Potensi Limbah Buah dan Sayur Menjadi Ekoenzim sebagai Zat Aktif pada Sabun Batang untuk Menjaga Kebersihan dan Kesehatan

Pengabdian Masyarakat
Dokumentasi Kegiatan Pengabdian Masyarakat (Sumber: Dokumentasi Penulis)

Kegiatan Pengabdian Masyarakat dilaksanakanĀ  pada tanggal 07 Juni 2023 pukul 08.00 WIB dengan peserta 40 orang Lansia Bahagia Sejahtera Ketintang Wiyata III Surabaya, berjalan dengan lancar.

Kegiatan ini berupa penjelasan mengenai potensi limbah buah dan sayur menjadi ekoenzim sebagai zat aktif pada sabun batang untuk menjaga kebersihan dan Kesehatan di Posyandu Lansia Bahagia sejahtera Ketintang Wiyata III Surabaya.

Selain memberikan penjelasan kami juga melakukan praktek di lapangan tentang tata cara pembuatan sabun batangĀ  dengan media ekoenzim.

Dalam kegiatan ini juga dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran tensi darah, cek gula darah dan cek kolesterol oleh Mahasiswa Akademi Farmasi Surabaya dan petugas kesehatan dari Puskesmas Gayungan kepada peserta Posyandu Lansia Bahagia Sejahtera Ketintang Wiyata III Surabaya.

Bacaan Lainnya

Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini diharapkan dapat memberi wawasan kepada masyarakat dan peserta Lansia Bahagia Sejahtera Ketintang Wiyata III Surabaya tentang Potensi Limbah Buah dan Sayur Menjadi Ekoenzim sebagai zat aktif pada sabun batang untuk menjaga kebersihan dan Kesehatan.

Kedepannya masyarakat dapat kembali menggunakan pembersih/ pelembab yang bersumber dari bahan alam, karena pembersih/ pelembab yang terlalu banyak mengandung bahan

Peserta Pengmas Posyandu Lansia Bahagia Sejahtera

Proses Pembuatan SabunĀ BatangĀ Berbahan Ekoenzim

Ekoenzim merupakan zat organik kompleks dari rantai protein (enzim), asam organik, dan garam mineral yang dihasilkan melalui fermentasi buah atau sayuran, gula, serta air.

Cairan ekoenzim ini berwarna coklat dan memiliki bau asam manis yang kuat. Pembuatan ekoenzim mudah dan murah; produk yang dihasilkan juga bersifat ramah lingkungan dan tidak toksik pada manusia.

Pembuatan ekoenzim juga dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi penumpukan sampah organik.

Berdasarkan berbagai hasil penelitian, ekoenzim memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri Gram positif, bakteri Gram negatif, dan fungi.

Potensi ekoenzim sebagai disinfektan juga telah diuji menggunakan metode koefisien fenol. Penelitian Arun and Sivashanmugam (2015) melaporkan bahwa ekoenzim (tomat, kembang kol, nanas, jeruk, mangga) efektif membunuh Salmonella typhi dengan nilai koefisien fenol.

Setelah mengidentifikasi pemanfaatan ekoenzim sebagai bahan dasar pembuatan sabun batang, kegiatan selanjutnya adalah mengimplementasikan dengan membuat sabun batang yang berbahan dasar ekoenzim.

Proses pembuatan sabun batang dari ekoenzim dilakukan melalui berbagai tahapan diantaranya:

  1. Tuangkan air sesuai takaran kedalam baskom;
  2. MasukkanĀ NaOH kedalam air (baskom air) dan aduk menggunakan spatula sampai merata.;
  3. Tuangkan minyak sawit, minyak kelapa dan minyak zaitun kedalam baskom campuran minyak.;
  4. Masukkan air ekoenzim kedalam baskom air.;
  5. Campurkan baskom minyak dan baskom air menjadi satu adonan.;
  6. Tambahkan minyak atsiri (Fregrance Oil) dan pewarna secukupnya.;
  7. Diamkan selama 24 jam dan dipotong sesuai ukuran, dan
  8. Dikemas dan dibiarkan selama 2 minggu sebelum digunakan agar memadat sempurna.

Permasalahan akan timbul apabila masyarakat Ketintang Wiyata III Surabaya tidak memiliki alat dan bahan yang dapat menunjang pembuatan sabun batang, karena untuk memberi kekentalan pada sabun cair menggunakan air panas dan alatnya untuk mempertahankan suhunya seperti mortir stamper, aquades, dan beberapa alat lainnya.

Ā Demonstrasi bahan-bahan yang digunakan pembuatan sabun batang.

Alternatif solusi lainnya adalah menggunakan sabun batang yang memiliki wangi dan ringan yang ditambahkan dengan ekstrak tanaman herbal lokal yang memiliki khasiat tertentu.

Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat yang paling utama adalah bagaimana masyarakat Ketintang Wiyata III Surabaya dapat mengimplementasikan cara pembuatan sabun batang yang berbahan dasar ekoenzim, dan mampu memanfaatkan tanaman lokal sebagai sumber tanaman obat atau minuman yang berkhasiat untuk kesehatan tubuh kita.

 

Penulis: Syukrianto
Mahasiswa Farmasi, Akademi Farmasi Surabaya

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses