Perspektif Mahasiswa terhadap Demonstrasi

Perspektif Mahasiswa terhadap Demonstrasi
Sumber: pixabay.com

Kata-kata demonstrasi dan mahasiswa sudah sangat terkait. Sebagai generasi muda yang bertanggung jawab, mahasiswa merasa harus menyuarakan keinginan mereka dan menentang kebijakan yang dianggap merugikan rakyat.

Mahasiswa adalah orang-orang terdepan yang memperjuangkan kemerdekaan rakyat Indonesia dan keberanian mereka ditunjukkan dalam demonstrasi.

Dari perspektif pendidikan kewarganegaraan, itu adalah acara di mana sejumlah besar orang menyatakan pendapat, keprihatinan, atau tuntutan mereka terhadap suatu masalah kepada pemerintah. Dalam demonstrasi, menghormati dan mendengarkan suara orang adalah hal yang paling penting.

Bacaan Lainnya

Menjadi pengawas pemerintah yang kritis adalah pelajaran penting berikutnya. Mengajarkan siswa pendidikan politik dan kesadaran sosial juga penting dalam pendidikan kewarganegaraan. Mahasiswa juga harus dididik untuk merasa bertanggung jawab. Dari sudut pandang pendidikan kewarganegaraan

Demonstrasi terkait RUU Pilkada adalah salah satu demonstrasi terbesar dalam sejarah Indonesia. Ribuan mahasiswa berunjuk rasa menentang revisi RUU Pilkada yang dianggap tidak demokratis.

Tujuan revisi ini adalah untuk mengubah cara pemilihan kepala daerah dari pemilihan langsung oleh rakyat menjadi pemilihan yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Langkah ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama mahasiswa, karena dianggap dapat menurunkan partisipasi rakyat dalam proses demokrasi dan meningkatkan kemungkinan praktik kolusi dan korupsi di tingkat lokal.

Baca Juga: Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menghadapi Tantangan Demokratisasi di Era Digitalisasi dan Globalisasi

Tidak hanya mahasiswa dari berbagai universitas yang mengikuti demonstrasi ini, tetapi juga orang-orang di masyarakat yang ingin demokrasi tetap hidup di Indonesia.

Mereka mengadakan demonstrasi di banyak kota besar, menduduki gedung pemerintahan, dan berorasi menyuarakan penolakan mereka terhadap perubahan tersebut. Demonstrasi berlangsung dengan semangat dan tekad untuk mempertahankan hak rakyat untuk memilih secara langsung pemimpin daerah.

Namun, demonstrasi harus tertib dan tidak anarkis. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, demonstrasi yang anarkis dapat merusak fasilitas umum, mengganggu ketertiban, dan menyebabkan kerugian bagi masyarakat luas. Karena itu, demonstrasi harus dilakukan dengan damai dan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

Demonstrasi yang terorganisir juga akan menyampaikan pesan dengan lebih baik dan mendapatkan dukungan dari masyarakat dan pihak berwenang.

Dengan belajar tentang cara berdemonstrasi secara damai dan berkomunikasi dan bekerja sama dengan pihak berwenang, mahasiswa dapat mencegah demonstrasi menjadi anarkis dan tetap tertib.

Pembentukan tim keamanan internal juga penting untuk mengawasi demonstrasi dan mencegah tindakan anarkis. Dengan menetapkan aturan dan kode etik yang harus diikuti oleh semua orang yang berpartisipasi dalam demonstrasi, demonstrasi dapat berlangsung damai, tertib, dan efektif dalam menyampaikan pesan tanpa merugikan banyak orang.

 

Penulis: Adjie Baihaqi
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Yogyakarta

Editor: I. Khairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.