Pentingnya Pendidikan Seks untuk Anak Usia Dasar

pendidikan seks

Dahulu, 11 tahun adalah dimulainya usia remaja. Kini, anak berusia 9 tahun banyak yang mengalami menstruasi. Oleh karena itu, pendidikan seks pada usia SMP atau SMA dinilai sudah terlambat. Menginjak usia remaja anak mulai mengalami ketertarikan atau rasa suka terhadap lawan jenisnya, sehingga sebagai orang tua perlu adanya bimbingan kepada anak untuk mendidik mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh. Kenapa pendidikan seks harus dijelaskan kepada anak? Anak telah memiliki rasa ingin tahu, sehingga akan melontarkan berbagai macam pertanyaan. Mengapa bisa begitu? Mengapa bisa begini? Bagaimana hal itu bisa terjadi? Apa sebabnya? Bagaimana akibatnya jika hal itu terjadi? Kadang dengan pertanyaan-pertanyaa yang dilontarkan anak, membuat orang tua bingung untuk menjawabnya bahkan dengan sengaja orangtua mengelak atau berbohong dengan memberikan jawaban yang keliru.

Akhir-akhir ini banyak sekali fenomena kekerasan dan penyimpangan seksual yang menimpa pada anak, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut salah satunya kurangnya pendidikan seks pada anak dan masyarakat. Banyak orang yang menganggap bahwa pendidikan seks untuk anak adalah hal yang tabu. Namun, sebagai usaha mendidik, orangtua harus menyampaikan dan menjelaskan dengan konsep secara luas dan disesuaikan dengan kebutuhan anak. Akan tetapi, kebanyakan orangtua seringkali tidak mengerti harus berbuat bagaimana jika anak bertanya dan mengajak diskusi tentang masalah seks. Sebagai contoh, perhatikan kalimat berikut ini: Adik datang dari mana, bagaimana Adik keluar dari perut Ibu, dan masih banyak lagi pertanyaan yang lain. Maka sebaiknya pendidikan seks diberikan secara langsung, karena berbicara seks sebenarnya sama halnya berbicara soal tubuh manusia. Secara singkat, perbedaannya bisa dilihat dari bentuk dan fungsi tubuh.

Belajar tentang seks berbeda dengan belajar tentang lainnya, misalnya belajar renang supaya mengetahui teknik berenang yang baik. Namun, belajar tentang seks bukan belajar bagaimana aktivitas seks yang baik, melainkan apa yang akan timbul atau dampak dari aktivitas seks. Pendidikan tentang seks, bisa dimulai dengan diskusi langsung. Cara yang dapat dilakukan dalam penyampainnya adalah melalui curhat atau seminar tentang seks dengan mengundang pakar seks. Lantas, bagaimana mengajarkan pendidikan seks untuk anak usia dasar?

Bacaan Lainnya
DONASI

Usia 2-3 tahun
Pada usia ini, anak mulai menirukan kata-kata yang didengar. Peran orangtua sebaiknya mengajarkan nama benda dengan tepat terutama pada bagian-bagian tubuh privasi, seperti ‘penis’ dan ‘vagina’ bukan ‘titit’ atau ‘anu atau yang lainnya. Mengapa? Supaya anak tidak bingung dan salah persepsi dan mengajarkan bahwa alat kelamin bukan untuk diejek atau dipermalukan.

Usia 3-4 tahun
Pada masa ini, anak mulai banyak bertanya, berikanlah penjelasan bahasa anak bukan bahasa yang rumit. Rasa ingin tahu akan semakin besar diiringi dengan kebutuhan mereka. Anak semakin tertarik mengeksplorasi perbedaan pada bagian tubuhnya. Pada usia ini akan semakin terdorong untuk menyentuh payudara ibu, menyentuh alat kelaminnya sendiri, atau alat kelamin teman sebayanya. Sikap dan perilaku yang ditunjukkan ini tidak semuanya perilaku yang abnormal

Usia 5-6 tahun
Pada usia ini, anak sudah mulai bisa diberikan penjelasan yang lebih kompleks. Misalnya dengan menyebutkan tentang bagian rahim seorang wanita, bisa dilakukan dengan menunjukkan sebuah gambar. Anak bisa diajarkan tentang bagian tubuh mana saja yang tidak boleh dipegang.

Usia 6-7 tahun
Pada usia ini, anak mulai dikenalkan tentang hubungan antara laki-laki dan wanita. Bisa berupa, tentang konsep pernikahan, konsep keluarga. Misalnya, “Ayah dan Ibu harus  menikah dulu baru boleh punya adik bayi” mungkin bisa juga dikaitkan dengan konsep agama. Anak juga sudah memahami akan terjadi peubahan fisik saat menginjak usia pubertas, memahami perbedaan jenis kelamin, asal-usul manusia, membersihkan alat genital dengan benar agar terhindar dari kuman dan penyakit.

Usia 8-9 tahun
Biasanya anak sudah mulai mendengar tentang hal-hal seksual dari teman-temannya. Orangtua harus selalu menjaga kedekatan emosional dengan anak, sehingga anak mau terbuka.

Usia 9-11 tahun
Pada usia ini, anak mulai masuk ke masa pubertas. Orangtua bisa menjelaskan tentang menstruasi pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki. Mereka harus dapat menerima perubahan bentuk tubuhnya, memahami hubungan antara lawan jenis dengan baik dan mengetahui konsekuensi yang akan terjadi dari tindakan yang dilakukan

Umur memang tidak menjamin anak paham atau tidak. Misalnya seorang Ibu mengucapkan sebuah kalimat kepada anak usia dasar “perempuan itu banyak yang harus dijaga, jaga mahkotamu dengan baik sampai nikah ya” karena masih kecil, anak belum terlalu mengerti dan mengangguk saja. Namun, setelah beranjak dewasa anak mengerti maksud dari kalimat yang diberikan Ibunya. Lakukan pendekatan pada anak dengan lembut, tanpa kekerasan. Semakin keras didikan pada anak, anak semakin membangkang dan akan sengaja melakukan hal-hal yang terlarang.

Pendidikan seks perlu diajarkan agar mereka tidak mudah terjebak dalam pergaulan bebas dan berorientasi kepada seks yang salah. Contoh yang sederhana saja dalam lingkungan keluarga adalah membiasakan tidur dengan kamar terpisah antara anak laki-laki dan perempuan, tidak mandi bersama yang harus diserap dengan penjelasan dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Orangtua juga harus lebih hati-hati dalam mendidik tingkah laku anak, jangan sampai terlena dan membiarkan anak bermain tanpa kontrol, sesekali orangtua juga perlu mengontrol  dan mengetahui isi yang terdapat pada gadget mereka.

Vina Fitriana
Mahasiswi IAIN Pekalongan

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI