Perspektif Ghibah di Kalangan Remaja

ghibah

Sahabatku, perlu kita ketahui Ghibah atau biasa disebut dengan gosip adalah menceritakan kejelekan seseorang kepada orang lain yang bertujuan untuk menunjukkan keburukan orang yang diceritakan, ghibah merupakan akhlak yang dilarang oleh agama Islam seperti  dalam firman Allah Q.s Al-Hujurat ayat 12 yang menjelaskan tentang larangan ghibah karena Allah mengibaratkan seorang pengghibah sama saja dengan seorang kanibal yang memakan daging saudaranya sendiri.

Sahabatku, ketahuilah kalau mengghibah sangat menjerumuskanmu ke jalan yang salah. Perspektif ghibah di kalangan remaja adalah membicarakan tentang orang lain di mana orang tersebut tidak suka apabila mendengarnya, meskipun hal yang dibicarakan itu benar. Adapula yang berpendapat bahwa ghibah sangat merugikan dan dapat menimbulkan fitnah serta kebencian terhadap orang yang dighibahi kecuali apa yang dighibahi itu bermanfaat ataupun membangun agar diri kita menjadi lebih baik. Sahabatku, tanpa kita sadari bahwa ghibah sudah menjadi kebiasaan kita karena kebanyakan kegiatan yang kita lakukan dapat menimbulkan terjadinya ghibah, Seperti ketika kita sedang berkumpul dan berbagi cerita yang menyenangkan atau menyedihkan tidak kita sadari dapat berujung ghibah. Adapun yang menyebabkan ghibah adalah sikap iri, benci, dengki, marah, sombong, dan sifat keingin tahuan remaja yang begitu besar atau biasa sisebut dengan kepo.

Sifat kepo yang dimiliki remaja akan membuat dia ingin bertanya dan ingin mengetahui jawaban dari pertanyaannya tersebut, namun setelah dia mendapatkan jawabannya dia akan membuka pembicaraan-pembicaraan yang dapat menimbulkan ghibah walaupun hal yang dibicarakan itu benar tentang yang dighibahi. Ghibah yang sering kita jumpai yakni ghibah tatap muka atau langsung tetapi di era digital kemajuan teknologi ini banyak media social seperti facebook, whatsapp, twiter, instagram, youtube dan lainnya yang dapat menimbulkan ghibah digital.

Bacaan Lainnya

Ghibah digital adalah menuliskan sesuatu dari seseorang dimana seseorang tersebut tidak suka (jika dituliskan) baik dalam keadaan, fisik, agama, hatinya yakni dengan cara menuliskan aib dengan membuat karikatur tingkah laku dengan maksud menjelek-jelekkan atau mengolok-ngolok, yang disampaikan di media sosial dimana media sosial yang tidak memandang umur, kekayaan, derajat, dan kedewasaan dalam menggunakannya, tidak hanya karikatur tetapi postingan atau status yang kita upload dapat menimbulkan komentar dan dapat menimbulkan ghibah digital.

Seperti contoh artis youtube atau biasa disebut youtuber yang mempunyai banyak penghasilan karena viewer dan subscribernya yang banyak dan konten-konten yang dimuat bermanfaat bagi viewersnya, terkadang dengan suksesnya mereka timbul lah hujatan karena mereka tidak menampakkan rasa sosialnya untuk memberikan bantuan kepada yang membutuhkan dan bersu’udzhon bahwa uang tersebut hanya untuk berfoya-foya, dan akhirnya youtuber tersebut membuat klarifikasi apakah semua kebaikan kita harus dipublikasikan atau dibuat konten youtube.

Nah sahabatku, dapat kita ambil hikmahnya dari contoh tersebut jangan pernah menilai seseorang hanya dari cove nya ataupun uplodan-nya tapi lihatlah, kenalilah  mereka lebih dekat jangan kamu langsung memberikan hujatan yang semata-mata bersifat sesaat terlintas dipikiran kita. Dalam pandangan Islam ada juga ghibah yang diperbolehkan yakni Tadzalum (dalam keadaan teraniaya) menceritakan tentang keburukan seseorang karena orang tersebut berbuat maksiat; Saat meminta fatwa atau meminta nasihat dari para ulama, untuk memberitahukan atau memperingatkan akan adanya suatu bahaya; Boleh mengghibah orang yang berbuat maksiat, Ghibah sebagai bentuk pengenalan.

Adapun cara untuk menghindar dari ghibah, yaitu: pertama, mengingat bahwa semua amalan akan dicatat termasuk ucapan; Kedua, mengingat ‘aib sendiri yang lebih seharusnya  diperhatikan; ketiga, anggap diri kita lebih rendah dari orang lain. Sahabatku, sudahkah diri kita dapat melepaskan diri dari ghibah? Jawabnya mungkin belum. Ketahuilah serajin apapun kita beribadah di hadapan Allah SWT jika lisan kita masih belum terjaga itu sama sekali tidak ada manfaatnya bahkan hanya menambah dosa saja. Ayo bersama-sama mulai dari sekarang gantilah keburukan-keburukan kita dengan akhlak mulia. Gantilah kesenangan ghibah dengan kesenangan berzikir dan bermunajat kepada Allah dan semoga kita diberikan keselamatan hidup di dunia akhirat dan dijauhkan dari ghibah,  Aamiin.

Putri Dina Meliana NZ
Mahasiswa IAIN Pekalongan 

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI