Minyak merupakan sumber kekayaan Arab Saudi saat ini. Pada tahun 1938, Khamis bin Rimthan yang berasal dari Arab berhasil menemukan sumber minyak di gurun yang tandus. Khamis bin Rimathan ketika itu bersama dengan seorang yang ahli di bidang geologi petroleum yang berasal dari Amerika Serikat, dia adalah Max Steineke.
Rimathan dan Steineke berhasil menemukan minyak pertama kali di daerah Damman Nomor 7, pada bulan Maret 1938 di Arab Saudi. Khamis bin Rimthan adalah seorang pemandu terpopuler dan banyak mendapat pujian dari kalangan ahli geologi ketika melakukan aksi pengeboran dan eksplorasi minyak pertamanya di Arab Saudi.
Dan pada tahun 1934, Khamis bin Rimthan mendapat tugas dari pemerintah Arab Saudi untuk bertugas di Aramco. Max Steineka adalah seorang geologi perminyakan yang berasal dari Amerika Serikat, dan sudah menyelesaikan studi pendidikan dari Universitas Stanford di California pada tahun 1921.
Baca Juga: Diplomasi Arab-Israel Palestina-Israel: Konflik atau Penjajahan? Agama atau Politik?
Dia juga sebagai kepala ahli di bidang geologi di California semenjak tahun 1936 hingga 1950. Rimthan yang dikenal dengan keahlian dalam menjelajahi padang pasir dan Max Steineke yang dikenal sebagi ahli geologi perminyakan, mendapat tugas dari Raja Abdul Aziz untuk mencari sumber minyak yang nantinya akan digunakan untuk komersial di wilayah provinsi timur.
Sebelum pencarian ini diperintahkan kepada Rimthan dan Steineka, ternyata sudah banyak yang diperintahkan oleh Raja Abdul Aziz untuk mencari sumber minyak, tetapi semunya belum mendapatkan hasil. Setelah mendapatkan tugas dari Raja Abdul Aziz, pada tahun 1937, SoCal (Standard Oil of California) mulai melakukan pengeboran sumur di Damman No 7.
Max Steineke yang bertugas sebagai kepala ahli geologi memerintahkan agar pengeboran dilakukan lebih dalam dari sumur-sumur yang sudah ada sebelumnya, karena Max Steineka menyakini ada ladang minyak yang bisa ditemukan di tempat itu (Damman).
Meski pengeboran berjalan lambat dan sempat terhenti pada bulan November 1937 karena SoCal (Standard Oil of California) memberikan keputusan untuk memberhentikan semua aktivitas yang sedang berlangsung. Max Steineke ketika mendengar kabar pemberhentian pemboran itu, dia langsung kembali ke California untuk memberi keyakinan para manajemen bahwa di semenanjung Arab itu terdapat minyak yang sangat besar.
Setelah pihak menajemen berhasil diyakinkan Max Steineke, pemboran dilanjutkan kembali, hingga akhirnya pada bulan Maret 1938, sumur minyak yang berada di Damman itu mendapatkan hasil.
Sumur minyak yang sudah berbuah baik, segera memproduksi sebanyak 3.800 barel setiap harinya. Akhirnya Max Steineke berhasil melaksanakan perintah dari Raja Abdul Aziz dan mendapatkan kediaman Saudi Aramco di Dhahran sebagai penghormatan kepada Max Steineke.
Khamis bin Rimthan dan Max Steineka berhasil mencatat sejarah sebagai orang pertama kali yang menemukan minyak di Arab Saudi, sumur minyak yang ditemukan itu dinamai “Oil Seven Ibn Rimthan”. Semenjak ditemukannya minyak di Damman No 7, Max Steineke juga berhasil menemukan sumber-sumber minyak besar yang masih berpusat di Arab Saudi: Abu Hadriyah, Abqaiq, dan Ghawar.
Dengan penemuan minyak-minyak tersebut, membawa kebangkitan yang drastis bagi negara Arab Saudi. Kehidupan Arab Saudi saat ini sudah mampu mendirikan bangunan-bangunan megah dan kokoh, kehidupan masyarakat menjadi terpenuhi, perekonomian menjadi kuat hingga saat ini.
Baca Juga: Kelompok Kurdi Syiah, Sunni, Asyur, Suku Arab di Irak, Maslawi
Namun, di sisi lain hadirnya minyak bagi masyarakat Arab Saudi menjadi mala petaka bagi mereka. Sebab, mereka selalu mengandalkan minyak ini sebagai sarana untuk memperkuat perekonomian dan politik mereka, sedangkan minyak ini tidak akan diketahui sampai kapan akhir puncaknya.
David Setiadi
Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia
Editor: Ika Lestari