungkin akan terjadi, anak tidak bisa mengontrol emosinya atau ketika ia di situasi yang membuat dirinya tidak nyaman si anak akan melakukan hal yang sama

Seseorang akan menjadi seorang model (orang tua, guru,) yang akan diamati oleh si anak dan akan mencoba untuk diikuti apa yang dilakukan oleh model tersebut. Proses ini cukup penting untuk perkembangan anak, dan akan mempengaruhi bagaimana sikap atau perlakukan anak terhadap sekitarnya di masa mendatang.

Nah Albert Bandura ini pernah melakukan eksperimen bertujuan untuk mengamati tingkah laku anak yang dipengaruhi oleh sekitar anak dengan cara pengamatan, Ia menamakan Bobo Doll Experiment.

Pada eksperimen ini bBndura memasukan 1 anak pada suatu ruang dan anak ini diperlihatkan sebuah tayangan yang berisi orang dewasa memukul-mukul Bobo Doll tersebut menendang, memukul, melempar.

Setelah itu anak tersebut dibiarkan di dalam ruangan tersebut dengan Bobo Doll tersebut ditambah dengan benda benda seperti pistol, palu, dan beberapa peralatan lainya.

Anak tersebut didiamkan berada di ruangan itu, yang terjadi si anak tersebut meniru hal yang sama dilakukan oleh orang dewasa tadi yaitu melempar, memukul, menendang Bobo Doll tersebut.

Namun dalam eksperimen ini hal tidak terduga terjadi, yang terjadi pada anak ini adalah melakukan penyerangan lebih parah daripada contoh yang diberikan, tingkat agresi yang lebih dari anak tersebut.

Dari eksperimen itu dapat disimpulkan bahwa seorang anak akan belajar lewat proses mengamati, namun otak berusaha merekam apa yang dilakukan oleh model tersebut.

Bagaimana jika hal itu terjadi pada anak kita? Kunci bagaimana anak itu bersikap adalah bagaimana orang tua mendidik anak tersebut, bagaimana kondisi suasana di rumah tersebut. Jika yang anak lihat adalah kekerasan, teriakan, kemarahan maka yang anak akan lakukan juga hal tersebut begitupun sebaliknya.

Namun jika orang tua memberikan contoh yang baik pada anak tersebut maka yang terjadi adalah si anak akan berbuat baik seperti yang dicontohkan oleh orang tuanya.

Sangat perlu hati-hati jika berbicara atau bersikap saat bersama anak kecil, rekaman dia akan jauh lebih kuat dan seorang model akan ia ikuti karena mereka belum bisa menyaring apakah itu benar? Apakah itu salah?

Berikan stimulus yang baik dan benar kepada anak, berikan pendampingan secara intens agar perkembangan anak dapat kita kontrol.

Penulis: Rosa Dwi Sekarsari
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, PG-PAUD Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI