Pola Asuh Orang Tua dan Faktor Utama Pembentukan Karakter Anak

Pola Asuh Orang Tua
Sumber: Penulis

Pola asuh merupakan salah satu faktor utama pembentukan karakter anak. Selain pola asuh, lingkungan juga salah satu faktor pembentukan karakter anak.

Pola asuh dan lingkungan yang baik harus diberikan ketika anak masih balita. Pola asuh yang baik, yaitu mendukung minat dan bakat anak, memberikan apresiasi atas pencapaian anak, dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

Perlakuan atau pengasuhan yang didapatkan oleh anak sedari kecil akan terus diingat sampai dewasa nanti sehingga orang tua harus memberikan kebiasaan-kebiasaan yang baik.

Orang tua harus menjadi contoh yang baik karena anak bisanya mencontoh dan melakukan timbal balik atas apa yang ia dapatkan dari orang tuanya.

Bacaan Lainnya

Jika ia mendapatkan perilaku yang baik dari orang tuanya, maka ia akan memperlakukan orang tuanya dengan baik.

Sebaliknya, jika ia mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang tuanya, maka ia akan memperlakukan orang tuanya dengan tidak baik.

Baca Juga: Pola Asuh Permisif Orang Tua dan Kesehatan Mental Anak

Menurut Hurlock, terdapat tiga macam pola asuh, di antaranya yaitu: pola asuh permisif, otoriter, dan demokratif.

Pola asuh permisif merupakan pola asuh yang memberikan kebebasan pada anak dan tidak memberikan larangan apapun.

Contohnya seperti, anak tidak belajar untuk menghadapi ujian karena malas. Meskipun tidak belajar untuk menghadapi ujian, anak tidak akan dimarahi oleh orang tuanya.

Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang tegas. Artinya, anak harus mengikuti perintah atau aturan yang diberikan oleh orang tua, apabila perintah tersebut tidak dilaksanakan maka anak akan mendapatkan cemooh atau mendapatkan hukuman dari orang tuanya.

Contohnya, yaitu ketika anak tidak mendapatkan ranking satu di kelas. Karena hal tersebut, maka anak akan mendapatkan cemooh atau hukuman dari orang tuanya.

Pola asuh demokratif merupakan pola asuh yang di dalamnya terdapat komunikasi antara orang tua dan anak.

Baca Juga: Dampak Pola Asuh Tunggal terhadap Perkembangan Remaja

Komunikasi yang dimaksud, yaitu apabila terdapat aturan yang diberikan, orang tua melibatkan anak-anak dalam mengambil keputusan.

Contohnya, yaitu ketika anak tidak mau makan. Meskipun anak tidak mau makan, ia tidak akan dimarahi melainkan orang tuanya memberikan pilihan supaya perut anak tetap terisi.

Adapun manfaat yang diberikan jika menerapkan pola asuh permisif, yaitu anak bisa mengeksplor dunia luar, menjadi percaya diri, mempunyai banyak relasi, bisa belajar untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dan juga mengembangkan minat dan bakat

Adapun dampak yang diberikan ketika menerapkan pola asuh permisif, yaitu berupa dampak positif dan negatif.

Dampak positifnya yaitu anak bisa mempelajari banyak hal, mampu memposisikan diri di dalam masyarakat, dapat mengurangi stres dan kecemasan, dan belajar untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

Dampak negatifnya, yaitu anak terjerumus ke dalam pergaulan bebas, agresif, dan kurang disiplin.

Baca Juga: Pola Asuh Single Parent dan Kesehatan Mental

Selain itu, adapun dampak pola asuh permisif terhadap budaya, yaitu anak tidak mematuhi atau tidak menghormati norma-norma yang ada di dalam masyarakat.

Adapun cara yang bisa dilakukan jika anak terjerumus ke dalam perilaku negatif akibat pola asuh permisif, yaitu dengan meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak, memberikan informasi mengenai dampak dari pergaulan bebas, menanamkan nilai-nilai agama.

Selain itu, mengajak teman-temannya untuk memperbaiki perilakunya agar anak menjadi terpengaruh oleh teman-temannya untuk memperbaiki perilaku, membuat larangan atau aturan, dan memberikan nasihat apabila telah melakukan kesalahan.

Pola asuh yang baik harus diberikan mulai dari ketika anak masih kecil. Ada tiga macam pola asuh, yaitu permisif, otoriter, dan demokratif.

Pola asuh permisif ini sering dikatakan sebagai pola asuh yang salah karena memberikan kebebasan pada anak.

Meskipun sering dikatakan sebagai pola asuh yang salah, pola asuh ini memberikan manfaat, dampak positif, seperti anak menjadi percaya diri, bisa mempelajari dunia luar, dan mandiri.

Baca Juga: Pola Asuh, Pembagian Kerja, dan Tuntutan Ekonomi pada Keluarga Milenial

Namun, dampak positif tersebut bisa lebih maksimal jika orang tua memberikan beberapa aturan kepada anak supaya anak tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas.

Jika anak terjerumus ke dalam pergaulan bebas karena pola asuh yang salah, maka pola asuh tersebut bisa diperbaiki dengan cara memperbanyak komunikasi antara orang tua dan anak, mengawasi pergaulan anak, dan menanamkan nilai-nilai agama.

 

Penulis: Ghaida Tsurayya
Mahasiswa Prodi Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses