Diberi kesempatan untuk berpidato dalam Pelepasan Wisudawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad, Tika Tazkya mengisi beberapa untaian kata dalam speech-nya mengenai ketakutan profesor Eropa yang mengajarnya di Polandia.
Tika adalah mahasiwa Unpad yang berkesempatan mengikuti Short Term Study di Negara yang memiliki warna komposisi bendera merah dan putih, Polandia. Di sana, Ia mengambil empat course. Satu di antaranya ialah Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa. Mata kuliah tersebut diajar oleh profesor yang hebat dan cermat.
Dalam salah satu pertemuan, profesor membahas mengenai masa depan Uni Eropa. Ia menyoroti optimismenya dalam perkembangan ekonomi dan rule of law Benua Biru. Namun, Ia juga mengutarakan kendala terbesar Eropa yang merupakan tren demografis terkini.
Baca Juga: Perempuan dan Revenge Porn
Dewan Eropa (European Council) telah mempublikasikan data bahwa kontinen tua ini kekurangan pemuda. Statistik menunjukkan bahwa mayoritas penduduk negara-negara Eropa adalah laki-laki dan perempuan lanjut usia.
Bahkan Eurostats memprediksi bahwa per tahun 2050, akan terdapat 500.000 centenarians (seseorang yang hidup mencapai usia 100 tahun) di Uni Eropa.
Meski di lain sisi ini merupakan pencapaian luar biasa bagi indeks harapan hidup Eropa yang merupakan cerminan bangsa damai dan sejahtera, mereka justru khawatir entitas ini kurang memiliki pemuda yang produktif.
Bagaimanapun, pemuda merupakan modal emas bagi ketahanan sumber daya suatu bangsa. Di pundak para pemudalah, setiap harapan pembangunan itu ada.
Berkenaan dengan diperingatinya Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2022, dalam pidatonya Tika menyemangati para rekan wisudawannya untuk menjadi pemuda lulusan yang berbudaya dan berkompeten.
Profesor Kebijakan Luar Negeri Eropa itu secara terang-terangan mengatakan “Itulah kendala Eropa, kita kekurangan pemuda.” Ia menutup kelas dengan konklusi realisnya, “So, our Future World is in the Hand of Asian Nations.”
Sebagai salah satu murid yang berasal dari Asia, Tika merasa sangat terpantik mendengarnya. Namun pantikkan itu seketika menjadi lebih menantang saat profesor menambahkan, “Ya, masa depan ada di tangan negara-negara Asia (seperti Indonesia) karena mereka memiliki banyak pemuda. Namun, hal itu hanya bisa terjadi kalau pemuda mereka berkualitas.”
Dalam kesempatan wisuda tersebut, Tika menyampaikan ketakutan profesordengan berkata, “Ayo kita buktikan bahwa ketakutan mereka itu benar adanya!”
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi