Perilaku FOMO Remaja terhadap Gaya Konsumerisme Masa Kini

Remaja
FOMO

Fear of Missing Out atau FOMO adalah salah satu budaya yang melekat dengan erat pada generasi muda saat ini. FOMO merupakan sikap merasa cemas dan khawatir akan tertinggal dari tren yang sedang berlangsung. Mereka takut tidak mengikuti momen dan selalu ingin terlibat dalam hal-hal terbaru.

Hal ini mendorong mereka untuk selalu mencoba mengikuti dan terlibat dalam aktivitas atau kejadian yang sedang populer agar tidak merasa ketinggalan atau dianggap “kurang update”.

FOMO tidak menjadi suatu permasalahan apabila remaja bijaksana dalam mengikuti tren atau acara yang mereka minati. FOMO akan menjadi permasalahan apabila remaja selalu berupaya untuk terus terlibat dalam kesenangan hanya untuk mengikuti tren atau acara agar rasa FOMO yang dimilikinya terpenuhi.

Baca Juga: Fenomena FOMO serta Dampaknya yang seperti Jebakan bagi Anak-Anak Remaja

Bacaan Lainnya

Rasa FOMO dapat membawa banyak kerugian bagi remaja, khususnya di Indonesia. FOMO memang dapat membawa remaja kepada pengalaman-pengalaman yang tak terduga, namun, hal tersebut akan merugikan jika dibiarkan terus-menerus.

Contoh dari FOMO dalam konteks konser musik adalah ketika sebagian besar remaja tertarik untuk menghadiri konser tersebut. Beberapa remaja merasa khawatir dan takut kehilangan pengalaman yang mengesankan jika mereka tidak mengikuti tren atau acara tersebut.

FOMO dapat mendorong remaja untuk meniru atau mengikuti tren secara berlebihan, meskipun hal itu sebenarnya bukanlah prioritas utama dalam hidup mereka.

Adapun berbagai kerugian yang dapat dirasakan melalui FOMO, salah satunya secara finansial. Seperti yang kita ketahui, tren dan acara-acara bergengsi di kalangan muda yang sifatnya terlampau materialistis. Seperti halnya, menonton konser.

Menonton konser bukanlah sesuatu yang buruk, namun seringkali sikap “FOMO” atau “hanya ikut-ikutan” ini menjadi alasan yang dominan dalam mengikuti acara tersebut. Tentu melalui pemahaman tersebut akan lahirlah sebuah sikap hidup konsumerisme.

Konsumerisme adalah suatu sikap atau gaya hidup yang terlalu mengutamakan konsumsi terhadap suatu hal sebagai tanda status atau kepuasan pribadi. Hal ini tentu bersifat materialistis yang akhirnya akan menjadikan remaja cenderung mengadopsi gaya hidup yang boros.

Apabila sikap FOMO diiringi dengan gaya hidup konsumerisme, tentu remaja akan terjebak dalam kehidupan yang tidak memiliki pendirian kuat terhadap dirinya sendiri. Dampak berkepanjangan terhadap gaya hidup konsumerisme tentu akan membuat remaja hanya terpaku kepada hal-hal yang bersifat materialistis.

Akhirnya, banyak remaja yang rela mengeluarkan uang jutaan hingga puluhan juta rupiah untuk menyaksikan kegiatan yang mana sebenarnya diakibatkan FOMO tersebut. Apabila FOMO akhirnya menjadi sarana remaja untuk membangkitkan sifat konsumerisme, tentu hal ini patut untuk diberikan solusi-solusi khusus.      

Baca Juga: Nomophobia yang Menghantui Para Remaja  

Salah satu solusi yang dapat diberikan adalah memberikan suatu bentuk awareness kepada remaja mengenai skala prioritas yang patut dipenuhi olehnya. Remaja harus didorong untuk memenuhi skala-skala yang penting terlebih dahulu, sebelum memberi makan sikap “FOMO”.

Apabila seluruh kebutuhan skala prioritasnya telah terpenuhi secara sempurna, remaja boleh untuk sedikit demi sedikit melakukan hal-hal yang di luar skala prioritas. Kebijaksanaan memiliki peran yang penting demi menghindari sikap FOMO yang akhirnya akan menghasilkan gaya hidup konsumerisme.

Penulis: Emilia Ayuwisa Rindani
Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses