Judul Buku: Filsafat Ilmu
Pengarang: Moon Hidayati Otoluwa dan Adriansyah A. Katili
Penerbit: Ideas Publishing
Halaman: vii-65 halaman
Cetakan: Pertama
Tahun terbit: Januari 2023
ISBN: 978-623-234-275-0
Pengantar
Buku ini ditulis untuk mempermudah mahasiswa atau pembaca dapat memahami tentang filsafat ilmu. Filsafat ilmu menjadi salah satu mata kuliah yang sulit dipahami oleh sebagian besar mahasiswa.
Oleh sebab itu, buku ini akan berusaha menyajikan materi filsafat ilmu dengan bahasa yang sederhana, sehingga mahasiswa dan pembaca lainnya mudah memahami.
Bab I Pengertian Filsafat dan Cakupan Filsafat
A. Pengertian Filsafat Ilmu
Menurut bahasa filsafat berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu kata “Philo” dan “Sophia”. Philo bermakna cinta, sedangkan Sophia bermakna kebenaran dan kearifan. Dari makna tersebut dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah sikap mencintai kebenaran dan kearifan.
Sedangkan menurut istilah banyak para filsuf yang mengemukakan pengertian filsafat, salah satunya menurut Plato (bapak filsafat), mengatakan ilmu tentang memahami kebenaran yang hakiki. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa filsafat adalah berpikir secara radikal dan sistematis tentang kenyataan yang ada.
Dalam cakupannya, filsafat mencakup tiga hal yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi membahas tentang hakikat realitas, epistemologi membahas tentang cara memperoleh ilmu dan aksiologi membahas nilai-nilai dalam perilaku.
Kegiatan berfilsafat dimulai pada saat manusia memperhatikan keadaan diri dan keadaan sekitar. Kegunaan filsafat sendiri bermanfaat dalam berbagai bidang, di antaranya:
- Dalam bidang agama, filsafat dapat memperkuat keyakinan dan ketuhanan;
- Penghubung antara agama dan ilmu pengetahuan;
- Mengajarkan kita untuk berpikir;
- Mengajarkan untuk bersifat arif dalam menghadapi perbedaan pendapat;
- Sarana memahami hakikat sesuatu;
- Berguna sebagai metode ilmiah.
B. Macam-Macam Filsafat
Filsafat dibagi menjadi beberapa bagian di antaranya:
- Filsafat agama;
- Filsafat hukum;
- Filsafat ekonomi;
- Filsafat ketuhanan;
- Filsafat manusia;
- Filsafat bahasa;
- Filsafat politik;
- Filsafat pendidikan;
- Filsafat ilmu.
Baca Juga: Filsafat Ilmu Pengetahuan: Jembatan Barat dan Islam dalam Memandang Ilmu
Bab II Filsafat Ilmu (Hakikat dan Tujuan)
A. Hakikat Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu adalah usaha manusia untuk memahami hakikat ilmu melalui pemikiran yang mendalam untuk memperoleh pengetahuan yang benar.
Pemikiran yang mendalam dan radikal agar manusia mampu memahami hakikat ilmu. Selanjutnya, ilmu pengetahuan bisa diterima sebagai kebenaran ilmiah dengan dua syarat, yaitu rasional dan empiris untuk dianggap benar.
B. Tujuan Filsafat Ilmu
Tujuan filsafat ilmu adalah menjelaskan cara memperoleh ilmu, menjelaskan tujuan ilmu dan merumuskan bagaimana perilaku bermoral seorang ilmuwan dalam kegiatan keilmuan.
Bab III Ontologi
A. Makna Ontologi
Ontologi berasal dari Bahasa Yunani “ontos” yang berarti wujud dan “logos” yang berarti ilmu. Jadi, ontologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang hakikat wujud yang ada. Dengan ontologi ini, maka muncul berbagai filsafat, yaitu filsafat idealisme, filsafat dualisme, filsafat materialisme, filsafat skeptisisme dan filsafat agnotisme.
B. Teori Kebenaran
Para filsuf telah merumuskan kebenaran itu sesuai dengan cara berpikir masing-masing. Berikut beberapa teori kebenaran:
- Teori idealisme;
- Teori rasionalisme;
- Teori vositifisme;
- Teori rasio murni;
- Teori wahyu;
- Teori koherensi;
- Teori korespendensi;
- Teori paragmatisme;
- Teori esensialisme;
- Teori ilmiah;
- Teori perenialisme;
- Teori fenomenologi.
Baca Juga: Resume Buku: Kompilasi Penelitian Berbasis Filsafat Ilmu Pendidikan Islam
Bab IV Epistimologi
Epistemologi adalah ilmu yang membahas cara memperoleh ilmu dan pentingnya logika dalam berpikir. Kebenaran ilmu pengetahuan bisa dianggap benar bila memenuhi dua syarat, yaitu rasional dan empiris. Pentingnya logika sebagai panduan berpikir agar memperoleh pemahaman yang benar dan membedakan kebenaran secara objektif.
Ragam logika terbagi menjadi dua, yaitu logika naturalis dan logika artifisial. Selanjutnya untuk sampai pada suatu kesimpulan, manusia melakukan suatu proses penalaran.
Proses penalaran ini dikenal sebagai silogisme, yakni kegiatan berpikir dengan menyusun premis-premis. Proses penalaran itu dilakukan dengan dua metode, yaitu penalaran deduktif dan induktif.
Bab V Aksiologi
Secara bahasa, aksiologi berasal dari bahasa Yunani kuno “axio” yang berarti nilai dan “logos” yang berarti ilmu. Sedangkan menurut istilah aksiologi adalah ilmu tentang kegunaan ilmu pengetahuan dari sudut pandang filsafat ilmu.
Dalam filsafat umum, aksiologi melahirkan dua cabang filsafat, yaitu etika dan estetika. Dalam pengertiannya etika adalah perilaku kehidupan manusia yang berhubungan dengan moralitas. Kemudian estetika adalah pembahasan tentang nilai-nilai keindahan yang berkaitan dengan seni, maka nilai ini bersifat subjektif.
Bab VI Sarana Berpikir Ilmiah
Sarana berpikir ilmiah adalah alat untuk berpikir ilmiah untuk mencapai suatu tujuan. Adapun macam-macamnya ada tiga, yaitu bahasa, matematik dan statistik.
Kesimpulan
Filsafat adalah kegiatan berpikir secara kritis, radikal dan sistematis tentang kenyataan yang ada. Manusia mulai berfilsafat saat memperhatikan diri, masyarakat dan lingkungan sekitar.
Selanjutnya hakikat dan tujuan filsafat adalah untuk memahami hakikat ilmu melalui pemikiran yang mendalam untuk memperoleh pengetahuan yang benar, serta menetapkan landasan moralitas dalam kegiatan keilmuan.
Dalam filsafat ilmu didasari oleh tiga aspek yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi, ketiga aspek tersebut merupakan cabang-cabang filsafat.
Penulis: Erna Maspupah (NIM: 244110402353)
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
Dosen Pengampu: Zein Muhamad Masykur, M.Ag.
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News