Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas intervensi ceramah promotif menggunakan media PowerPoint dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X TSM 2 di SMK Nasional Malang.
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya motivasi belajar siswa yang ditandai dengan perilaku pasif, kurangnya inisiatif, komitmen, dan sikap optimis dalam pembelajaran. Metode intervensi yang digunakan adalah ceramah promotif, dengan data dikumpulkan melalui pre-test dan post-test menggunakan kuesioner motivasi belajar berbasis skala Likert, kemudian dianalisis secara kuantitatif deskriptif.
Hasil sebelum intervensi, rata-rata motivasi belajar adalah 70% dengan 72% siswa berada dalam kategori sedang dan 6% dalam kategori rendah. Setelah intervensi, rata-rata motivasi meningkat menjadi 75%, dengan 62% siswa dalam kategori sedang dan 37% dalam kategori tinggi, serta tidak ada siswa dalam kategori rendah.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ceramah promotif dengan media PowerPoint merupakan strategi yang efektif untuk menumbuhkan kesadaran, semangat, dan komitmen belajar siswa.
Kata kunci: Motivasi belajar, Ceramah promotif, PowerPoint, Siswa SMK
Abstrack
This study aims to evaluate the effectiveness of promotive lecture intervention using PowerPoint media in improving learning motivation of class X TSM 2 students at SMK Nasional Malang. The background of this study is the low learning motivation of students which is characterized by passive behavior, lack of initiative, commitment, and optimistic attitude in learning.
The intervention method used is promotive lecture, with data collected through pre-test and post-test using a Likert scale-based learning motivation questionnaire, then analyzed quantitatively descriptively. Results Before the intervention, the average learning motivation was 70% with 72% of students in the medium category and 6% in the low category.
After the intervention, the average motivation increased to 75%, with 62% of students in the medium category and 37% in the high category, and no students in the low category. This study concludes that promotive lecture with PowerPoint media is an effective strategy to foster students’ awareness, enthusiasm, and commitment to learning.
Keywords: Learning motivation, Promotive lecture, PowerPoint, SMK students
Pendahuluan
Pada awal tahun 2020 Indonesia dilanda pandemik COVID-19, di mana semua instansi pendidikannya yang awalnya melakukan pembelajaran di sekolah berubah menjadi dirumah. Karena adanya pandemik pembelajaran dilakukan secara online atau virtual, hal ini membuat para siswa-siswi menjadi malas untuk belajar.
Faktor itu membuat minat siswa/i dalam belajar menjadi menurun berakibat banyaknya dari mereka kehilangan motivasi untuk belajar. Sama halnya dengan para siswa/i SMK NASIONAL MALANG yang kurangnya motivasi belajar karena malas untuk belajar di sekolah.
Menurut keterangan yang diberikan oleh guru beberapa dari siswa sering terlambat masuk sekolah, main handphone di kelas, bolos pelajaran bahkan bolos sekolah selain itu mereka juga sering kali tidak mengerjakan tugas selama di kelas.
Saat ini, di SMK NASIONAL MALANG ada berapa siswa-siswi yang kurang motivasi untuk belajar, selain itu dapat dilihat dari sikap siswa yang acuh terhadap proses pembelajaran, tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan materi serta tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Motivasi belajar yang kurang menjadi alasan utama para siswa-siswi melakukan hal tersebut. Motivasi belajar sendiri adalah dorongan dari dalam diri untuk belajar agar dapat mencapai cita-cita atau tujuan mereka. Motivasi belajar memiliki peran penting dalam kehidupan siswa-siswi di sekolah, bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa-siswi terdorong untuk melakukan pembelajaran di kelas.
Berdasarkan hasil asesmen yang telah dilakukan menunjukkan bahwa keseluruhan siswa yang berada pada kategorisasi tinggi memiliki indikasi yang mencerminkan perilaku malas, menunda dan tidak memiliki motivasi dalam belajar atau mengerjakan tugas akademik.
Motivasi belajar adalah dorongan internal maupun eksternal yang membangkitkan semangat siswa untuk belajar, memfokuskan perhatian mereka pada pelajaran, serta mempertahankan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran hingga tujuan akademik tercapai (Fernando et.al 2024).
Subjek kurangnya motivasi belajar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor internal seperti rasa malas, kurang semangat, lebih memilih untuk bermain hp atau menonton, dan tidur, serta kurang konsisten terutama suasana hati tidak stabil (mood). Selain itu, faktor eksternal seperti subjek bisa menunda kesenangannya karena subjek takut jika mendapatkan nilai yang buruk.
Semangat belajar subjek terkadang menurun saat subjek merasa lelah atau terbebani dengan banyak tugas sehingga subjek merasa tidak mendapatkan banyak ilmu dan merasa khawatir dengan pembelajaran di sekolah.
Menurut Mega Wulandari dan Truly Almendo (2020) Pembelajaran yang dikombinasi atau bervariasi (Blended learning) dapat mengembangkan dan memperluas proses pembelajaran dengan memberikan variasi pembelajaran tentang lingkungan dan materi pembelajarannya.
Jika subjek melakukan pembelajaran yang bervariasi akan membuat motivasi belajar subjek menjadi meningkat. Subjek mengalami kesulitan dalam belajar.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septy (2022) bahwa kesulitan belajar yaitu keadaan di mana siswa mengalami hambatan atau kesulitan sehingga tidak dapat belajar dengan baik dan menghambat proses belajarnya. Hambatan yang dirasakan subjek saat akan mulai belajar adalah rasa malas dan jenuh saat belajar di sekolah.
Subjek memiliki niat untuk terus memperbaiki diri dalam pembelajaran. Dalam hal ini perlu melakukan self awareness. Di mana Self awareness (kesadaran diri) adalah mengetahui motivasi, prefensi, dan kepribadian, lalu memahami bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi penilaian, keputusan dan interaksi seseorang dengan orang lain (Zakiah, 2017).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fernando et al., (2024) motivasi belajar yang dimiliki peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil pembelajaran siswa-siswi, siswa-siswi yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar memungkinkan dapat memperoleh nilai tinggi dari hasil belajar yang tinggi pula dan juga sebaliknya, jika siswa-siswi kurang memiliki motivasi belajar memungkinkan mereka memperoleh nilai yang rendah.
Selain itu, menurut Nirwana (2022) motivasi memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Motivasi tidak datang secara eksklusif dari siswa itu sendiri,tetapi guru harus terlibat dalam memotivasi siswa untuk belajar.
Karena hal tersebut menjadi faktor utama dilakukannya asesmen dan intervensi dengan tema “Meningkatkan Motivasi Belajar” karena motivasi belajar sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Siswa mencapai nilai bagus ketika motivasi berada di dalam diri mereka.
Oleh karena itu, motivasi belajar sangatlah penting, dalam melakukan intervensi bersifat promotif dengan metode ceramah dan tanya jawab menggunakan media ppt.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Utami & Prasetya (2021) meneliti mengenai efektivitas intervensi promotif menggunakan media powerpoint dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, materi yang disampaikan melalui ceramah berbasis ppt yang menampilkan suatu materi menarik terkait motivasi.
Dari hasil penelitian ini akan menunjukkan terkait dengan peningkatan yang signifikan pada aspek kognitif dan afektif motivasi belajar siswa setelah mengikuti intervensi. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk tidak hanya memahami pentingnya motivasi, tetapi juga merefleksikan pengalaman pribadi mereka yang akan mendorong perubahan sikap dalam belajar.
Hasil studi dari Santosa & Dewi (2021) menyatakan bahwa intervensi promotif berbasis motivasi juga dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa, hal ini menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat memperkuat faktor protektif yang diperlukan dalam meningkatkan kompetensi akademik dan karakter siswa.
Tinjauan Teori
Definisi
Motivasi belajar adalah variabel yang terdiri dari dua kata yaitu motivasi dan belajar yang keduanya memiliki arti tersendiri.
Jika membahas mengenai seringkali dibandingkan dengan istilah motif, menurut penelusuran peneliti, motif dapat diartikan sebagai gerakan atau sesuatu yang mendorong seorang individu untuk bergerak. Sedangkan, motivasi menurut Mc Donald (dalam Elma, 2023 ) adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi atau tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan, belajar menurut Slameto (2019) adalah suatu proses usaha yang bertujuan untuk mendapatkan perubahan pada tingkah laku. Dengan demikian yang dimaksud motivasi belajar adalah kekuatan pendorong dalam diri siswa untuk meningkatkan niat mereka untuk melakukan kegiatan belajar dapat membantu mereka mencapai tujuan subjek.
Menurut Santrock (dalam Juliati, 2022) motivasi melibatkan proses yang melakukan tenaga, mengarahkan, serta mempertahankan sikap. Dengan demikian, perilaku yang termotivasi ialah perilaku yang mengandung tenaga, memiliki arah serta bisa dipertahankan. Santrock juga mengungkapkan bahwa motivasi belajar ialah harapan untuk menyelesaikan sesuatu agar mencapai kesuksesan.
Aspek-Aspek
Menurut Marilyn K. Gowing (dalam Alyusfitri, 2020) terdapat empat poin aspek-aspek motivasi belajar sebagai berikut:
1. Dorongan Mencapai Sesuatu
Peserta didik merasa terdorong untuk berjuang demi mewujudkan keinginan dan harapan-harapannya.
2. Komitmen
Komitmen adalah salah satu aspek yang cukup penting dalam proses belajar. Dengan memiliki komitmen yang tinggi, peserta didik memiliki kesadaran untuk belajar, mampu mengerjakan tugas dan mampu menyeimbangkan tugas.
3. Inisiatif
Peserta didik dituntut untuk memunculkan inisiatif-inisiatif atau ide-ide baru yang akan menunjang keberhasilan dan kesuksesannya dalam menyelesaikan proses pendidikannya, karena ia telah mengerti dan bahkan memahami dirinya sendiri, sehingga ia dapat menuntun dirinya sendiri untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya dan juga orang di sekitarnya.
4. Optimis
Sikap gigih, tidak menyerah dalam mengejar tujuan dan selalu percaya bahwa tantangan selalu ada, tetapi setiap dari kita memiliki potensi untuk berkembang dan bertumbuh lebih baik lagi.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa menurut Fauziyah dan Kurniawan (2020), yaitu:
1. Faktor Internal
a. Cita-cita dan Aspirasi
Faktor pendukung yang dapat memperkuat dalam proses belajar.
b. Kemampuan Peserta Didik
Kemampuan yang dimaksud yaitu segala potensi yang dimiliki itu baik dari segi intelektual maupun psikomotorik.
c. Kondisi Peserta Didik
Kondisi fisiologis yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik ketika peserta didik mempunyai peluang untuk mencapai keberhasilan.
d. Keadaan psikologis peserta didik
2. Faktor Eksternal
a. Kondisi lingkungan belajar, yang kondusif akan mendukung dan memperkuat semangat belajar siswa.
b. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, teman-teman di kelas yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
c. Lingkungan sosial masyarakat, ketika siswa merasa diakui keberadaannya dengan keikutsertaan kegiatan masyarakat yang juga dapat mempengaruhi semangat belajar.
d. Lingkungan sosial keluarga, hubungan antar orang tua dan anak yang harmonis dan saling menghargai juga dapat mempengaruhi semangat motivasi dalam proses belajar.
e. Lingkungan non sosial, terbagi dua yaitu lingkungan alamiah dan faktor instrumental.
Lingkungan alamiah, artinya dukungan, kasih sayang dan kebiasaan-kebiasaan keluarga yang baik akan mempengaruhi motivasi belajar anak. Sedangkan faktor instrumental seperti fasilitas atau sarana prasarana yang disediakan oleh sekolah juga akan mempengaruhi semangat siswa dalam belajar.
Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah yang bersifat promotif dengan menggunakan media PPT yang merupakan pendekatan paling efektif untuk mengatasi masalah rendahnya motivasi belajar pada siswa. Intervensi ini ditujukan untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas X TSM 2.
Metode ceramah merupakan salah satu bentuk komunikasi satu arah yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara lisan kepada sekelompok audiens. Ceramah menjadi metode yang populer karena efisien, mudah diterapkan, dan dapat menjangkau banyak peserta sekaligus dalam waktu singkat (Ramadhani & Yuliana, 2020).
Metode ceramah dipilih karena efektif dalam menyampaikan informasi secara sistematis dan cepat kepada kelompok besar, terutama ketika waktu terbatas namun materi perlu tersampaikan secara menyeluruh (Astuti & Mulyani, 2021). Ceramah juga cocok digunakan dalam kegiatan promotif yang bertujuan membentuk kesadaran dan pemahaman dasar sebelum siswa diarahkan pada perubahan perilaku belajar (Lestari et al., 2020).
Untuk mengukur efektivitas intervensi dengan menggunakan kuesioner motivasi belajar yang diberikan dalam bentuk pretest sebelum ceramah dan posttest setelahnya. Data hasil pretest dan posttest dianalisis secara kuantitatif deskriptif, melalui perhitungan rata-rata (mean), standar deviasi, dan distribusi frekuensi.
Selanjutnya, hasil dikategorikan ke dalam tiga tingkat motivasi belajar yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tingkat motivasi sebelum dan sesudah intervensi (Hidayat & Ramdhani, 2022).
Oleh karena itu, penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan tersebut dapat meningkatkan persepsi siswa terhadap pentingnya belajar dan memperbaiki sikap mereka terhadap proses belajar.
Studi oleh Amalia dan Sari (2022) menyatakan bahwa penggunaan media PowerPoint dalam ceramah motivasi mampu meningkatkan keterlibatan siswa dan memperkuat pemahaman mereka terhadap nilai belajar.
Selain itu, penelitian oleh Puspitasari dan Widodo (2021) menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan penyuluhan motivasional melalui ceramah berbasis media visual mengalami peningkatan signifikan dalam motivasi intrinsik belajar.
Hasil dan Pembahasan
Variabel |
Mean | Standar Deviasi | Kategorisasi data | |||
Kategori | Nilai | Frekuensi |
Presentase |
|||
Motivasi Belajar | 70% | 12,6% | Rendah | X< 51 | 2 | 6% |
Sedang | 51 ≤ X ≤ 74 | 23 | 72% | |||
Tinggi | 74< X | 7 | 22% |
Pada tabel pre-test di atas, terdapat 32 siswa berdasarkan variabel motivasi belajar, nilai mean dan standar deviasi variabel motivasi belajar adalah M= 70 dan SD= 12,6. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden berada pada kategori rendah sebanyak 2 responden (6%), kategori sedang sebanyak 23 responden (72%), dan kategori tinggi sebanyak 7 responden (22%).
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki tingkat motivasi belajar yang berada dalam kategori sedang, yang mengidentifikasi adanya kecenderungan kurangnya motivasi belajar. Meskipun demikian, keberadaan siswa dalam kategori tinggi tetap menjadi perhatian karena dapat mengganggu pencapaian akademik mereka.
Siswa yang tergolong dalam kategorisasi tinggi tidak mengalami hambatan dalam belajar. Sementara itu, siswa yang berkategori rendah menunjukkan bahwa tidak memiliki motivasi untuk belajar dan mengerjakan tugas.
Variabel |
Mean | Standar Deviasi | Kategorisasi data | |||
Kategori | Nilai | Frekuensi |
Presentase |
|||
Motivasi Belajar | 75% | 10% | Sedang | 51 ≤ X ≤ 74 | 20 | 62% |
Tinggi | 74< X | 12 | 37% |
Pada tabel post-test di atas, terlihat hasil post-test motivasi belajar dari 32 siswa setelah dilakukan intervensi. Nilai mean dan standar deviasi variabel motivasi belajar meningkat menjadi M= 75%, dan SD= 10%.
Berdasarkan tabel tersebut, siswa yang berada pada kategori sedang sebanyak 20 responden (62%), sedangkan yang berada pada kategori tinggi meningkat menjadi 12 responden (37%), dan tidak ada siswa yang tergolong dalam kategori rendah.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa secara keseluruhan, yang terlihat dari bertambahnya jumlah siswa pada kategori tinggi dan hilangnya siswa pada kategori rendah.
Peningkatan ini mencerminkan efektivitas intervensi ceramah promotif yang diberikan, di mana siswa menjadi lebih termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dan menunjukkan sikap belajar yang lebih positif setelah intervensi dilakukan. Selain itu, berkurangnya standar deviasi dari sebelumnya menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa cenderung lebih stabil dan merata setelah intervensi.
Diagram pre-test dan post-test di atas diambil dari salah satu siswa kelas X TSM 2 sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi promotif dengan metode ceramah. Pada diagram pretest tersebut terlihat bahwa motivasi belajar siswa masih berada pada tingkat yang kurang optimal, dengan beberapa aspek seperti dorongan mencapai tujuan, komitmen inisiatif dan sikap optimis masih belum menunjukkan skor maksimal.
Hal ini mengindikasikan bahwa siswa sebelum diberikan intervensi belum memiliki kesadaran penuh serta semangat belajar yang tinggi. Namun setelah diberikan intervensi dalam bentuk ceramah promotif menggunakan media PowerPoint, terjadi perubahan positif pada hasil post-test.
Baca juga: Teori Motivasi Belajar
Terlihat adanya peningkatan skor pada aspek-aspek motivasi belajar, seperti meningkatnya dorongan untuk mencapai tujuan, komitmen dalam belajar yang lebih kuat, serta sikap yang lebih optimis terhadap proses pembelajaran. Diagram post-test menunjukkan bahwa siswa tersebut mulai memiliki motivasi yang lebih tinggi dan kesadaran belajar yang meningkat dibandingkan sebelumnya.
Perbandingan antara diagram pre-test dan post-test ini menunjukkan adanya peningkatan tingkat motivasi belajar siswa setelah intervensi. Intervensi yang telah dilakukan berhasil dan juga memberikan banyak dampak positif terhadap motivasi belajar siswa.
Perubahan skor menunjukkan bahwa pendekatan ceramah yang bersifat promotif efektif dalam menanamkan kesadaran, membangkitkan semangat belajar, serta memperkuat komitmen siswa terhadap proses pendidikan. Serta penurunan dari jumlah siswa dalam kategori sedang dan hilangnya kategori rendah merupakan indikator bahwa sejumlah siswa telah mengalami peningkatan dan berpindah ke kategori tinggi.
Ini menandakan bahwa intervensi yang dilakukan berhasil mendorong perubahan positif pada sebagian besar siswa. Dengan meningkatnya jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan tidak adanya lagi siswa dalam kategori rendah, maka dapat disimpulkan bahwa intervensi promotif yang dilakukan menggunakan metode ceramah dengan bantuan media PowerPoint terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
Dengan demikian metode ceramah ini dapat dikatakan efektif dan mampu dalam meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya belajar, membangun semangat, dan memperkuat sikap positif dalam proses pembelajaran, sehingga intervensi dapat dinyatakan berhasil.
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil intervensi yang dilakukan pada siswa kelas X TSM 2 di SMK Nasional Malang terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari perbandingan hasil pre-test dan post-test, yang menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata motivasi serta perpindahan siswa dari kategori motivasi rendah ke kategori sedang dan tinggi.
Penggunaan metode ceramah promotif yang didukung media PowerPoint mampu menarik perhatian siswa, meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya belajar, serta mendorong sikap belajar yang lebih positif.
Selain itu, intervensi ini juga menunjukkan bahwa penyampaian materi yang menarik, interaktif, dan relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari dapat meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.
Implikasi
Dari laporan ini menunjukkan bahwa strategi ceramah promotif efektif dalam meningkatkan motivasi belajar pada siswa. Hal ini menegaskan bahwa pentingnya penggunaan media visual seperti PowerPoint untuk menarik perhatian dan memudahkan dalam memahami materi.
Guru perlu lebih kreatif dalam menyampaikan pembelajaran agar siswa lebih aktif dan termotivasi. Intervensi ini juga menunjukkan bahwa pendekatan yang tepat dapat membentuk sikap belajar positif, meningkatkan kesadaran, komitmen, dan inisiatif siswa.
Selain itu, keterlibatan lingkungan sekolah dan peran orang tua sangat diperlukan untuk menjaga keberlanjutan motivasi belajar. Pendekatan seperti ini layak diterapkan secara rutin untuk menciptakan proses belajar yang lebih efektif dan menyenangkan.
Penulis: Fildza Farel Aliftaza Najwa
Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Dosen Pembimbing: Dr. Zainul Anwar, M.Psi., Psikolog
Referensi
Astuti, L., & Mulyani, S. (2021). Efektivitas Metode Ceramah dalam Pembelajaran Interaktif di Sekolah Menengah. Jurnal Pendidikan Nusantara, 5(1), 33–41. https://doi.org/10.31219/osf.io/educ21
Amalia, R., & Sari, D. A. (2022). Pengaruh Ceramah Motivasi Belajar Menggunakan Media PowerPoint terhadap Semangat Belajar Siswa Sekolah Menengah. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 11(1), 35–42.
Cahyani, A., Listiana, I. D., & Larasati, S. P. D. (2020). Motivasi belajar siswa SMA pada pembelajaran daring di masa pandemi covid-19. IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, 3(01), 123-140.
Fernando, Y., Andriani, P., & Syam, H. (2024). Pentingnya motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa. ALFIHRIS: Jurnal Inspirasi Pendidikan, 2(3), 61-68.
Gowing, Marilyn K. “Measurement of Individual Emotional Competence” dalam Daniel Goleman, Cary Cherniss (ed.). The emotionally intelligent workplace: How to select for, measure, and improve emotional intelligence in individuals, groups, and organizations. (Fransisco: Jossey-Bass, 2001)
Hidayat, R., & Ramdhani, M. A. (2022). Penggunaan Skala Likert untuk Pengukuran Motivasi Belajar Siswa SMA. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, 8(1), 55–62. https://doi.org/10.24114/jppk.v8i1.2022.32145
Julianti, U. F. (2022). Prestasi Belajar Mahasiswa: Kaitannya dengan Kualitas Pengajaran Dosen. Penerbit Nem.
Lestari, D., Wulandari, N., & Harahap, S. (2020). Intervensi Promotif dalam Pendidikan Kesehatan Remaja: Studi Kasus Metode Ceramah. Jurnal Promkes, 8(2), 111–118. https://doi.org/10.20473/jpk.V8.I2.2020.111-118
Nirwana, H. (2022). Studi Literatur: Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran. Eductum: Jurnal Literasi Pendidikan , 1 (2), 350-350.
Ramadhani, M., & Yuliana, S. (2020). Intervensi Psikoedukasi melalui Ceramah terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 9(1), 27–34.
Santosa, H., & Dewi, A. M. (2021). Efektivitas pelatihan motivasi belajar berbasis self-directed learning terhadap kemandirian belajar siswa. Jurnal Psikologi Terapan, 9(3), 112–120.
Septy Nurfadhillah, D. (2022). Analisis Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) dan Kesulitan Belajar Menulis(Disgrafia) Sswa Kelas I SDN Tanah Tinggi 3 Tanggerang. MASALIQ : Jurnal Pendidikan Dan Sains,2(1).
Utami, L., & Prasetya, R. (2021). Intervensi promotif berbasis PowerPoint dan wawancara dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan, 5(2), 99–107
Widyastuti, S. R. (2022). Pengembangan skala likert Untuk mengukur sikap terhadap penerapan penilaian autentik siswa sekolah menengah pertama. Jendela ASWAJA, 3(02), 57-75.
Wulandari, M. dan Almenda, T. (2020)Technology for English languageLearning. Yogyakarta: Sanata DharmaUniversity Press
Zakiah, N. E. (2017). Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berbasis gaya kognitif untuk meningkatkan self awareness siswa. Teorema: Teori dan Riset Matematika, 2(1), 11-20.
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News