Pudarnya Budaya Timur

Pudarnya budaya timur

Indonesia kaya akan adat kebudayaan yang beraneka ragam. Budaya adalah sebuah kebiasaan yang dilakukan terus-menerus dan menjadi kebiasaan di masyarakat, dan merupakan salah satu warisan dari nenek moyang kita. Keragaman budaya Indonesia tidak kurang dari 470 suku bangsa dan 19 daerah hukum adat yang kurang lebih memiliki 300 bahasa yang digunakan oleh kelompok masyarakat daerah. Selain bahasa, Indonesia juga memiliki tari-tarian serta alat musik yang sangat beragam. Budaya yang beraneka ragam inilah yang dapat menjadi daya tarik Indonesia bagi para wisatawan luar.

Dampak Positif Teknologi

Namun dengan adanya perkembangan zaman yang membuat sebuah informasi menjadi sangat mudah untuk diakses. Akibatnya, masyarakat Indonesia terpengaruh dengan budaya luar. Sehingga kebudayaan Indonesia mulai luntur ditelan zaman, dan banyak ditinggalkan oleh kalangan remaja. Teknologi tentu memberikan dampak bagi kalangan remaja, baik dampak positif maupun negatif. Di mana dampak positif mereka dapat berkomunikasi dengan cepat bahkan dapat berkomunikasi dengan orang yang berada jauh dari mereka, mudah mendapatkan informasi maupun hiburan, dll.

Dampak Negatif Teknologi

Namun, dampak buruknya, sebagian dari mereka banyak yang meniru kebudayaan orang barat, yang mereka temukan dari kecanggihan teknologi tersebut. Banyak dari mereka yang menirukan gaya berbicara, cara berpakaian, dsb. Adanya arus globalisasi ini mengakibatkan pemikiran sebagian bangsa Indonesia khususnya para generasi muda bahwa budaya barat lebih keren, populer, dan modern dibandingkan budayanya sendiri.

Masyarakat Indonesia saat ini lebih menyukai budaya asing ketimbang budaya sendiri dan hal ini juga dipengaruhi oleh globalisasi. Hal ini dapat dilihat di lingkungan sekitar, contoh kecilnya adalah anak-anak saat ini sudah tidak lagi bermain dengan permainan tradisional seperti dahulu. Saat ini mereka lebih memilih bermain dengan menggunakan gadget. Contoh lain, seperti menirukan style idola dari luar dan juga menirukan bahasa yang digunakan idola mereka. Hal ini menunjukan bahwa nilai-nilai budaya yang dimiliki Indonesia mulai pudar. Bukannya memupuk rasa nasionalisme dengan menggunakan barang yang berasal dari dalam negeri, kebanyakan dari mereka malah membanggakan dan membandingkan produk yang mereka dapatkan dari luar negeri.

Bacaan Lainnya

Hal ini sangat miris bukan? Generasi penerus Bangsa Indonesia tidak melestarikan budaya sendiri, sehingga budaya Indonesia semakin memudar. Bahkan tidak sedikit budaya Indonesia yang dicuri oleh negeri tetangga, namun banyak yang menghiraukannya. Tentu sebaiknya sebagai generasi penerus bangsa, kita harus melestarikan budayanya sendiri, agar lebih dikenal.

Lestarikan Budaya Bangsa

Seharusnya kita bangga dengan budaya sendiri serta memakai budaya sendiri agar tidak tertelan zaman. Apabila pemikiran para generasi muda tidak dapat pulih untuk mencintai budayanya sendiri, maka cepat atau lambat pasti kebudayaan Indonesia dapat lebih terkikis. Untuk itu, sebelum semua terjadi, sebagai generasi penerus bangsa kita harus berani untuk memperjuangkan kembali kebudayaan tradisional yang sudah diwariskan oleh nenek moyang kita.

Sebagai penerus bangsa, kita perlu menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri bangsa. Rasa nasionalisme dapat ditumbuhkan dengan cara mengenakan produk Indonesia, bangga menggunakan produk lokal. Cara penanganan lain agar semua pengaruh tersebut dapat diambil sisi positifnya ialah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa, dengan tertanamnya jati diri bangsa pada setiap individu diharapkan mampu menjadi filter bagi kebudayaan asing yang dapat masuk kapan saja.

Harapan dalam bidang kebudayaan yang sebenarnya diperlukan untuk ke depannya ialah masyarakat mampu mengolaborasikan antara produk budaya dengan teknologi. Agar dapat lebih mengembangkan kebudayaan bangsa Indonesia, karena kebudayaan bangsa Indonesia merupakan salah satu kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki oleh bangsa lain.

Penulis: Sariatul Amanah
Mahasiswa prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Tulungagung

Editor: Keke Putri Komalasari

Baca Juga:
Meningkatkan Eksistensi dan Toleransi Budaya Melalui Media Sosial
Pendidikan “Merdeka dan Berbudaya” di Era Pandemi
Modernisasi dan Perpaduan Budaya dalam Adat Pernikahan Etnis Pesisir

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses