Perselingkuhan yang Berujung Perceraian dalam Aspek Emosional dan Fisik

Perselingkuhan
Ilustrasi: istockphoto, karya Viktar Sarkisian.

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dan mempunyai peranan penting dalam membentuk karakter dan sikap seseorang. Keluarga juga diharapkan menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi seluruh anggota keluarga.

Namun kenyataannya, masih banyak kejadian di dalam rumah yang dapat mempengaruhi keharmonisan dan keselamatan keluarga. Seperti halnya perselingkuhan yang mengakibatkan perceraian.

Kehidupan  pernikahan merupakan salah satu tahapan kehidupan yang dilalui setiap orang. Dan kesuksesan dalam memulai sebuah keluarga memang membutuhkan kedewasaan pada diri laki-laki dan perempuan.

Bacaan Lainnya
DONASI

Namun,  menjalankan rumah tangga tidak selalu berjalan mulus. Terkadang masalah muncul dan salah satunya adalah perselingkuhan. Perselingkuhan dalam keluarga seringkali terjadi karena salah satu  pasangan mencari sesuatu yang tidak dimiliki pasangannya.

Bentuk-bentuk yang bisa memicu keinginan selingkuh lebih lanjut adalah adanya keyakinan bahwa orang lain lebih gagah, lebih cantik, masalah komunikasi antar pasangan, kurangnya perhatian, dan tuntutan yang terlalu tinggi dari pasangan, dan lain-lain.

Perselingkuhan terjadi dalam berbagai aspek kehidupan keluarga, di antaranya adalah keuangan, kebijakan keputusan, hubungan seksual, persahabatan, hubungan dengan orang tua, pekerjaan, dan lain-lain.

Perselingkuhan biasanya ditandai dengan perubahan sikap. Perubahan sikap yang paling terlihat dan umum dalam suatu perselingkuhan adalah kecenderungan merahasiakan sesuatu, bersikap defensif, dan berbohong.

Perselingkuhan mempunyai beberapa akibat dan dapat digambarkan sebagai perselingkuhan emosional dan fisik. Perselingkuhan emosional adalah perasaan kuat dan intens yang dirasakan seseorang terhadap orang lain, yang biasanya tidak mengarah pada hubungan seksual.

Perselingkuhan emosional dapat mencakup perasaan cinta, kasih sayang, dan ketergantungan yang kuat terhadap orang lain. Sedangkan perselingkuhan fisik adalah kontak fisik dengan orang lain selain pasangan untuk tujuan keuntungan seksual.

Tindakan tersebut antara lain berciuman, berpegangan tangan, dan melakukan hubungan seksual. Perselingkuhan secara fisik biasanya dilakukan untuk memuaskan kebutuhan seksual yang tidak dapat dipenuhi oleh pasangan dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti rendahnya harga diri dan kebutuhan akan penghargaan dari orang lain.

Ada beberapa faktor mendasar yang menyebabkan terjadinya perselingkuhan. Bisa berupa emosional yang tidak stabil, permasalahan pribadi masa lalu, kurangnya komunikasi, perasaan tidak dihargai, kebiasaan buruk, kebutuhan seksual yang tidak terpenuhi, lemahnya iman.

Baca Juga: Penguatan Karakter Positif dalam Pemulihan Pasca-Perselingkuhan: Mengubah Rasa Sakit Menjadi Peluang Pertumbuhan

Perselingkuhan dalam rumah tangga menimbulkan dampak negatif yang sangat serius terhadap korban. Berikut  beberapa dampak yang mungkin terjadi:

  1. Menurunnya rasa percaya diri: Mereka yang menjadi korban perselingkuhan akan merasa harga dirinya dirusak. Mereka cenderung menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi, berpikir bahwa mereka tidak berbuat cukup atau hal itu tidak akan terjadi dan membuat mereka putus asa.
  2. Trauma dan Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD): Perselingkuhan dapat menimbulkan trauma yang mungkin memenuhi kriteria Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD).
  3. Dampak terhadap kesehatan mental dan fisik: Perselingkuhan dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik seseorang, antara lain depresi, kecemasan, peningkatan tekanan darah, gangguan pencernaan, sakit kepala, dan insomnia.
  4. Dampaknya terhadap anak-anak: Anak-anak yang orang tuanya berselingkuh mereka mungkin menjadi lebih pendiam, kurang bersosialisasi, dan memiliki prestasi akademis yang lebih rendah. Di sisi lain, anak tersebut mungkin menjadi pemberontak dan bergaul dengan orang yang salah.
  5. Penghancuran Komitmen dan Konflik: Perselingkuhandapat berujung pada konfrontasi terbuka dan perdebatan sengit yang melibatkan kekerasan fisik. Perempuan yang menjadi korban biasanya menderita stres yang berkepanjangan dan rasa sakit yang berkepanjangan.
  6. Dampak terhadap kesehatan fisik: Perselingkuhan dapat berdampak pada kesehatan fisik, seperti peningkatan tekanan darah, gangguan pencernaan, sakit kepala, dan insomnia.
  7. Dampak terhadap kualitas hubungan: Perselingkuhan dapat menghancurkan komitmen dalam suatu hubungan dan berujung pada perceraian. Biasanya pasangan yang pernah selingkuh mengalami perasaan kecewa dan sakit hati yang berkepanjangan. Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah masalah yang sangat serius yang dapat menghancurkan hubungan suatu pasangan.

Ada beberapa cara untuk mencegah perselingkuhan:

  1. Memenuhi perannya dalam keluarga: Pasangan harus memainkan perannya dengan baik dalam keluarga. Jangan mengabaikan pasangan anda karena kesibukan pekerjaan. Beri mereka perhatian dan waktu yang cukup untuk menjaga hubungan yang hangat dan langgeng.
  2. Selalu memberikan dukungan: Laki-laki atau perempuan mana pun mudah luluh ketika dia merasa dicintai dan didukung. Selalu berikan penghargaan dan dukungan untuk menjaga kepercayaan dan kehangatan di rumah.
  3. Hindari karakter yang membuat tertarik: Jika anda tertarik pada seseorang, hindarilah seseorang itu secara pribadi. Jika itu tidak memungkinkan, beri tahu pasangan anda tentang kemajuan anda dalam upaya menghentikan perselingkuhan. Mengakui godaan untuk selingkuh dapat membantu anda menghindari niat selingkuh dari pasangan.
  4. Luangkan waktu untuk diri sendiri: Jika godaan untuk selingkuh terasa terlalu kuat, mintalah pasanganmu memberimu ruang untuk menjernihkan pikiran. Cari tahu apa yang membuat anda merasa terhubung dengan pasangan dan komunikasikan kebutuhan anda kepada mereka.
  5. Bersikaplah terbuka pada pasanganmu: Jika kamu tertarikpada orang lain, jujurlah dan terbukalah pada pasanganmu. Cara ini akan membuat hubungan lebih sehat dan terhindar dari perselingkuhan.

Baca Juga: Memahami Perselingkuhan: Tinjauan Teori Psikologi Sosial

Kesimpulan

Dampak perselingkuhan dalam pernikahan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental serta menimbulkan stress yang berlebihan. Dampak perceraian dari zaman dahulu telah menjadi permasalahan yang cukup kompleks.

Di mana masyarakat telah dipengaruhi oleh peradaban  modern, pergaulan  bebas, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa perceraian menimbulkan kondisi negatif dalam kehidupan anak-anak yang lahir dari perkawinan tersebut.

Bagi anak-anak, hal-hal seperti itu  menimbulkan kecemasan dalam hidupnya dan menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Perceraian mempunyai dampak yang sangat besar terhadap suami dan istri, anak-anaknya, dan masyarakat di mana mereka tinggal.

Penulis:

Intan Tri Wulan Desy Neng Saputri
Mahasiswa Jurusan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Daftar Pustaka

Adam, Adiyana. “Dampak Perselingkuhan Suami Terhadap Kesehatan Mental Dan Fisik Istri.” Al-wardah: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama 14, no. 2 (2020): 177–186. http://journal.iain-ternate.ac.id/index.php/alwardah/article/view/291.

Kastolani, Shoimah. “Mencegah Dan Mengatasi Perselingkuhan Menjaga Harmoni” (2023).

Respati, Agustinus Rangga. Membongkar Sastra, Menggugat Rezim Kepastian. Prosiding Seminar Nasional: Membongkar Sastra, Menggugat Rezim Kepastian, 2017.

Rohana, Siti. “Perselingkuhan Dalam Rumah Tangga Dan Penyelesaiannya Menurut Tafsir Al-Azhar,” no. 258 (2022). http://repository.uin-suska.ac.id/64185/2/TANPA BAB IV.pdf.

Setiawan, Naufal Hibrizi, Sinta Selviani Devi, Levana Damayanti, Ferry Pramudya, and Herli Antony. “Pemahaman Dan Faktor – Faktor Penyebab Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Tinjauan Literatur.” Jurnal Kajian Hukum dan Pendidikan Kewarganegaraan 3, no. 2 (2023): 1–6. https://jurnal.anfa.co.id/index.php/civilia/article/view/448.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.