Performa Band Haledey di Acara OpusFest 3 Universitas Negeri Malang

Band Haledey di Acara OpusFest 3 Universitas Negeri Malang
Band Haledey di Acara OpusFest 3 Universitas Negeri Malang

Malang, mahasis 3 Desember 2024) — Penampilan band Haledey di acara OpusFest 3 Universitas Negeri Malang (UM) pada tanggal 16 November 2024 menjadi salah satu momen yang menarik perhatian banyak penonton. Sebagai salah satu penampil, Haledey diharapkan mampu menghadirkan atmosfer yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pengalaman musikal yang mendalam. Namun, bagaimana sebenarnya performa mereka ketika berada di panggung?

Acara OpusFest 3 dimulai pada pukul 15.00 WIB, menghadirkan berbagai penampilan dari musisi lokal maupun mahasiswa Universitas Negeri Malang. Antusiasme penonton sudah terasa sejak awal, dengan suasana yang meriah dan penuh semangat.

Haledey dijadwalkan tampil pada pukul 16.30 WIB, dan mereka berhasil membawa energi baru saat memasuki panggung. Penampilan mereka menjadi salah satu yang paling dinantikan oleh penonton, terlihat dari antusiasme audiens yang memadati area depan panggung.

Baca juga: Parade Budaya KBMS: Pesta Budaya Sulawesi yang Memukau Kota Bandung

Bacaan Lainnya

Haledey memulai penampilan dengan membawakan cover lagu “Hello to Goodbye” dari Coldiac. Aransemen ulang yang mereka sajikan berhasil menghadirkan nuansa segar tanpa kehilangan esensi asli lagu tersebut. Namun, pada beberapa bagian, lead guitar terkadang terdengar terlalu keras sehingga menutupi suara dari beberapa intrumen lainnya seperti Bass dan Keyboard.

Setelah itu, mereka membawakan lagu original berjudul “BED (Beautiful Every Day)”, yang menunjukkan identitas musikal Haledey. Lagu ini menonjolkan melodi yang ear-catching dengan lirik yang penuh makna. Namun, transisi antarbagian dalam lagu ini sedikit terasa kaku, yang mungkin dapat lebih diperhalus untuk menonjolkan potensi emosionalnya.

Sebagai penutup, mereka menyanyikan lagu “Dalam Diam” dari Sal Priadi. Pilihan lagu ini memberikan penutup yang emosional dan mendalam, tetapi tantangan besar hadir dalam menyampaikan intensitas emosional khas Sal Priadi. Meski demikian, Haledey memberikan interpretasi yang cukup personal terhadap lagu tersebut.

Keberanian Haledey dalam mengaransemen ulang lagu cover, sekaligus menampilkan karya original mereka, patut diapresiasi. Mereka mampu menghadirkan variasi genre dari pop alternatif hingga rock, meskipun ada beberapa momen transisi yang terasa kurang mulus.

Baca juga: Perayaan Unik di Kaki Gunung Semeru: Dari Festival Budaya hingga Upacara Adat

Pada lagu original mereka, “BED (Beautiful Every Day)”, terlihat jelas potensi Haledey untuk menciptakan lagu yang berkesan. Melodi dan struktur lagunya memiliki daya tarik tersendiri, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya ingin mengikuti arus musik, tetapi juga membangun identitas unik mereka.

Giftadeo, sebagai penulis sekaligus vokalis dari band ini juga menjelaskan bahwa pemilihan lagu dalam penampilan mereka memiliki alur cerita tersendiri. “Alur yang Haledey mau sampaikan di sini adalah orang yang sedang patah hati, maka dari itu kami memilih lagu pertama adalah ‘Hello to Goodbye’ dari Coldiac. Kemudian dia ingin beristirahat dan bermimpi indah, sehingga kami memilih lagu kedua dengan lagu kami berjudul ‘BED’ dari Haledey. Akhirnya, dia mendapat cinta pada pandangan pertama tetapi hanya bisa mengagumi dari jauh, maka dari itu kami memilih lagu ‘Dalam Diam’ oleh Sal Priadi.”

Pernyataan ini memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang bagaimana Haledey merancang penampilan mereka sebagai sebuah narasi emosional, bukan sekadar rangkaian lagu. Hal ini membuat penampilan mereka terasa lebih personal dan bermakna bagi penonton.

Walaupun lagu-lagu yang dibawakan Haledey bertemakan patah hati dan perasaan melankolis, semangat para anggota band tetap terpancar sepanjang penampilan. Mereka berhasil menunjukkan energi positif, terutama pada lagu pertama “Hello to Goodbye”, yang ditampilkan dengan tempo dinamis dan penuh semangat. Pilihan ini menciptakan suasana yang mendukung meskipun tema lagu tersebut cukup menyayat hati.

Pada lagu kedua, “BED (Beautiful Every Day)”, emosi yang mereka tampilkan lebih lembut namun tetap bersemangat, seolah menggambarkan keinginan untuk melarikan diri dari kesedihan menuju harapan yang lebih baik.

Baca juga: Pesona Festival Gunung Gemplah dan Kelezatan Bazar Durian: Menikmati Keunikan Desa Bedingin, Ponorogo

Penampilan mereka mencapai puncak emosi serius saat membawakan lagu terakhir, “Dalam Diam”. Dengan ekspresi mendalam dan fokus yang tajam, Haledey menggambarkan perasaan jatuh cinta yang penuh kerinduan, namun tetap terpendam. Emosi ini terpancar melalui gestur para pemain dan intonasi vokal yang disampaikan dengan penuh penghayatan. Keseriusan mereka membawa penonton tenggelam dalam cerita cinta yang hanya bisa dikagumi dari kejauhan.

Dalam hal interaksi, Haledey cukup berhasil menciptakan hubungan yang hangat dengan penonton. Vokalis sering mengajak audiens untuk bernyanyi bersama, terutama pada lagu cover Coldiac yang cukup dikenal. Namun, interaksi tersebut terkadang terasa repetitif dan kurang spontan, sehingga kehilangan sedikit sentuhan personal yang dapat meningkatkan kesan emosional.

Haledey memadukan unsur sedih dan senang dalam pilihan kostum dan properti mereka. Vokalis tampil dengan setelan yang unik, yaitu jersey pink dipadukan dengan jas hitam. Tak hanya itu, ia juga mengenakan topi berbentuk bebek, yang melambangkan unsur badut. Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan bagaimana seseorang merasa seperti “badut” dalam kisah cintanya, mencintai dari jauh namun tak bisa memiliki. Kombinasi ini memberikan simbolisme visual yang menarik, mencerminkan emosi kompleks dari lagu-lagu yang dibawakan.

Selain itu, Haledey tampil dengan formasi lengkap menggunakan komposisi alat musik yang terdiri dari 1 gitar elektrik, 1 keyboard, 1 drum, 1 bass, 1 vokal utama, dan 1 backing vokal. Tata letak dan pembagian peran setiap alat musik terasa seimbang, memperkuat kualitas performa mereka.

Secara keseluruhan, penampilan Haledey di OpusFest UM berhasil memberikan hiburan yang memuaskan dengan pilihan lagu yang variatif. Keberanian mereka membawakan lagu original seperti “BED (Beautiful Every Day)” menunjukkan potensi besar dalam menciptakan karya-karya yang berkesan. Namun, kelemahan pada aspek harmonisasi, transisi antarbagian lagu, dan kurangnya spontanitas dalam interaksi menjadi catatan penting.

Meski demikian, emosi yang ditampilkan Haledey menjadi kekuatan tersendiri. Mereka mampu memadukan semangat dan keseriusan dalam membawakan lagu-lagu bertema patah hati dan cinta. Tata panggung yang sederhana tetapi mendalam, serta kostum yang simbolis, memperkuat pesan emosional yang ingin disampaikan.

Sebagai band yang sedang berkembang, Haledey memiliki potensi besar untuk terus bersinar. Langkah selanjutnya adalah merefleksikan kekuatan dan kelemahan ini untuk memberikan pengalaman musikal yang lebih berkesan di masa depan. Dengan peningkatan pada beberapa aspek teknis dan artistik, Haledey bisa menjadi salah satu band yang tidak hanya menghibur tetapi juga meninggalkan kesan mendalam pada setiap penampilan mereka.

Laporan: Ignasius Gilang Fajar Widyawan
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari Dan Musik Universitas Negeri Malang

Editor: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru  Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses