Peran Homeostasis dalam Menyesuaikan Tubuh selama Aktivitas Fisik

Homeostasis
Ilustrasi Homeostasis (Sumber: Media Sosial)

Aktivitas fisik merupakan gerakan yang dilakukan oleh otot-otot tubuh selama seseorang beraktivitas. Saat melakukan aktivitas ini, otot memerlukan energi untuk bisa bergerak, sementara jantung dan paru-paru membutuhkan tambahan energi guna menyalurkan oksigen serta zat gizi ke seluruh tubuh dan membuang sisa-sisa hasil metabolisme.

Untuk menjaga kestabilan tubuh selama proses ini, tubuh memiliki sistem alami yang disebut homeostasis, yang berperan dalam memastikan semua fungsi penting tetap berjalan dengan normal.

 

Apa itu Homeostasis?

Homeostasis mengacu pada stabilitas, keseimbangan, atau kesetimbangan di dalam sel atau tubuh. Homeostasis merupakan karakteristik penting makhluk hidup untuk menjaga lingkungan internal agar tetap stabil dan membutuhkan adaptasi jika kondisi mengalami perubahan di dalam maupun di luar sel.

Bacaan Lainnya

Di samping itu, homeostasis juga berperan dalam sistem endokrin untuk mengatur keseimbangan hormon serta regulasi hormon di dalam tubuh (Nasyafa et al., 2024).

 

Bagaimana Homeostasis Bekerja saat Tubuh Bergerak Aktif?

Selama bergerak aktif, tubuh menghadapi berbagai tantagan. Homeostasis dapat membantu dalam menyeimbangkan tubuh, beberapa peran nya antara lain :

1. Menjaga Suhu Tubuh

Sebagian besar panas tubuh berasal dari aktivitas otot rangka, terutama saat berolahraga. Saat tubuh bergerak, hanya 20–30% energi yang digunakan untuk kerja otot, sisanya berubah jadi panas. Suhu tubuh saat aktivitas fisik bisa dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan udara, angin, jenis pakaian, sumber panas, dan lamanya terpapar panas.

Jika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh, maka tubuh menyerap panas dari luar. Sebaliknya, jika suhu lingkungan lebih rendah, tubuh akan melepaskan panas ke udara. Untuk mengatasi hal ini pembuluh darah terbuka lebar agar panas keluar dari tubuh yang menyebabkan keringat keluar dari tubuh (Sandi et al., 2017).

2. Mengatur Kadar Gula Darah

Saat otot bekerja keras, tubuh membutuhkan lebih banyak energi, terutama dari glukosa (gula darah). Untuk menjaga ketersediaan energi ini, sistem homeostasis mengatur kadar glukosa darah melalui dua hormon utama: insulin dan glukagon. Ketika kadar glukosa darah menurun akibat aktivitas fisik, pankreas melepaskan glukagon.

Hormon ini membantu memecah cadangan energi (glikogen) di hati menjadi glukosa melalui proses glikogenolisis, sehingga kadar glukosa darah meningkat kembali. Sebaliknya, setelah makan ketika kadar glukosa darah tinggi, insulin dilepaskan untuk membantu menyimpan glukosa ke dalam otot dan jaringan lemak melalui proses glikogenesis.

Insulin juga membantu sel menyerap glukosa dari darah, sehingga kadar gula kembali stabil. Dengan cara ini, homeostasis menjaga pasokan energi tetap tersedia dan mencegah tubuh kehabisan glukosa selama aktivitas fisik (Nasyafa et al., 2024).

Baca juga: Mengupas Jenis Sayuran Berasal dari Tanaman Buncis (Phaseolus Vulgaris) yang Berpotensi dalam Penurunan Kadar Gula Darah

3. Mengatur Tekanan Darah

Tubuh manusia dapat menyesuaikan diri terhadap suhu lingkungan. Saat aktivitas fisik meningkat, suhu tubuh juga naik, sehingga tubuh secara otomatis mengaktifkan mekanisme untuk mengeluarkan panas. Selama beraktivitas, tekanan darah meningkat dibandingkan saat istirahat.

Ini terjadi karena sel tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen akibat meningkatnya proses metabolisme. Akibatnya, jantung memompa darah lebih cepat dan kuat, dan aliran darah dalam pembuluh meningkat.

Pembuluh darah di otot mengalami pelebaran (vasodilatasi) agar aliran darah lancar, sementara pembuluh darah di organ seperti saluran pencernaan dan ginjal menyempit (vasokonstriksi) sehingga aliran darah ke organ tersebut berkurang. Hal ini membuat jantung bekerja lebih keras untuk mendukung aktivitas otot dan metabolisme tubuh secara keseluruhan (Handayani et al., 2016).

 

Setelah Aktivitas, Pemulihan Tubuh dibantu dengan Homeostasis

Setelah melakukan aktivitas fisik, tubuh membutuhkan waktu untuk kembali ke kondisi normal. Proses ini disebut pemulihan, dan sangat bergantung pada sistem homeostasis.

Homeostasis berperan penting dalam menstabilkan kembali berbagai fungsi tubuh yang sempat berubah selama beraktivitas. Misalnya, suhu tubuh yang meningkat harus diturunkan, detak jantung dan tekanan darah perlu kembali ke tingkat istirahat, dan energi yang telah digunakan seperti glukosa dan cadangan glikogen perlu diisi ulang.

Selain itu, cairan dan elektrolit yang hilang melalui keringat juga harus digantikan agar keseimbangan tubuh tetap terjaga. Tidak hanya itu, jaringan otot yang mengalami kelelahan atau kerusakan ringan saat beraktivitas juga diperbaiki selama masa pemulihan.

Jika proses pemulihan ini tidak berjalan optimal, tubuh bisa mengalami kelelahan berat, dehidrasi, bahkan pingsan. Oleh karena itu, pemulihan merupakan bagian penting dari siklus latihan dan adaptasi tubuh. Tujuannya adalah mengembalikan keseimbangan fungsi fisiologis agar tubuh siap untuk beraktivitas kembali dalam kondisi yang sehat dan stabil (Peake et al., 2017).

 

Simpulan

Homeostasis merupakan sistem penting dalam tubuh yang menjaga keseimbangan internal agar tetap stabil, terutama saat dan setelah melakukan aktivitas fisik. Ketika tubuh bergerak aktif, homeostasis bekerja dengan mengatur suhu tubuh, kadar gula darah, dan tekanan darah agar tetap optimal.

Sistem ini memastikan tubuh memiliki cukup energi, oksigen, dan sirkulasi darah untuk mendukung aktivitas otot dan metabolisme. Setelah aktivitas berakhir, homeostasis juga berperan dalam proses pemulihan dengan menurunkan suhu tubuh, menormalkan fungsi jantung dan tekanan darah, menggantikan cairan dan energi yang hilang, serta memperbaiki jaringan yang rusak.

Dengan demikian, homeostasis memungkinkan tubuh tetap sehat, mampu beradaptasi, dan siap kembali beraktivitas dalam kondisi optimal.

 

Penulis: Fahradhita Sri Ishmah
Mahasiswa Bioteknologi, Universitas Al-Azhar Indonesia

 

Referensi:

Handayani, G., Lintong, F., & Rumampuk, J. F. (2016). Pengaruh Aktivitas Berlari Terhadap Tekanan Darah dan Suhu pada Pria Dewasa Normal. eBiomedik, 4(1), 1-5.

Nasyafa, S. F., Saputra, O., & Zuraida, R. (2024). Homeostasis Tubuh. Medical Profession Journal of Lampung, 14(2), 249-253.

Peake, J. M., Neubauer, O., Walsh, N. P., & Simpson, R. J. (2017). Recovery of the immune system after exercise. Journal of Applied Physiology, 122(5), 1077-1087.

Sandi, I. N., Ariyasa, I. G., Teresna, I. W., & Ashadi, K. (2017). Pengaruh Kelembaban Relatif Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Latihan. Sport and Fitness Journal, 5(1), 103-109.

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses