Perlukah sebuah perusahaan mengganti manajemen kinerjanya mengikuti perkembangan zaman? Tentunya sangat perlu. Saat ini, manajemen kinerja tradisional sudah tidak bisa diterapkan di suatu perusahaan pada persaingan bisnis yang sekarang ini.
Dikarenakan ada beberapa kelemahan yang bisa membuat suatu perusahaan tertinggal dalam persaingan bisnis yang ketat dengan lawan. Karenanya, banyak perusahaan yang mengganti dengan manajemen kinerja baru dan dilakukan secara bertahap serta berkelanjutan.
Proses pergantian manajemen kinerja ini, pasti memberikan pengaruh terhadap segala aspek yang bergerak di dalamnya, seperti: tim manajemen tingkat atas sampai dengan karyawan level bawah. Perubahan tersebut hendaklah ke arah baik dan memajukan perusahaan.
Baca Juga: Kinerja Karyawan Menurun karena Burnout? Kenali Penyebabnya!
Pengeluaran terbesar pada perusahaan adalah biaya Sumber Daya Manusia (SDM) dibanding dengan pengeluaran lain. Baik dan kurangnya SDA sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan.
Banyak perusahaan tidak berkembang atau mengalami kerugian yang tidak lain disebabkan oleh Sumber Daya Manusia yang kurang baik dan kurang produktif. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan pengamatan terhadap pokok permasalah yang dihadapi.
Sebelumnya, apakah manajemen kinerja itu? Manejemen kinerja sebagai proses komunikasi yang dilakukan secara terus-menerus dalam kemitraan antara karyawan dengan atasan langsungnya.
Proses komunikasi pada umumnya akan melewati dua tahap (Effendy, 2020:11), yaitu: (a) Proses komunikasi secara primer, yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan;
(b) Proses komunikasi secara sekunder, yaitu proses komunikasi oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen kinerja adalah suatu rangkaian praktik yang berkaitan dengan penilaian pekerjaan, pengembangan kemampuan, dan pemberian reward dalam organisasi. Praktik manajemen kinerja dapat berupa penentuan tujuan, pemilihan dan penempatan pekerja (karyawan dan manajer), penilaian kinerja, pemberian kompensasi, pelatihan dan pengembangan, dan manajemen karir.
Selanjutnya mari kita bahas mengenai karakteristik dari manajemen kinerja tradisional dan baru. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan manajemen tradisional dan keunggulan manajemen baru.
Baca Juga: Sistem Pengendalian Manajemen pada Perusahaan Properti
Kelemahan pada Manajemen Kinerja Tradisional
Manajemen kinerja tradisional sudah tidak dapat digunakan lagi dalam perusahaan yang memasuki era saat ini. Apalagi persaingan yang semakin ketat di pasar global. Kenapa demikian? Hal ini sesuai dengan karakteristik yang dimiliknya yaitu:
Manajemen Kinerja Tradisional berfokus pada diskripsi pekerjaan yang statis, Manajemen Kinerja Tradisional berfokus pada individual, Manajemen Kinerja Tradisional berharap kinerja dinyatakan dalam target yang baku, Manajemen Kinerja Tradisional berorientasi pada volume pekerjaan dan penghematan biaya, Feedback manajemen kinerja dari satu sumber yaitu dari atasan, Manajemen Kinerja Tradisional terlalu berfokus pada praktik administratif yang terpisah, Manajemen Kinerja Tradisional terlalu berfokus ke masa lalu, Manajemen Kinerja Tradisional mengoreksi terhadap suatu yang salah.
Manajemen Kinerja Baru
Perbaikan Manajemen kinerja sangat dibutuhkan, hal ini menjadi faktor utama terbentuknya manajemen kinerja baru. Dalam pembentukan manajemen kinerja baru dilakukan dengan cara mengubah manajemen kinerja tradisional menjadi manajemen kinerja yang berakar prinsip-prinsip total quality managemen.
Prinsip total quality managemen menggunakan pendekatan manajemen terhadap kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan.
Dalam praktek TQM, semua anggota organisasi berpartisipasi dalam memperbaiki proses, produk, layanan, dan budaya di mana mereka bekerja.
Prinsip-prinsip TQM yang penting adalah:
- Perbaikan sistematik;
- Berfokus ke customer;
- Komitmen jangka panjang;
- Pencegahan masalah;
- Kualitas sebagai pekerjaan setiap orang.
Manajemen kinerja baru yang berdasarkan TQM akan mengantar kinerja karyawan, tim, dan organisasi ke yang terbaik. Berikut ini karakteristik-karakteristik Manajemen Kinerja Baru (MKB) yang berdasarkan TQM:
- Berdasarkan pada kebutuhan dan harapan customer;
- Berfokus pada tim dan individu;
- Dinyatakan dalam target perbaikan;
- Berorientasi terhadap pencapaian kinerja berkualitas dan kepuasan customer;
- Feedback kinerja datang dari banyak sumber;
- Interdependent collective unit;
- Berorientasi ke masa yang akan datang;
Baca Juga: Aplikasi Pengiriman Uang ke Luar Negeri Terbaik dan Terpercaya 100%
Dengan adanya perbedaan karakteristik yang cukup signifikan pada keduanya dapat disimpulkan bahwa mengganti manajemen kinerja dari tradisional ke manajemen kinerja baru sangat dibutuhkan dalam sebuah perusahaan, agar perusahaan dapat bersaing secara global.
Akan tetapi, perubahan tersebut tentunya sangat berpengaruh bagi karyawan yang sudah bekerja lama di perusahaan tersebut.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk karyawan jika mereka ingin tetap tinggal di perusahaan tersebut maka harus mampu mengikuti setiap perkembangan yang dilakukan di perusahaan atau jika mereka tidak ingin berkembang bisa jadi perusahaan mengambil langkah untuk pemberhentian dan mencari Sumber Daya Manusia yang lebih kompeten lagi.
Ini demi terciptanya manajemen kinerja yang optimal agar dapat bersaing di pasar global. Melihat untuk saat ini perkembangan sektor bisnis berkembang sangat pesat, jika tidak diimbangi dengan manajemen kinerja yang bagus maka suatu perusahaan akan tertinggal jauh dan berpotensi mengalami kebangkrutan.
Dengan demikian artikel ini saya buat dengan sebenar-benarnya, saya harapkan pembaca dapat mengambil ilmu dari artikel yang telah saya buat.
Penulis: Ledysta Faradila Putri
Mahasiswa Jurusan Manajemen STIE Pembanganan Tanjungpinang
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi